5. Her

997 186 37
                                    

Oracle
Lazy_Monkey96

|||

Vote & Komen.

-------------------------------🌹---------------------------

My heart knew you, even before we meet...”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Talent is a gift. Intelligence is a treasure. Power is identity. Without them, it would be nothing. welcome to Oracle University, home to the descendants of the Oracle."


Sebuah kalimat sambutan yang bercokol di depan pintu gerbang. Terpampang indah dengan ukiran emas dan hitam serta lambang tujuh inti gift berdasarkan esensi warna alami.

Simbol yang menjadi kesatuan kedamaian, rumah pendidikan yang telah dibangun berpuluh tahun semenjak Oracle terakhir hilang dipermukaan. Seperti namanya, universitas Oracle dibangun untuk menghargai keberadaan si peramal di masa lalu. Para pendiri menyebut tempat tersebut sebagai rumah bagi para keturunan Oracle. Anak-anak yang memiliki Gift, telah dipercaya sebagai keturunan dari si peramal kesayangan dewa Apollo.

Mereka yang bersekolah di Oracle University jelas berbeda. Penerimaan mahasiswa ajaran baru terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama telah dilakukan tiga bulan lalu, tahap ujiannya pun dipilih berdasarkan kekuatan Gift individual. Tak heran jika, gelombang pertama diisi oleh anak-anak pejabat kaya atau para selebritas muda yang tengah naik daun.

Gelombang kedua adalah apa yang tengah diikuti Jennie dan juga Niki. Isinya hanyalah anak-anak dengan Gift esensi warna mayoritas biru dan hijau. Para healer serta ilusionis. Kebanyakan ilusionis level rendah mengambil bakat dalam seni lukis atau terapan. Membuat ilusi adalah keahlian pengguna Gift dengan esensi warna biru. Inti dari esensi warna Gift mereka adalah air, seperti apa yang seringkali Jennie lihat di Ravenfield. Efek Gift ini berfungsi untuk memberikan ketenangan.

Kelompok mengantri di ruang administrasi. Itu bahkan mencapai bagian luar aula yang dipenuhi anak-anak yang bergegas untuk melakukan registrasi. Jennie dan Niki berada dibarisan paling belakang, mereka baru sampai pukul dua siang tadi. Tak sempat untuk melihat sekitar, aula gerbang besar yang terbuka lebar penuh dengan mobil para orang tua yang mengantar anak-anak mereka.

"Anak-anak gelombang kedua ternyata lebih banyak dari yang kukira." Niki berbisik. Waktu sudah menunjuk pukul empat sore, itu artinya mereka telah mengantri selama dua jam hanya untuk menyodorkan berkas dengan pengharapan masih dapat menemukan setidaknya satu kamar asrama yang tersisa.

Ya. Kegiatan hari ini bukan hanya untuk registrasi berkas semata. Oracle University menyediakan beberapa kamar asrama, bagi para mahasiswa baru perantau seperti mereka—tinggal di asrama kampus lebih murah dibanding mencari tempat tinggal diluar universitas. Meski sebetulnya Niki masih mampu untuk menyewa sebuah apartemen terdekat, Niki tak mau meninggalkan Jennie.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang