17. Rencana yang Gagal

241 23 2
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

Sekembalinya ke kelas. Rakha belajar benar-benar buruk, banyak hal yang ia tinggalkan, karena pikirannya terus memikirkan Fateh, apalagi luka-luka yang di dapatkan Fateh menjadi ketakutan Rakha karena dirinya tidak bisa di andalkan. Rakha menjatuhkan wajahnya, pada buku yang terbuka, ia tidak bisa melanjutkan pelajaran ini, jadi ia memilih diam seperti ini.

"Gue duduk disini ya." Rakha melihat kearah samping tempat duduk Fateh. Ada Rassya yang memberikan senyuman bodohnya saat mereka saling melihat satu sama lain.

"Gue benar-benar males." Ucap Rakha. Rassya melihat kearah Rakha, melihat kedepan pada guru yang setia sedang menulis di white board.

"Lo kepikiran Fateh?" Rakha mengangguk jujur.

"Makanya, jangan so soan mau ngejauhin Fateh, apalagi nyuruh kita-kita untuk ikut juga." Ucap Rassya pada Rakha.

"Iya nih, Gue kasihan tahu." Mala di depan ikut menimbrung.

"Lo lagi kenapa bisa kepikiran untuk ngejauhinnya, Gue gak habis pikir." Naisa ikut berkomentar.

"Gue kan awalnya hanya ingin memberikan efek jera aja buat Fateh, agar tidak kecanduan untuk main, pasti setiap Fateh keluar, jawabnya pasti main dan main." Beritahu Rakha pada Rassya, Mala dan Naisa.

"Iya sih Gue tahu, tapi dalam situasi ini, apa Lo yakin mau ngelakuin pada Fateh?" Rakha menggeleng.

"Saat ini, Fateh perlu dukungan, karena banyak orang yang membencinya."

"Gue benar-benar menjadi kembaran yang buruk, Fateh maafin Gue." Sesal Rakha.

"Gak ada yang bilang Lo baik ya, karena yang baik hanya Fateh." Ucap Mala dari depan pada Rakha.

"Iya Mal, Gue tahu." Ucap Rakha.

"Sehabis istirahat, kita samperin Fateh, dan meminta maaf." Rakha mengangguk, ada dua jam menuju jam istirahat, dan itu rasanya benar-benar akan lama jika ditunggu seperti ini.

"Pak saya izin ketoilet." Sejenak aktivitas mengajar terhenti, melihat pada Fateh yang sedang mengangkat tangannya.

"Silahkan." Fateh mendorong kursinya kebelakang, lalu ia berjalan keluar dari kelasnya.

"Saya paling malas melihat anak itu sekarang, terlalu banyak tingkah." Ucapnya, dan tanpa mereka ketahui, bahwa Fateh sebenarnya masih mendengar.

"Terus kenapa dia harus di buang ke kelas kita, apa kita memang anak kelas buangan." Tanya murid pada gurunya.

"Tadinya sih mau di keluarin, tapi, ada beberapa guru yang menolaknya, jadi mereka memutuskan untuk memasukkan Fateh kedalam kelas kalian." Beritahunya.

"Padahal lebih bagus di keluarin, jadi kita tidak mempunyai benalu seperti Fateh." Ucapnya.

"Ya, sekarang kalian terima saja, malah sebenarnya ada bagusnya juga, dia di kelas ini, jadi kalian bisa ketularan pintarnya." Menjeda ucapannya. "Kita lanjutin saja." Mereka kembali melanjutkan pelajarannya. Fateh sendiri di kediaman koridor kelas yang sepi ini berjalan menunduk, apalagi saat mendapatkan tatapan tidak suka, dari murid-murid yang kebetulan lewat, rasanya Fateh seperti orang yang membuat kesalahan yang sangat patal.

Brughhhh

Fateh mundur kebelakang, saat ada seseorang yang menghalangi langkahnya. Di hadapan Fateh ada senior kelas 3 yang sedang berdiri sambil melipatkan kedua tangannya di dada. Fateh tahu siapa mereka, Abner, Riko, dan Rizky.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang