15. Pertengkaran

278 26 0
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

Kedua mata yang sedari tadi tertutup kini mulai terbuka secara perlahan. Gelap kini menjadi terang, karena cahaya lampu di sebuah kamar rumah sakit. Matanya melihat ke sekeliling kamar dan mendapati seorang anak perempuan seusianya yang tengah duduk untuk menemaninya sendiri. Perempuan itu, tidak menyadari kalau laki-laki yang ia bawa ke rumah sakit sudah terbangun, sampai ia merasakan, ada gerakan selimut yang langsung mengalihkan perhatiannya.

"Fateh, kau sudah bangun? Bagaimana keadaan kamu sekarang? Apa masih ada yang sakit?" Fateh tidak tahu, siapa perempuan yang saat ini sedang menemaninya, tapi kenapa perempuan itu bisa tahu namanya.

"Fateh, jawab aku, apa kamu baik-baik saja?" Perempuan itu kembali bertanya, Fateh akhirnya mengangguk sebagai jawaban.

"Syukurlah." Perempuan itu terlihat menghembuskan nafasnya lega.

"Kamu siapa?" Tanya Fateh.

"Oh iya, kamu tidak tahu aku ya, kenalin, namaku Ratu, tadi saat aku berangkat sekolah, tiba-tiba saja kamu pingsan di depan angkutan umum yang sedang aku naik ki." Jawabnya. Detik berikutnya, Fateh langsung saja bangkit dari duduknya.

"Aku ada lomba olimpiade, aku harus segera kesana." Fateh ingin turun, tapi Ratu menahannya dengan kepala yang ia gelengkan.

"Ini sudah malam, olimpiade nya juga sudah selesai, kamu gak bisa, dan harus istirahat." Fateh menggeleng tidak percaya, ia melewatkan olimpiade nya.

"Sekarang jam berapa?" Tanya Fateh. Ratu berbalik dan melihat jam dinding yang berbeda di ruang pesakitan Fateh, dengan Fateh yang ikut menggeleng tidak percaya.

"Aku harus pulang, mereka pasti akan khawatir." Ucap Fateh.

"Jangan Teh, kamu harus istirahat beberapa hari, karena kata dokter, kamu sempat mengalami henti jantung."  Beritahu Ratu, namun Fateh tetap saja menggelengkan kepalanya.

"Tapi mereka akan khawatir, tidak ada yang tahu, aku disini, sudahlah, aku tidak apa-apa kok." Fateh memegang tangan yang terpasang sebuah infusan, ia tarik secara perlahan, dan rasanya benar-benar sakit.

"Fateh." Panggil Ratu. Fateh menunduk, sambil memegang tangan bekas infusan dengan kuat, dan menahan sakit yang sangat menjadi. Saat mulai mereda, Fateh mengangkat wajahnya, dan langsung turun dari ranjang tempat tidurnya.

"Fateh, kamu serius?" Fateh tidak menjawab, ia langsung saja memakai tas yang tersimpan di bawah ranjangnya, dan berjalan keluar, Ratu ikut mengikuti Fateh dari belakang, karena ia takut Fateh kenapa-kenapa.

"Fateh, tunggu dulu." Fateh yang mendengarkan teriakan Ratu menghentikan langkahnya, mau tidak mau, Ratu sudah membantu dirinya.

"Aku ikut ya, takut kamu kenapa-kenapa?" Pinta Ratu saat telah sampai di depan Fateh.

"Gak usah, kamu langsung pulang saja, ini sudah malam, aku sudah tidak apa-apa." Tolak Fateh.

"Gak Teh, aku harus benar-benar memastikan kamu, jujur Teh, aku merasa bersalah, karena tidak bisa menghubungi keluarga kamu bahkan teman-teman kamu, karena aku tidak mempunyai handphone untuk menghubungi mereka." Ucap Ratu. Fateh terdiam.

"Aku janji, hanya hari ini aja, aku ingin memastikan keadaan kamu saja." Ucap Ratu kembali.

"Baiklah, kamu bisa ikut." Ratu tersenyum, Fateh ikut membalas senyuman ratu juga.

"Rumah sakit siapa yang bayar?" Tanya Fateh. Ratu menggeleng tidak tahu.

"Ya sudah, kita kabur saja." Ratu mengangguk dan menuruti Fateh untuk kabur. Tidak butuh lama untuk sampai di rumah, Fateh dan Ratu kini sudah berdiri di depan gerbang rumahnya. Ada dua motor, Fateh tahu itu motor Rassya dan Mala, satu lagi ada sebuah mobil, dan itu Fateh tidak tahu mobil siapa.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang