<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )"Ketika mata tak melihat, ketika mulut tak berucap, percayalah dunia tidak lagi berpihak."
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>
Fateh tidak tahu kenapa ia harus kembali ke rumah sakit yang baru kemarin Fateh tempati. Padahal dalam hati, Fateh sudah berjanji bahwa dirinya tidak akan pernah menginjakkan kembali kakinya, tapi kenyataannya, Fateh kini harus kembali datang, bahkan sendirian tanpa ada yang menemani.
"Maaf menunggu lama." Fateh menggeleng tidak apa-apa saat melihat Dokter yang masuk kedalam. Kedua bibirnya terangkat, saat melihat dokter Jean yang tersenyum ke arahnya, lalu duduk saling berhadapan bersama Fateh dengan meja kerja yang jadi pembatasnya.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Fateh. Jean melihat kekanan dan kekiri, namun tidak ada siapa-siapa.
"Bukannya saya meminta kamu untuk menelpon keluarga kamu?" Tanya Jean.
"Untuk hal itu, mereka tidak bisa di hubungi, saya sudah mencoba menelponnya, tapi tetap tidak di angkat." Jawab Fateh jujur.
"Padahal ini sangat penting." Beritahunya.
"Memangnya kenapa dokter?" Tanya Fateh.
"Sebelum saya memberitahukan hasilnya, saya ada beberapa pertanyaan yang kamu harus jawab dengan jujur." Fateh mengangguk.
"Apa kamu sering mengeluh kesakitan akhir-akhir ini?" Fateh diam berpikir, namun akhirnya ia mengangguk.
"Bagian dada kiri saya, akhir-akhir ini sering sakit, lebih tepatnya sih, saat saya terkena sebuah tendangan bola dari teman saya." Jawab Fateh.
"Pingsan tidak?"
"Iya pingsan dokter, karena saat bangun saya sudah berada di UKS." Jawabnya.
"Tapi sebelum terkena bola, kamu sudah sering sakit tidak." Tanya Dokter Jean kembali.
"Kadang-kadang sih dok." Jawab Fateh.
"Lalu apakah keluarga kamu mempunyai penyakit turunan, misalkan Ibu, Ayah atau orang tua mereka?" Fateh tidak tahu harus menjawab apa, tapi Fateh hanya menggelengkan kepalanya.
"Baiklah Fateh, saya sangat berat mengatakan ini, tapi kamu mungkin harus tahu juga, karena ini adalah tubuh kamu, jadi kamu juga yang harus bertanggung jawab." Fateh mengangguk.
"Kamu positif terkena penyakit jantung koroner, saya sudah mengeceknya saat kemarin kamu datang, karena saya merasa ada yang tidak beres, dan kenyataan itu memang terbukti setelah saya melakukan pengecekkan kembali, kamu terkena penyakit jantung." Bagai disambar petir, Fateh terkejut mendengarnya, beribu-ribu hal-hal buruk langsung memasuki kedalam pikirannya.
"Sakit yang kamu rasakan, ternyata beralasan, jadi saya mohon, kamu untuk berhati-hati lagi, karena ini bukan penyakit biasa, salah bertindak saja, kamu akan berurusan dengan jantung kamu." Tak terasa, air mata itu lolos begitu saja, padahal dirinya tidak meminta, tapi kini malah jatuh dengan bebas.
"Dokter..." Jean menatap Fateh.
"Ini serius kan?" Tanya Fateh.
"Iya Teh, saya serius." Jawab Jean. Fateh menggelengkan kepalanya palan, dengan punggung yang ia sandarkan pada kursi yang sedang Fateh duduki. Fateh mengambil nafasnya secara perlahan, lalu di hembuskannya dengan pelan.
"Maaf." Fateh menggeleng tidak apa-apa. Jean jadi merasa bersalah pada Fateh.
"Kamu harus tenang, masih ada harapan kamu buat hidup, jadi secepatnya kamu bilang pada kedua orang tua kamu, agar mereka bisa bertindak dan melakukan apa yang terbaik buat kamu." Ucap Jean menenangkan Fateh yang terlihat shock saat dirinya memberikan kabar sangat buruk
KAMU SEDANG MEMBACA
FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai
FanfictionPenyesalan terbesar adalah di lahirkan untuk melihat Dunia, tapi di sakitkan dengan rangkaian hidup yang tidak pernah bahagia. ----------->>>>>>>>> Apa kau ingin hidup? Apa tujuan terbesar untuk hidup? Dua pertanyaan yang tidak pernah ada jawaban ba...