42. Dunia Bukan Untuknya

519 35 24
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Ibu Elmaaaa." Dengan langkah tergesa-gesa, Jean berjalan mendekati Elma yang sedang duduk di depan pintu ruangan rumah sakit bersama Isabella. Keduanya sudah saling memaafkan dan saling akur satu sama lain.

"Ada apa?" Elma dan Isabella ikut bangkit di saat Jean kini sudah berdiri di hadapannya.

"Ada kabar baik untuk kalian, kita sudah berhasil mendapat jantung baru buat Fateh." Beritahunya. Elma dan Isabella terkejut, ia tidak percaya dengan kabar ini, dan sungguh menurutnya ini adalah kabar yang sangat baik buat dirinya dan juga yang lain.

"Ini serius?" Elma ingin memastikan apa yang ia dengar, sampai Elma memegang kedua tangan Jean.

"Saya serius, ada kemungkinan sekitar 2 hari lagi, kita bisa melakukan operasi untuk Fateh." Ucapnya dengan suara yang sangat menggebu-gebu, karena Jean juga ikut senang dan bahagia mendapatkan kabar bahagia ini.

"Cepat lakukan, saya sudah tidak sabar melihat cucu saya untuk sembuh." Pinta Isabella.

"Kalian harap bersabar." Elma dan Isabella saling menatap satu sama lain, lalu detik berikutnya, mereka akhirnya saling berpelukan. Jean tidak mau menganggu kebahagiaan mereka, ia pun memilih untuk pergi karena harus banyak di siapkan untuk melakukan operasi yang akan di lakukannya dua hari lagi.

"Thariq." Isabella melepaskan pelukannya, saat melihat langkah putranya yang sedang jalan gontai mendekatnya. Elma ikut melihat ke arah Thariq yang menurutnya tidak baik-baik saja, dari mata yang sembab karena menangis.

"Bu..." Panggil Thariq dengan suara yang bergetar, bahkan sedikit terisak-isak karena tangis yang belum berhenti.

"Bu..." Panggilnya kembali.

"Ada apa?" Isabella mendekati Thariq.

"Rakha Bu..." Beritahunya.

"Kenapa dengan Rakha?" Elma yang bertanya.

"Rakha..." Tubuh Thariq ambruk ke bawah, Isabella ikut terduduk di depan anaknya yang kini sedang menangis keras. Elma tidak mengerti sama sekali, sebenarnya Thariq kenapa jadi seperti ini, begitupun juga dengan Isabella.

"Thariq." Isabella mencoba mengguncang tubuh Thariq, lalu ia memegang kedua pipi Thariq dan mengarahkan ke arahnya, agar Thariq bisa melihat wajahnya.

"Jawab Ibu, sebenarnya Rakha kenapa?" Thariq menggeleng.

"Thariq." Thariq memejamkan matanya, lalu ia mengambil nafasnya dan.

"Rakha sudah pergi." Jawaban Thariq langsung membuat keduanya sama-sama terdiam, seperti waktu yang telah di hentikan, tidak ada angin tidak ada kehidupan, pokoknya benar-benar sangat sepi.

"Rakha pergi ninggalin aku dan Fuji, Rakha pergi ninggalin Fateh, Rakha pergi ninggalin kalian." Beritahu Thariq yang rasanya semakin sesak di dadanya. Bahkan tangannya kini sampai memukul dadanya agar tidak sesak ini.

"Gak mungkin." Elma menggelengkan kepalanya tidak percaya, tapi air matanya kini sudah saling berlomba keluar dari matanya. "Gak mungkin, kamu bohong kan?" Lanjut Elma. Thariq tidak kembali menjawab, ia hanya menangis dan terisak sambil terduduk di hadapan Ibunya.

Suara berangkar yang di dorong mulai terdengar. Ketiganya sama-sama melihat ke arah sumber suara, yang melihatkan beberapa suster yang sedang mendorong berangkar dengan tubuh yang tertutupi kain, lalu ada Fuji yang mengikutinya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Tunggu." Elma menghalangi berangkar yang di dorong, mau tidak mau berangkar itu harus berhenti. Isabella dan Thariq ikut berdiri, namun Isabella memilih berjalan bersama Elma untuk mendekati sosok tubuh di balik kain yang menutupi. Fuji terdiam menunduk dengan bahu yang bergetar naik turun. Tangan Elma bergerak, dirinya memegang ujung kain dekat kepalanya, lalu ia angkat dan menariknya, yang langsung melihatkan sosok wajah pucat yang sedang terpejam dengan keadaan wajah yang penuh dengan lebam. Elma tidak kuat menahan kesedihan ini, Elma tidak percaya sosok yang ia besarkan dari kecil kini harus pergi.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang