14. Kebangkitan pertama

281 67 3
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||



Vote & komen



--------------------------------🌹--------------------------

--------------------------------🌹--------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict by : Pinterest.





























“Apa yang terjadi disana? Beraninya kamu membantah perintah senior! Maju ke depan! Seret dia kemari!” Si kakak tingkat bermata biru berteriak hampir mengeluarkan seluruh isi paru-parunya. Suaranya jelas dan jernih penuh dengan perintah, tekanan yang diberikan seolah dia dapat menghancurkan semua hal dalam sekejap mata.

Niki dan Daehwi panik karena Jennie tak mau disentuh sama sekali, sementara teriakan dari kakak tingkat di depan menggelegar seperti petir. Jennie terus memberontak, menyebabkan kelompok mulai membuat suara-suara bisikan membicarakan gadis itu.

“Jennie, Jennie dengarkan aku. Kamu perlu menenangkan diri.” Niki mencoba mendekat, tak tahu apa yang terjadi pada sang teman. Yang Niki tahu, Jennie tak punya riwayat gangguan kecemasan atau semacamnya, dia bahkan baru pertama kali melihat Jennie seperti ini. Tubuh yang gemetar dan mulut yang terus menggumamkan kata-kata penolakan.

“Bawa aku pergi dari sini...” Suara Jennie tercekat. Ketakutannya bukanlah sesuatu yang tidak nyata karena semuanya terasa nyata. Mimpi buruk itu tiba-tiba melintas terus-menerus mengganggu konsentrasinya, bagaimana jika dirinya berakhir seperti di dalam mimpi? Dia mungkin dapat kabur tapi, itu semua terlihat sungguh-sungguh akan terjadi.

“Kita tidak boleh berada disini.” Jennie mendongak, dan Niki terkejut di tempat. Tatapan gadis itu berubah, bola matanya bersinar, hitam sekelam langit malam. Niki tak pernah melihat Jennie seperti ini, suaranya gemetar namun, kekuatan dari suara itu seperti sebuah perintah telak.

“Hentikan permainan ini!”

Satu suara membuat mereka semua terjatuh. Tekanannya seberat gunung, efeknya begitu aneh seolah-olah napas mereka ditarik keluar dari tubuh. Niki dan Daehwi yang tak siap terjatuh, yang paling mengejutkan semua kelompok anak baru merasakan hal yang sama terkecuali mereka yang memiliki Gift diatas rata-rata. Terjatuhnya semua orang membuat Lalisa menatap penuh si pembuat masalah—gadis disana, yang terlihat lemah dan tak berdaya, yang beberapa waktu lalu merengek tak mau mengikuti perintah senior mereka. Hanya dalam sekejap mata, mampu membuat semua orang terperosok ke dalam intonasi suaranya.

Jennie Addams.

Siapa dia?

Para kakak tingkat yang merasakan tekanan membuka pertahanan alami Gift mereka—semuanya terjadi begitu cepat hingga mereka bahkan tidak menyadari adanya tekanan sekuat itu datang dalam waktu seperkian detik. Tiffany Bae yang sedari awal telah menyadari kejanggalan Jennie Addams memberi isyarat pada teman-temannya untuk segera waspada. Sekumpulan orang-orang berubah seperti monyet dungu yang dicambuk untuk sadar, seolah mereka akan terkena suatu bahaya. Artifak-artifak magis di tubuh mereka aktif mengikuti insting, dua diantaranya maju seiring artifak magis berbentuk spiral menyerupai cincin bersinar berubah seperti pedang dengan sinar keperakan.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang