31. Drop Out

417 23 1
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Fateh, di panggil kepala sekolah." Fateh yang sedang belajar mengangguk. Membereskan perlengkapan belajarnya, lalu bangkit dan berjalan keluar dengan perhatian teman-temannya. Kelas barunya, belum ada yang Fateh kenal, karena Fateh juga baru pertama kali belajar, jadi dirinya belum akrab satu sama lain, bahkan memang tidak akrab, karena mereka yang menjauhinya.

Menuju ruang kepala sekolah adalah hal yang Fateh paling sukai, tapi entah kenapa hari ini, rasanya Fateh sangat membencinya, bahkan tidak mau bertemu dengan kepala sekolah yang dulunya sangat baik, tapi sekarang cukup buruk.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk." Fateh mengatur nafasnya, lalu mulai mendorong pintu dan masuk kedalam sambil tersenyum.

"Apa kabar?" Ucapnya.

"Baik Pak." Jawab Fateh.

"Silahkan duduk." Fateh menurut, lalu duduk dengan perasaan yang bergetar.

"Sudah bertemu dengan Pak Atta?" Tanya nya.

"Sudah Pak, kemarin sore datang ke rumah saya."

"Terus bagaimana?" Fateh terdiam, sebenarnya ia mau, tapi Rakha melarangnya, dan Fateh juga tidak mau melawan permintaan kembarannya.

"Saya harap, kamu tidak salah memilih, karena jika sampai kamu menolak permintaan saya, saya tidak bisa menerima kamu lagi untuk bersekolah di IKS." Fateh terkejut. Benarkah itu adalah pilihannya. Fateh sekarang di buat bingung harus memilih apa, tapi jika sampai ia ikut, ia akan di marahi sama Rakha namun jika sampai menolak dirinya akan di keluarkan.

"Kenapa harus ada ancaman seperti ini Pak?" Tanya Fateh.

"Ini bukan ancaman, tapi sebuah pilihan kamu dari saya." Jawabnya.

"Ayo, bagaimana Teh, masa depan kamu ada di tangan kamu." Fateh mengatur nafasnya, dengan tangan yang mengepal kuat.

"Dengan situasi seperti ini, saya sudah menyimpulkan, bahwa sebenarnya kehadiran saya di sini sudah tidak di anggap, maka dari itu, saya minta maaf, kalau saya memilih untuk keluar dari sekolah." Fateh mengambil amplop putih yang berada di depannya, lalu ia bangkit dan berdiri sambil membungkuk hormat.

"Kamu yakin?" Tanyanya berusaha tenang.

"Kenapa saya tidak yakin, dunia di hadapan saya sudah tertutup, jadi apa salahnya saya keluar dari sekolah tapi bisa berkumpul dengan keluarga." Fateh berbalik, lalu berjalan pergi meninggalkan kepala sekolah yang menatapnya dengan penuh emosi.

"Kamu akan hidup sengsara Al Fateh, tanpa sekolah manusia bisa apa?" Fateh membuka pintu ruangan sekolahnya, ia kembali berbalik.

"Sudah saya katakan, bahwa sebelum saya sengsara, kemungkinan saya sudah tidak ada." Fateh men jada ucapannya. "Bahkan saat ini, saya memang sudah sengsara Pak." Fateh akhirnya keluar, lalu menutup pintu dan berdiri sambil menunduk.

Fateh mengangkat pelan tangannya, lalu meremas dada kirinya yang berdenyut sakit. Fateh lalu mulai berjalan pelan, dengan selembar kertas yang di pegang tangan kirinya dan tangan kanan yang sedang meremas dadanya. Fateh kuat di luar tapi lemah di dalam, dengan air mata yang kini mulai mengalir cukup deras.

"Fateh." Fateh tidak peduli siapa yang memanggilnya, ia tetap saja berjalan dan tidak memperdulikan Atta yang kini mengikuti dari arah belakang.

"Fateh." Panggil Atta sambil menarik tangannya. Fateh berusaha menghempaskan tangan Atta, tapi Atta cukup kuat.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang