<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>Pasir pantai adalah saksi kekuatan persaudaraan itu terjalin. Rakha kecil dan Fateh kecil sedang berlari saling mengejar di pesisir pantai. Keduanya basah karena air, penuh pasir yang menempel pada kaki kecil mereka. Elma di belakang mengikuti kedua cucunya yang sedang berlari, dengan suara lembut memanggil keduanya.
"Ra kha."
"Fa teh."
Keduanya sama-sama berbalik, melihat sang Nenek yang merentangkan kedua tangannya.
"Nenek." Mereka berbalik haluan. Ikut merentangkan tangannya dan memeluk Elma dengan sayang.
"Gesel." Pinta Rakha pada Fateh dengan suara yang sangat lucu dan menggemaskan. Percayalah, anak tiga tahun itu sedang lucu-lucunya jika sedang bertingkah.
"Sempit." Balas Fateh sambil menggelengkan kepalanya.
"Api Lakha gak ke bagian." Ucap Rakha dengan kata-kata yang masih belepotan kalau saat bicara.
"Ateh ugha."
"Sudah, cucu nenek jangan bertengkar, sini kita duduk saja sambil melihat air." Pelakukan mereka terlepas. Elma duduk melihat ka arah lautan. Rakha dan Fateh duduk di samping kiri dan kanan Elma.
"Indah tidak?" Tanya Elma. Rakha dengan wajah putih dan bibirnya yang merah mengangguk. Fateh memberikan acungan jempolnya, setuju dengan ucapan yang dikatakan Neneknya.
"Fateh Rakha." Keduanya sama-sama melihat sambil memiringkan kepalanya.
"Saat besar nanti, jangan pernah ada pertengkaran di antara kalian berdua, dan jika itu terjadi, cobalah untuk saling mengalah, karena kalian itu saudara."
"Besal? Nanti Lakha akan besal?" Elma mengangguk.
"Sepelti Dinosaulus?" Rakha membuka kedua tangannya, menunjuk besarnya ia nanti.
"Tidak sebesar itu, kalau sebesar itu, nanti Rakha bagaimana masuk kedalam rumah?" Tanya Elma. Rakha mengangguk dengan menunjukkan gigi putih kecilnya yang berjajar rapih.
"Nek, memangnya Lakha dan Ateh akan beltengkal?" Tanya Fateh yang menarik pakaiannya agar melihatnya.
"Tidak akan, kalian berdua akan selalu akur, karena kalian berdua adalah saudara." Jawab Elma.
"Kita bel saudala." Ucap Rakha pada Fateh. Fateh melihat Rakha dari bawah sampai atas kepalanya.
"Tapi Lakha jahat." Ucap Fateh membuang mukanya.
"Engga, Lakha gak jahat " Rakha menggeleng dengan cepat.
"Tadi Lakha dolong Ateh." Rakha memajukan bibirnya. Matanya mulai berkaca-kaca dan.
"Huaaaaaa... Huaaaaaa..."
"Baru saja di kasih tahu." Elma menggelengkan kepalanya, mungkin ia terlalu cepat untuk berbicara seperti ini pada anak 3 tahun. Rakha bangun dari duduknya, dan memeluk Elma dari samping sambil menangis.
"Rakha gak boleh nangis, Rakha kan laki-laki, anak laki-laki pada kuat-kuat." Ucap Elma sambil mengusap air mata Rakha yang mengalir di pipinya.
"Sepelti Ateh ya nek? Ateh gak suka nangis." Elma mengangguk, karena Fateh memang jarang sekali menangis, entahlah Elma juga tidak tahu, kenapa Fateh jarang sekali mengeluarkan air matanya, berbeda dengan Rakha yang sedikit-sedikit menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai
FanfictionPenyesalan terbesar adalah di lahirkan untuk melihat Dunia, tapi di sakitkan dengan rangkaian hidup yang tidak pernah bahagia. ----------->>>>>>>>> Apa kau ingin hidup? Apa tujuan terbesar untuk hidup? Dua pertanyaan yang tidak pernah ada jawaban ba...