09 : Akhir dari Permusuhan

302 32 2
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Huuuuuhhhhh." Rey langsung terbangun dari tidurnya, dengan nafas yang berburu dan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Lo kenapa?" Rey diam saat mendapatkan pertanyaan dari kedua temannya.

"Lo gak papa kan Rey?" Tanya mereka kembali.

"Fateh gak papa kan?" Keduanya sama-sama kebingungan dengan pertanyaan Rey.

"Dia gak papa, memangnya Lo kenapa sih?" Heran Rehan. Mendengar itu, Rey merasa lega.

"Gue mimpi tentang dia?" Beritahu Rey.

"Mimpi apa Lo, kok bisa hahaha." Tanyanya sambil tertawa.

"Dia terjun dari gedung sekolah, dan itu Gue yang nyuruh." Jawab Rey menormalkan nafasnya. Lalu turun dari mejanya.

"Mau kemana?" Tanya Bayu.

"Lihat Fateh." Jawab Rey sambil berjalan keluar dari kelas kosong yang berada di belakang sekolah. Bayu dan Rehan saling melihat, lalu mereka ikut turun dari meja dan mengejar Rey dari belakang.

Gerak sehat yang dilakukan sekolah sudah selesai satu jam yang lalu. Fuji sendiri sudah kembali pulang, karena ada pekerjaan yang lain, namun saat ini para siswa-siswi masih berada di lapangan yang sedang menikmati acara-acara yang di adakan. Rakha, Rassya, Mala dan Fateh duduk di lapangan sambil kedua tangan yang di angkat keatas demi menikmati sebuah lagu-lagu yang di nyanyikan anak-anak ekstrakurikuler dari seni. Tidak ada kegiatan mengajar, siswa di bebaskan berkeliaran, namun harus dalam keadaan di lingkungan sekolah sampai acara telah selesai.

"Sebelum tidur, Lo pasti mikirin tuh anak?" Ucap Bayu pada Rey.

"Ya sih, gara-gara pagi tadi." Jawab Rey.

"Orang tua Lo pasti bangga, karena lihat Lo tadi pagi." Ucap Rehan. Rey terdiam, namun ia berharap apa yang di ucapkan Rehan benar.

"Gak harus selalu Fateh, Fateh, Fateh, ini saatnya giliran Lo." Bayu menambahkan.

"Dia hanya pintar di akademik, tapi nol di non akademik, berbeda dengan Lo." Fuji Rehan merangkulkan tangannya pada Rey.

"Iya sih, tapi kedua-duanya, Gue di nomor 2, jadi orang tua Gue pasti akan tetap menindas Gue, sampai Gue benar-benar menjadi nomor 1." Ucap Rey.

"Tidak apa-apa."

"Kalian yang gak papa, lah Gue." Kesal Rey.

"Terus Lo maunya apa sekarang?" Tanya Bayu.

"Entahlah, tapi sekarang Gue merasa takut, dengan apa yang di lakukan Gue adalah salah." Jawab Rey.

"Jadi Lo akan nyerah gitu, dan biarin orang tua Lo terus memaksa Lo untuk bisa ngalahin Fateh." Tanya Rehan. Rey tidak tahu, tapi kalau ia menyerah, dirinya bisa mendapatkan perlakuan kasar dari Ayahnya yang memang sangat kejam.

"Geu punya saran buat Lo." Rey dan Bayu menatap Rehan. "Lo coba aja bergaul bersama mereka, utamanya sih buat deketin Fateh, semoga saja Lo bisa ketularan pintarnya." Lanjut Rehan.

"Akan sulit." Jawab Rey menyerah.

"Sulit karena belum di coba." Rey harus memikirkan, tapi jika seperti itu, dirinya akan kehilangan waktu dengan kedua sahabatnya.

"Terus nasib kalian bagaimana?" Tanya Rey pada keduanya. Mereka saling tatap menatap satu sama lain.

"Lo gak perlu memikirkan kita, demi kebaikan Lo, Gue pasti dukung Lo." Jawab Rehan. Bayu mengangguk.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang