39. Masa-masa Sulit

374 28 6
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Ra Kha, Ra Kha?" Fateh bergumam lirih dibalik masker oksigen yang menutupi mulut serta hidungnya. Tubuhnya sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit yang sedang di dorong tergesa menuju ruang ICU. Kesadaran Fateh telah kembali, di saat mereka berhasil menyelamatkan Fateh saat tenggelam, tapi keadaan lemah dan bahkan keadaan yang penuh dengan luka, mereka harus membawa Fateh ke rumah sakit secepatnya.

"Fateh, tolong bertahan ya, tolong." Bisik Thariq yang sedang menggenggam tangan dingin miliki Fateh. Fateh melihat ke arah Thariq, air matanya jatuh.

"Ra Kha, Ra Kha." Fateh ingin tahu keadaan Rakha. Namun kini rasa sakitnya tiba-tiba saja semakin datang dan menghampirinya.

"Akkkhh... sak-it Pak sakit se-kali..." Adu Fateh yang tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang menghujam seluruh tubuhnya. Air mata membasahi wajah Fateh yang sudah terlihat pucat pasi, karena sakitnya sudah benar-benar mencapai batasnya, nafasnya terasa berat dan pendek, kepalanya tak henti berdenyut membuatnya pusing, juga perutnya terasa mual dan penuh yang membuatnya semakin tersiksa.

"Fateh." Naisa hanya bisa menggumamkan nama Fateh. Ia tak tahu harus berkata apa, ia sangat cemas luar biasa melihat keadaan Fateh. Bahkan Naisa ikut menggenggam tangan Fateh yang satunya lagi, mencoba mengalirkan kekuatan melalui genggaman tangannya.

"Ughh.. sa-kit.." Fateh memejamkan matanya erat, nafasnya terputus-putus. Ia meremas tangan Naisa dengan erat saat rasa sakit itu semakin kuat bermunculan, keringat dingin yang membasahi tubuhnya membuat ia menggigil kedinginan, apalagi dengan keadaan tubuh yang memang benar-benar basah.

Naisa merasakan genggaman Fateh, dan jujur rasanya sangat sakit, tapi Naisa coba menahannya agar Fateh bisa terus melampiaskan kesakitannya. Thariq hanya bisa menggeleng, ia tak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya bisa membalas genggaman putranya dengan erat, dengan isakan yang cukup keras karena melihat anaknya merintih kesakitan.

"Maaf, Anda harus menunggu diluar!" Salah seorang suster menahan langkah Naisa dan Thariq yang hendak ingin ikut masuk ke dalam ruang ICU.

"Tapi." Ucap Thariq. Naisa memilih menurut, dan mencoba melepaskan genggaman Fateh. Fateh menggeleng saat Naisa melepaskan genggamannya.

"Aku gak akan pergi, aku akan menunggumu di luar." Ucap Naisa sambil menatap Fateh

"Thariq, Fateh anda akan baik-baik saja. Jika kamu seperti ini, kami akan terlambat menanganinya dan ini akan memperparah kondisi Fateh." Jean yang merupakan dokter yang khusus menangani Fateh mendekati Thariq dan memberikan penjelasan. Thariq tersadar, dan benar apa yang dikatakan Jean bahwa Fateh memang harus segera diberikan penangan secepatnya.

Thariq mengalihkan pandangannya pada Fateh, mencoba melepas tautan tangan tangan Fateh. Namun apa yang terjadi, Fateh malah mengeratkan tautan tangannya dengan mata sayu Fateh yang memohon agar tidak pernah melepaskan pegangannya.

"Ti-dakhh...hhh.. ti..dakk..." Dengan nafas yang tidak beraturan Fateh memaksakan diri untuk bicara. Ia tidak mau berpisah dengan Thariq sebelum ia memberitahu bahwa Rakha tidak baik-baik saja. Ia takut saat berada di ruangan nanti, ia malah tak kembali.

"Fateh, tolong lepaskan tanganmu ya, saya janji akan mengobati kamu." Jean mencoba membujuk Fateh agar melepaskan tangan Thariq yang di tahannya. Tapi bukannya menurut, Fateh malah menggelengkan kepalanya.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang