25. Lalisa Manoban

276 51 0
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen


-------------------------------🌹---------------------------




















“Akhirnya kita bisa keluar sebentar.” Jennie mendesah pelan, merasa kepalanya akan pecah karena satu harian ini begitu banyak hal yang harus dia pikirkan. “Bagaimana dengan yang lain, mereka setuju datang kemari?” Mengikuti saran Jisoo, Jennie meminta ijin pada ketua yayasan untuk pergi ke kafe depan universitas.

Masa tenang sebelum pertempuran kelompok dimulai besok, lalu mengikuti segala undangan yang diberikan petinggi wilayah lain. Ternyata hidupnya memang tak akan berakhir damai setelah menginjak universitas Oracle. Meski begitu, ternyata cukup menyenangkan bertemu dengan orang-orang baru. Kini Jennie memiliki beberapa teman untuk dapat diajak bicara, selain Niki.

“Rosie dan Wendy baru saja selesai membantu profesor Gerry Opran. Mereka bilang akan datang kemari sebentar lagi.” Taeyeon memeriksa ponselnya. “Lalisa dan Seulgi, keduanya sedang berada di gedung bencana alam. Masih ada banyak berkas yang harus diselidiki katanya, mereka mungkin akan datang terlambat. Bagaimana dengan kedua temanmu?” tanya Taeyeon sembari melihat sekitar mengangkat tangan memanggil pelayan.

Keadaan kafe yang cukup ramai di malam hari, di isi oleh para mahasiswa yang tidak tinggal di asrama membuat Taeyeon kesulitan.

Memang menyenangkan pergi keluar namun, Taeyeon bukanlah seseorang yang menyukai keramaian. Dia lebih senang pergi ke restoran dibanding tempat seperti ini. Demi Jennie yang ingin mendapatkan suasana baru, Taeyeon menahan diri untuk tidak mengeluh. Ditambah beberapa mata yang terus mengarah pada mereka, Jisoo dan Irene tak henti melotot sedari tadi. Mereka merasa para pengunjung kafe terus menatap ke arah Jennie. Padahal, selain Jennie yang memang namanya mulai semakin melambung tinggi. Kelompok anak-anak kaya ini selalu menjadi pusat perhatian juga.

Beberapa merasa iri karena mereka begitu dekat dengan si Oracle, berkat kelompok Taeyeon dan kawan-kawan. Tak ada satupun dari mereka yang berani mendekati Jennie. Meja disisi pojok menghadap ke jendela tepat mengarah ke jalan langsung dikosongkan si pemilik kafe, itu karena Taeyeon sempat berkata mereka membutuhkan meja ekstra untuk menyenangkan hati si Oracle. Jadilah, meja anak-anak itu berbeda dari yang lain. Dua baris di kiri serta kanan langsung dikosongkan. Beberapa anak bahkan harus pindah untuk memberi si Oracle ruang.

Jennie memeriksa ponsel sebentar. “Aku baru saja mengirimkan mereka pesan dan mereka bilang, mereka sedang di perjalanan kemari. Flat mereka tidak jauh dari sini.” Kedua orang itu pasti berjalan kaki, khas mahasiswa sekali. Omong-omong Jennie bahkan belum sempat mengunjungi kediaman Niki dan Daehwi. Mungkin setelah ada waktu luang, Jennie akan menyempatkan diri main kesana.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang