ORACLE
Lazy_Monkey|||
Vote & komen
------------------------------🌹----------------------------
“Kalian harus kembali ke asrama. Biarkan aku yang menangani ini.” Marco berkata bergerak perlahan menuju lingkaran api yang dia buat untuk membendung gejala awal dari tahap kebangkitan putrinya.
Gejala-gejala awal setiap kenaikan tahap sangat menyakitkan dan hanya mereka yang memiliki kekuatan dengan esensi warna yang sama yang dapat membendung kekuatan tersebut. Jennie mungkin bisa tapi, kondisi seperti ini sangat tidak baik untuk mereka berdua. Marco menyadari kemarahan anaknya yang tak biasa, api yang memercik ditubuhnya seolah meledak-ledak. Dan kemarahan itu tampaknya terjadi berkat si Oracle.
“Kemana paman akan membawanya pergi?” Jennie menahan lengan Marco khawatir, kedua matanya melihat percikan api disekitar semakin membumbung tinggi. Saat ini, banyak mata yang melihat mereka. Semua penghuni universitas yang penasaran menonton dari kejauhan namun, secara sadar membuat jarak dalam batas aman. Mereka tahu setiap individu yang mengalami tahapan kebangkitan Gift biss menjadi orang yang berbeda. Apalagi, pengguna Gift dari esensi warna merah seperti Lalisa Manoban. Api adalah simbol dari generasi keluarga Manoban. Mereka telah menjadi keluarga dengan garis keturunan paling unggul dan kuat dalam setiap aspek. Maka, tidak heran ketika mereka melihat kobaran api menari-nari disekitar lapangan, semuanya mundur menjaga batas aman.
Raungan Lalisa semakin keras dan keras yang membuat hati Jennie sakit.
“Keluarga kami punya tempat tersendiri untuk menangani masalah ini, Oracle. Anakku harus segera dibawa pulang, dia akan memasuki tahapan ke-empat dari kekuatannya. Itu akan berlangsung cukup lama serta menyakitkan. Dia akan terus mengeluarkan api dari tubuhnya atau mungkin meledak secara tak terduga. Ini seperti bom yang kapanpun dapat meledak membahayakan sekitar. Aku harus membawa anakku ke tempat yang lebih aman agar dia dapat melewati tahapan ini tanpa membahayakan orang lain.” Marco menatap Jennie serius.
“ARGHHH—!!”
Suara teriakan Lalisa yang keras mengejutkan mereka, api disekitarnya kini terpancing dan menyebar lebih luas. Kekuatan api yang dikeluarkan Marco justru membuatnya memiliki lebih banyak titik panas untuk diluapkan.
Jennie dan yang lain mundur beberapa langkah. Kakinya hampir terkena sambaran jilatan api yang tiba-tiba. Marco bergegas mendekati lingkaran yang telah berubah jadi lebih besar, menggunakkan kekuatan Gift-nya yang terbuka, dia menahan setiap pukulan yang diarahkan putrinya itu.
“Ayah disini, ayah disini nak.” Suara Marco terdengar samar-samar seiring bumbungan api kini semakin menyebar ke atas mengalahkan tingginya gedung universitas. Jantung Jennie berdebar, kedua matanya memerah melihat bagaimana gejala tahapan kebangkitan itu membuat Lalisa meraung dan menangis disaat yang sama. Air matanya jatuh tiba-tiba, dia menyentuh dadanya sendiri. Merasa sakit dan merasakan tekanan yang tak biasa.
“Aku harus membantunya, hanya aku yang bisa membantunya.” Jennie hendak mendekat tetapi, Eugene menarik lengannya sangat kuat. Tiba-tiba si Nephilim mengepakkan sayap menghalau jilatan api tajam yang menyebar ke arah mereka sekali lagi.
“Sedikit lagi!” Eugene menggeram dan menunduk menatap Jennie. ”Apa kamu gila! Dia sedang tidak stabil. Kamu tidak bisa mendekat begitu saja meskipun dirimu seorang Oracle!” teriak Eugene marah. Beruntung dia dapat melindungi Jennie dibalik kedua sayap hitamnya tepat waktu, jika tidak. Tubuh Jennie mungkin akan terkena sambaran api.
![](https://img.wattpad.com/cover/339208364-288-k390474.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ORACLE
FantasiΔελφοί [Orakel] : Oracle Seumur hidupnya, ia tak pernah menyangka akan bertemu dengan mereka. Percaya bahwa itu hanyalah mitologi semata, juga fakta tentang siapa dia yang sebenarnya. "Aku melihatmu, jauh sebelum kamu menyadari keberadaanku." Start...