38. Perpisahan

430 38 7
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Apa mau kalian? Bukankah tujuan kalian adalah Aku." Rakha mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak menerima Fateh yang sedang di pukul Rendi. Rendi menghentikan pukulannya, lalu melihat ke arah Rakha, dan berjalan mendekati Herman dan berdiri di sampingnya sambil menatap Rakha yang masih di pegang.

"Saya hampir lupa, tapi baiklah." Herman lalu berjalan mendekati Rakha dengan tangan yang terkepal kuat dan dilayangkannya ke arah Rakha. Refleknya yang bagus membuat Rakha bisa menghindari serangan yang dilakukan Herman, bahkan bisa membuat cekalan yang di tangannya terlepas. Serangan selanjutnya dilayangkan oleh Indro dan Joko yang sedari tadi terus memegang kedua tangannya. Rakha mulai melangkah untuk menghindari Herman, Indro dan Joko. Tapi Rakha tidak menyadari bahwa ada Rendi yang sedang melayangkan pukulannya.

Bugg

Pukulan yang keras langsung membuat Rakha jatuh tersungkur, kepalanya terasa sakit. Dapat dirasakannya kini sesuatu yang berbau anyir mengalir dari kepalanya menandakan bahwa dirinya sedang terluka.

"Baru saja satu pukulan, kamu sudah terjatuh." Ucap Rendi sambil melihat Rakha. Rakha berusaha memfokuskan pandangannya yang kabur karena luka di kepalanya. Rakha kini dapat melihat mereka berempat sedang mengelilinginya. Pukulan yang dilayangkan secara bertubi-tubi dapat dirasakannya pada seluruh tubuhnya yang sakit. Sebab kepalanya yang sedang terluka membuat Rakha tidak bisa berbuat banyak. Tangannya juga berusaha menutupi kepalanya yang sudah terluka itu.

"Akhhhh..." Rakha berteriak keras saat sebuah pukulan keras dirasakan di lututnya. Tangannya mencengkram kuat lututnya, rintihan sakit mulai terdengar. Namun hal itu tak menyurutkan keinginan mereka berempat untuk berhenti menghajar Rakha. Lalu pukulan selanjutnya sudah akan siap diterimanya, tapi sebuah suara cukup keras terdengar di telinga Rakha. Ia lalu mengangkat kepalanya yang tertunduk untuk melihat sebuah batu berukuran sedang tergeletak tak jauh dari tempatnya berada. Siapa pelakunya, Rakha kini melihat ke arah Fateh yang sedang berdiri dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Jangan Teh." Rakha menggelengkan kepalanya saat melihat Fateh yang berjalan mendekatinya. Herman yang mendapatkan lemparan itu menyuruh ketiga anak buahnya untuk melakukan serangan.

"Fateh jangan." Fateh melihat ke arah Rakha yang sudah penuh dengan luka. Ucapan Rakha tidak Fateh pedulikan, karena ia ingin benar-benar membantu Rakha.

"Fateh, pergilah, jangan bertindak bodoh." Rakha menatap tajam Fateh. Rakha sangat takut terjadi sesuatu sama Fateh, apalagi keadaan Fateh benar-benar sudah sangat mengkhawatirkan. Fateh sendiri tidak mungkin melakukannya. Mana bisa ia pergi meninggalkan kembarannya dalam keadaan terluka, apalagi selama ini Rakha sudah benar-benar sangat menjaganya, dan mungkin ini adalah saatnya untuk Fateh membalas perlakuan kembarannya yang selalu mementingkan dirinya. Fateh kini menghampiri Rakha. Ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Rakha. Rakha berontak, ia juga sama halnya tidak mau sampai saudaranya terluka. Tapi Fateh benar-benar tidak menyerah, dia akhirnya bisa membuat Rakha berdiri

Mereka berempat, hanya diam memperhatikan dua bersaudara kembar yang sedang saling membantu satu sama lain. Lalu mereka mulai tersenyum sinis, saat melihat Fateh dan Rakha melangkah didepan mereka. Tapi salah satu dari mereka, tiba-tiba saja mendorong Rakha dan Fateh, sehingga keduanya kini terjatuh. Rakha yang merasa kepalanya semakin sakit dan pandangannya mengabur terus berusaha untuk kuat menahan kesakitan ini.

"Fateh, kamu baik-baik saja kan?" Rakha tak merasakan lagi pukulan benda tumpul yang diarahkan padanya, karena ada seseorang yang sedang memeluknya.

Bug bug bug

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang