15. Bertemu para tetua

293 64 3
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen


-------------------------------🌹---------------------------

-------------------------------🌹---------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Angin sepoi-sepoi menerpa kulit wajahnya, menghantarkan semerbak aroma kayu segar yang basah. Kedua mata indah tersebut terbuka, pemandangan hijau yang luas menyapa inderanya, angin selatan yang menyejukkan serta lirihan-lirihan nyanyian dari kelopak dedaunan yang berjatuhan begitu terdengar jelas, seolah mereka tengah menyambutnya. Jennie pikir ini adalah mimpi, karena langit saat ini terlihat aneh. Warnanya Jingga dan putih dengan matahari serta bulan yang timbul dari sisi kanan dan kiri. Awan-awan seolah dekat diatas kepala, nuansanya bertubrukan dengan kehidupan nyata. Namun, yang membingungkan. Jennie justru merasakan damai luar biasa.

Untuk beberapa menit Jennie masih terpaku meratapi suasana disekitarnya, hingga seekor kupu-kupu mendekat, sayapnya berwarna ungu terang dengan bintik-bintik hitam spiral. Jennie memiringkan kepala, kupu-kupu itu seolah menariknya untuk mengikuti. Perlahan kakinya bergerak, mencoba menggapai kupu-kupu nakal itu, satu dua dan tiga, kupu-kupu tersebut seolah tak ingin diraih. Ia seolah mengejek Jennie yang tak mampu mengejarnya, membuat Jennie mendengus setengah kesal.

“Kemarilah, aku tidak akan menyakitimu, kupu-kupu.” katanya lembut, meminta si teman baru untuk berhenti. Namun, kupu-kupu itu masih saja betah terbang kesana kemari. “Kenapa kamu selalu menjauh!” Tiba-tiba marah.

Oracle kecil ini, bersungut-sungut. Temperamennya tidak benar-benar lembut. Tubuh kecil itu bergerak kesana-kemari, matanya yang tajam, bibirnya yang mengerucut karena sebal tak luput dari penglihatan para tetua yang mengamatinya dari kejauhan sedari tadi. Setiap Oracle memiliki temperamen yang berbeda namun, kebanyakan dari mereka selalu pendiam dan tenang. Tidak seperti yang disana, kebangkitannya jelas karena kemarahan. Salah satu kebangkitan yang tak pernah dirasakan oleh terdahulunya. Mereka tidak bangkit karena perasaan tertindas, yang satu ini berbeda. Begitu unik dan terlihat sulit untuk diatur.

“Mengapa dia sangat tidak sabar? Ujiannya tidak akan mudah.” Salah satu dari mereka, yang terlihat mengenakan setelan kain emas tanpa celah melilit tubuhnya bak dewa yang jatuh dari surga berkata. Rambutnya panjang keperakan, tubuhnya bercahaya dan kedua matanya terlihat seolah tengah terpejam.

“Untuk seorang Oracle, dia masih sangat kecil, Naum.”

Setiap dari Oracle memiliki umur dan hidup yang panjang lebih dari seratus tahun. Meski raga mereka telah musnah, jiwa mereka tetap berada dilapisan dunia yang berbeda. Dunia yang saat ini mereka pijaki, lahan subur tempat jiwa-jiwa para Oracle kembali. Ini adalah surga yang diciptakan dewa-dewa untuk mereka yang telah habis masa waktunya.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang