<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )"Nafsu akan membuat semua menjadi gelap, walaupun dengan cara memohon, tetap saja tidak akan bisa membuatnya terang."
Aku tadinya buat cerita FaKha mau update setiap hari, tapi karena ada projects 036, jadi aku memutuskan untuk FaKha di update 3 hari satu kali, maaf ya, soalnya saat nanti FaKha selesai, Projects 036 bisa langsung di Update.<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>
Malam yang cerah, hampir seluruh langit bertaburan penuh dengan bintang. Naisa tidak bisa berhenti untuk tersenyum, dirinya seperti orang gila, beruntungnya ia kini hanya berdiri seorang diri di balkon rumahnya. Perbuatannya mungkin memang lancang, tapi ia senang karena bisa membantunya.
Kemarin itu, saat melihat laki-laki yang berbaring di atas ranjang ruang kesehatan, Naisa tidak sengaja melihat darah kental merah yang keluar dari bibirnya. Ingin membangunkan, tapi ia sangat ragu, karena laki-laki itu terlihat tidur dengan pulas, maka ia pun berinisiatif mengobatinya, bahkan memasangkan sebuah plester khusus miliknya yang selalu ia bawa di dalam saku pakaiannya.
"Fateh, entah kenapa aku bisa memikirkan kamu?" Laki-laki itu adalah Fateh, teman sekelas di sekolah barunya.
"Nak..." Naisa langsung saja berbalik, melihat siapa yang datang mendekatnya.
"Kenapa Ayah?" Tanya Naisa.
"Besok Ayah harus ke Palembang, kamu tidak apa-apa kan tinggal bersama team kamu." Jawabnya. Naisa menimbang. Sebenarnya ia masih merindukan ayahnya untuk tinggal bersamanya. Baru seminggu berada di Jakarta, kini harus pergi jauh lagi ke Palembang karena sebuah pekerjaan.
"Naisa sih tidak apa-apa, tapi boleh tidak, kalau Naisa mau fokus pada sekolah Naisa dulu, tidak menerima beberapa endros, ataupun shooting." Jawab Naisa sambil mengutarakan keinginannya.
"Ayah serahkan semuanya sama kamu, yang penting kamu bahagia dengan aktivitas yang kamu lakukan saat ini." Senyum Naisa terangkat. Rasanya ia benar-benar senang, akan free terlebih dahulu dari pekerjaannya.
"Terimakasih Ayah." Naisa berjalan mendekati Ayahnya sambil memberikan senyumannya dengan pelukan hangat sebagai tanda perpisahan bahwa besok sudah tidak seatap lagi.
"Ayah disana hati-hati, jaga kesehatan, sering kabarin Naisa." Pinta Naisa.
"Iya, Ayah akan selalu ingat pesan Naisa." Naisa mengangguk. Pelukannya terlepas, Naisa menarik Ayahnya menuju pagar balkonnya.
"Ayah, coba Ayah pilih, Bintang yang mana paling Ayah suka?" Ucap Naisa sambil menunjuk bintang-bintang yang berkelip.
"Ayah tidak menyukai Bintang." Naisa terkejut sambil menatap Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai
FanfictionPenyesalan terbesar adalah di lahirkan untuk melihat Dunia, tapi di sakitkan dengan rangkaian hidup yang tidak pernah bahagia. ----------->>>>>>>>> Apa kau ingin hidup? Apa tujuan terbesar untuk hidup? Dua pertanyaan yang tidak pernah ada jawaban ba...