10. Kondonium

1K 174 8
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey96

|||

Vote & komen





------------------------------🌹----------------------------


























“Kalian bukan temanku!”

Jennie mendumel sambil menyeret barang-barang bawaannya menuju lokasi asrama, mematikan panggilan, tak peduli jika Niki dan Daehwi sibuk membela diri di seberang sana. Hebat sekali dua orang itu, sehabis dari kantin universitas bukannya mencari Jennie dan khawatir dengan keadaan teman mereka yang diculik oleh orang asing, Niki dan Daehwi malah lanjut pergi mencari flat disekitar universitas. Mengingat keduanya memang tidak mendapatkan kamar asrama, tempat tinggal sudah pasti jauh lebih penting dibanding Jennie Addams.

Belum lagi barang-barang yang Jennie titipkan sebentar saat melakukan registrasi cukup jauh dari tempat terakhirnya berada, Jennie jadi harus bertanya kesana-kemari karena dia belum mengenal baik setiap sisi universitas. Lokasi asrama berjarak lima belas menit dari gerbang belakang, melewati tiga jalan bercabang yang ternyata pula terbagi dalam tiga lokasi. Gedung pertama pada jalur kiri adalah gedung asrama kelas tiga, bentuknya seperti flat bertingkat kebanyakan diluar sana. Bangunan tujuh lantai dengan dua gedung yang saling terhubung. Pembeda antara asrama lelaki serta perempuan. Asrama Jennie berada di jalur kanan, lokasinya dikelilingi pohon-pohon maple yang berguguran. Ada sebuah taman tepat di tengah tiga ruas jalan bercabang. Banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu di taman tersebut, menggelar tikar berbaring seolah tengah piknik. Tipikal mahasiswa sekali.

“Hei yang disana!”

Langkah kaki Jennie terhenti, sebuah suara memanggilnya diikuti suara tapak kaki yang berlari mendekat. Menoleh ke belakang menemukan seorang gadis dengan dua koper besar di kiri serta kanan, rambut merah gadis itu berkibar tertiup angin. Terlihat terburu-buru, tas selempang yang melingkari lehernya terlihat penuh dan Jennie agak ngeri ketika dia tiba-tiba berdiri di depannya. Memegang lengan Jennie, sibuk mengejar napas sebelum membuka suara.

“Kau asrama kelas dua juga, benar?Takdir memang baik. Akhirnya aku menemukan teman pertama disini!” katanya, yang Jennie artikan tak sampai satu hari. Dua orang asing kini menjadi teman barunya lagi, salah satunya jelas adalah Daehwi si pria melambai.

“Oh, kau terlihat lelah. Sesuatu mengejarmu di belakang?”

Jennie melirik ke samping, mungkin gadis ini berlari karena dikejar oleh anjing. Dia cantik tapi, penampilannya agak membingungkan. Gaun renda berwarna pastel, mirip noni-noni. Make up yang agak berlebihan untungnya didukung oleh wajah diatas rata-rata. Dia membawa sebuah boneka yang diapit diantara ketiak. Ini mungkin lucu tapi, gadis itu mengenakan sepatu bot tinggi hingga pangkal betis. Rambutnya merah tapi, gaun rendanya berkata bahwa dia adalah anak baik-baik.

Para mahasiswa baru lain juga terlihat dari kejauhan membawa barang-barang mereka mengambil jalur kanan yang sama dengan Jennie. Tetapi, dari semua orang. Hanya gadis ini yang tampaknya tengah kesurupan. Tiba-tiba mendekati Jennie dan menganggap mereka telah berteman.

“Aih!” Gadis itu melambaikan tangan di depan wajah Jennie. Benar-benar tidak manis seperti gaya berpakaiannya yang mirip boneka loli. “Kita hanya punya waktu tiga jam sebelum acara perkenalan malam pertama dimulai. Hari sudah sore dan waktu yang kita punya tidak banyak lagi!” katanya dengan suara bayi yang entah asli atau tidak. Namun, Jennie menyadari bahwa gaya bicara gadis itu memang agak mirip seperti desahan. “Katakan di rumah nomor berapa kau tinggal?”

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang