<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>Mesin pendeteksi jantung terdengar berbunyi keras, membuat Dokter Jean dan semua yang ada di ruang operasi memfokuskan pandangan ke arah layar. Garis bergelombang pada monitor semakin melemah, bahkan nyaris membentuk garis lurus. Angka yang berada di layar bergerak turun, dengan sangat cepat dan kini akhirnya mencapai angka nol yang membuat suara memekikkan itu terjadi
PIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIPPPPPPPPPPPP...
Dan akhirnya layar monitor pendeteksi jantung kini sepenuhnya membentuk garis lurus. Dokter Jean mematung tidak percaya, dirinya terlalu syok dengan kejadian yang begitu tiba-tiba terjadi sampai teriakan Dokter Ibrahim menyadarkannya.
"DOKTER JEAN?"
"APA YANG KAU LAKUKAN? CEPAT LAKUKAN TINDAKAN! JANTUNGNYA BERHENTI BERDETAK!" Wajah lelaki paruh baya itu terlihat sangat panik sekarang, Operasi yang dilakukannya mengalami suatu kondisi yang tidak sesuai dengan prediksinya.
Sadar akan kondisi yang terjadi saat ini, dengan cepat Dokter Jean bergerak menghampiri Dokter Ibrahim yang sedang berusaha menyelamatkan Fateh.
Mengerahkan semua kemampuannya, mereka yang sedang bertugas dalam operasi ini terus melakukan apapun supaya jantung Fateh kembali berdetak. Dokter Jean yang sebenarnya memimpin ini semua terlihat paling tegang di antara semua petugas yang sedang tegang, bahkan tangan Dokter Jean terlihat bergetar. Matanya memerah dengan kristal bening yang justru mengaburkan sedikit pandangannya. Menghapus air mata yang hampir saja menetes dengan kasar, Dokter Jean menggigit bibir bawahnya pelan untuk menahan segala isakan yang mungkin keluar saat masih berusaha mengembalikan detak jantung Fateh.
"Aku mohon, tolong berdetaklah, Fateh, aku mohon, banyak yang menyayangi yang sedang menunggu kamu di luar sana, berdetaklah." Pinta Dokter Jean di dalam hatinya.
Tak juga membuahkan hasil, Dokter Jean menatap panik ke arah Dokter Ibrahim yang saat ini juga tengah menatapnya dengan pandangan yang begitu serius.
"Tidak ada pilihan lain lagi, cepat gunakan itu?" Dokter Jean menatap tidak percaya, namun tatapan tajam itu membuat ia kini menjadi ragu.
"Itu adalah jalan terakhir satu-satunya yang bisa kita lakukan. Kita usahakan semuanya, selanjutnya hanya Tuhan yang menentukan. Jadi, lakukan. Lakukan sekarang, sebelum semuanya benar-benar terlambat." Sentak Dokter Ibrahim yang malah membuat ketegangan ini semakin menjadi.
Air mata Jean tidak bisa dibendung lagi, kini akhirnya menetes dan mengalir di wajahnya. Dengan langkah cepat, Dokter Jean mengambil sebuah tabung kecil yang berisikan cairan bening. Cairan yang mungkin akan menentukan semua apa yang telah mereka lakukan. Untuk membuat organ paling vital di tubuh Fateh kembali berdetak, atau mungkin mati sepenuhnya.
Dokter Jean memasukkan cairan itu ke dalam suntikan, dan dengan langkah tergesa kembali menghampiri meja operasi. Sebelum melakukannya Dokter Jean memandang Dokter Ibrahim yang berada depannya.
"Cepat lah." Dokter Ibrahim tahu apa yang di inginkan Jean, ia pun menganggukkan kepalanya.
Dokter Jean memfokuskan pandangannya, mencari celah di mana sekiranya ia akan menyuntikkan cairan itu ke dalam organ baru yang berada di tubuh Fateh. Menemukan titik yang tepat, perlahan Dokter Jean mendekatkan jarum itu.
Hanya tinggal beberapa centi lagi untuk suntikan itu tertancap pada organ baru Fateh, tangan Dokter Jean bergetar hebat. Dirinya terlalu ragu untuk melakukannya, sampai ia merasakan tepukan lembut di bahunya.
"Ayo, kamu pasti bisa." Dokter Ibrahim memberikan keyakinan pada dirinya. Jean mulai memantapkan hatinya, karena semua ini sekarang berada di tangannya, dan memang dirinya yang harus melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai
FanfictionPenyesalan terbesar adalah di lahirkan untuk melihat Dunia, tapi di sakitkan dengan rangkaian hidup yang tidak pernah bahagia. ----------->>>>>>>>> Apa kau ingin hidup? Apa tujuan terbesar untuk hidup? Dua pertanyaan yang tidak pernah ada jawaban ba...