01 : Sumber Kehidupan

2.7K 90 2
                                    

<<<<< FaKha >>>>>
( Fateh - Rakha )

"Kalau disalahkan, bukan Mereka tapi dirinya yang tidak bisa mendidik dan membesarkan anaknya dengan baik" ,- Elma Bashir

<<<<<<<<<<FaKha>>>>>>>>>>

Langit tak cerah seperti biasanya, bintang bersembunyi di dalam awan hitam yang menggunuk bahkan bulan termakan olehnya. Ini adalah malam yang sangat menyakitkan bagi sosok perempuan yang tengah menjerit kesakitan di tengah malam. Dengan pandangan lurus keatas, dengan wajah bahkan tubuh yang basah karena keringat, gigi-gigi putih yang saling beradu satu sama lain untuk mereda kesakitan yang bahkan seperti tulang remuk.

"Ayo... Keluarkan..." Dua orang yang ikut menunggu dibuat panik akan jerit kesakitannya.

"Gak bisa." Kepalanya menggeleng, seolah ia tidak sanggup lagi untuk terus melakukannya.

"Kau sudah sejauh ini, Ibu percaya, kau bisa melakukannya." Air matanya menetes, bukti kasih sayang pada anak perempuan semata wayangnya.

"Ambil nafas, lalu dorong." Tangannya saling bergenggaman. Anggukan kepala dan senyuman, seolah menjadi kekuatan.

Matanya terpejam, dengan air mata yang mengalir, tarikan nafasnya seolah menjadi kesiapan, dengan mengambil sebuah ancang-ancang untuk mengeluarkan apa yang berada di dalam perutnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa." Tangisan itu terdengar, ketegangan seketika menjadi senyuman dengan tangisan kebahagiaan.

"Anaknya laki-laki Bu, selamat ya."

"Bu.. hiks.... Sakiiiit." Sakit itu kembali, bahkan lebih sakit dari yang sebelumnya.

"Ibu tahu, tapi kamu pasti bisa, ayo lakukan lagi, perlihatkan pada bayimu, bahwa Ibunya begitu kuat." Tidak bisa berkata apa-apa lagi, dirinya hanya bisa mengangguk, dengan tarikan nafas yang sangat dalam, lalu ia keluarkan dengan teriakan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah takdir untuk kisah hidupnya yang baru.

"Akkkkhhhhhhhhhhhhhh" Tubuh itu lemas, dengan bibir yang tersenyum dan mata yang mulai terpejam karena lelah telah berhasil melahirkan dua anak yang ia kandung selama sembilan bulan ini tanpa ada bantuan dan support dari suami.

"Bu anaknya lelaki kembali, tunggu saja di sini, saya akan membersihkannya lagi." Ucapnya.

"Terimakasih sudah membantu persalinan anak saya."

Enam belas tahun kemudian......

"Bisakah kau tidak jauh-jauh dari aku?" Rakha menghentikan langkah kaki Fateh yang hendak masuk kedalam kelasnya. Dari semalam, kembaran tidak identiknya sedang merajuk, seperti anak kecil yang baru saja di marahi.

"Fateh Bahasari, aku berbicara dengan kamu, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan aku?" Ucap Rakha sekali lagi dengan kedua tangan yang ia rentangkan, agar Fateh tidak bisa masuk kedalam kelas.

"Pembicaraan kamu tidak berguna, jadi tolong jangan halangi jalan aku." Balas Fateh sekian lamanya mogok bicara, akhirnya suara itu kini terucap, walaupun dengan intonasi yang tidak mengenakkan jika saat di denger.

"Kamu bilang tidak berguna, aku melakukan ini karena aku peduli pada kamu, jadi tolong kamu menurut apa yang aku katakan." Mereka memang selalu berangkat pagi, jadi pembicaraan mereka tidak ada yang mendengar ataupun tahu.

"Aku cape jika harus terus menurut sama kamu, kamu juga punya dunia dan kehidupan kamu sendiri, tapi kenapa kamu harus mengurusi aku yang tidak berguna seperti ini." Ucap Fateh.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang