26. Dia Kekasihku

277 22 2
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Mala." Mala yang hendak pergi kekantin berbalik melihat Rakha yang memanggil namanya. Naisa yang ikut bersama Mala juga, ikut berhenti dan menunggu Rakha yang berjalan mendekatinya.

"Ada sesuatu yang mau Gue omongin." Naisa menyenggol pelan tangan Mala, membuat Mala menatap Naisa heran. "Bisa kan?" Ucap Rakha kembali yang tidak mendengar jawaban dari Mala.

"Ya jelas bisa lah, betul kan Mala." Bukan Mala yang menjawab, tapi Naisa yang kini tersenyum.

"Dimana?" Tanya Mala. Rakha menarik tangan Mala, lalu berjalan pergi, meninggalkan Naisa yang kini sendirian sambil melihat ke arah Rakha yang menarik Mala.

"Mau kemana tuh."

"Astaghfirullah." Naisa terkejut. Lalu melihat Rassya yang malah mengerutkan keningnya. Rey hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Bisa sih gak ngagetin orang?" Kesal Naisa sambil memberikan pukulan pelan pada Rassya.

"Iya, iya Gue minta maaf, stop pukul-pukul Gue, ini bisa masuk dalam kekerasan sekolah." Ucap Rassya berusaha menahan pukulan Naisa.

"Gue gak peduli."

"Ada apa ini, ko ribut-ribut?" Naisa yang hendak memukul kembali Rassya menghentikan aksinya. Rassya berlari dan berlindung di balik tubuh Atta.

"Naisa mukul saya Pak." Beritahu Rassya. Naisa menatap tajam Rassya, lalu melihat ke arah Atta dengan senyuman terbaiknya.

"Habisnya dia ngeselin, tanya aja sama Rey, betulkan Rey?" Naisa menarik tangan Rey untuk mendekatinya, sedikit keras dengan lirikan mata agar Rey bisa di ajak kerjasama.

"Sudah, jangan di lanjutkan lagi, saya hanya mau tanya, Fateh kapan masuk sekolah?" Tanya Atta tujuan datangnya menemui teman-teman terdekat Fateh.

"Fateh sih ingin cepat sekolah, tapi Rakha masih menyuruhnya untuk istirahat di rumah." Jawab Naisa. Sudah satu bulan sejak kejadian itu, dan Fateh juga sudah selama sebulan juga tidak bersekolah dan menghabiskan waktunya di rumah.

"Baiklah, terus untuk pelajarannya bagaimana?" Atta memang sudah tidak pernah mengajar lagi, karena sekarang Atta tidak mengajar anak 10 - J.

"Kalau untuk pelajaran jangan di tanya, setiap hari kami suka meminjam buku ke teman sekelasnya." Beritahu Rey.

"Iya pak, anak sepintar Fateh belajar di kelas 10 - J gak usah di ragukan lagi, di kelas 10 - A aja unggul, apalagi di 10 - J." Jawab Rassya membanggakan diri tentang kepintaran temannya. Naisa dan Rey setuju, dan Atta juga sebenarnya ikut setuju.

"Pak." Tanya Rey. Atta menatap Rey.

"Apa jangan-jangan, Bapak nanyain Fateh untuk mengikuti olimpiade matematika tingkat Nasional?" Rassya, Naisa menatap Rey.

"Kamu tahu dari mana?" Tanya Atta.

"Soalnya, teman saya ikut olimpiade itu, dan mengharap juga bisa bertanding dengan Fateh." Jawab Rey memberitahukan pada Atta.

"Tapi ya Pak, saya rasa Fateh gak mau ikut-ikutan olimpiade lagi, keberhasilannya aja di khianati, bahkan sampai di permalukan sesekolah karena berpindahnya kelas." Rassya yang berucap. Atta menatap Rassya, Rassya tidak memberikan ekspresi apa-apa, lalu berjalan mendekati Rey dan Naisa.

"Cari yang lain aja, satu lagi kalau berkenan, piala-piala besar yang tersimpan di depan sekolah, pada turunin aja, itukan milik Fateh semua."

"Rassya." Tegur Naisa.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang