40. Dua pilihan

427 34 5
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

Isabella tidak akan pernah lupa dengan ucapannya, saat ini dirinya sedang berdiri di depan rumah yang terlihat sepi. Sudah sekitar 10 menit ia berdiri, tapi selama itu pula ketukan dan panggilan tidak pernah di jawab yang membuat Isabella semakin kesal. Isabella mencoba menghubungi Fuji, namun tidak ada jawaban! Menghubungi Thariq yang sama halnya tidak memberikan kepastian ( Cieee kepastian ). Lelahnya menunggu, akhirnya Isabella memilih menyerah dan berbalik untuk pergi meninggalkan rumah yang sangat kecil. Di dalam mobil, Isabella hanya bisa meremas tangannya kesal, jika ia sampai bertemu dengan Elma ataupun Fuji, ia akan langsung saja mengambil Fateh ataupun Rakha dengan paksa, tidak peduli nanti mereka menolak, tapi ia akan tetap melakukannya. Tiba-tiba saja Isabella melihat telponnya berdering, ia ingin melihat siapa yang menelponnya, dan ternyata suaminya.

"Hallo." Ucap Isabella.

"Dimana sekarang?"

"Lagi di mobil, ada apa?" Tanyanya.

"Thariq bilang sama ayah bahwa Fateh dirawat di rumah sakit karena drop dan Rakha hilang." Mendengar itu Isabella terdiam, dirinya benar-benar terkejut dengan kabar dari suaminya.

"Sekarang bagaimana keadaannya?"

"Aku tidak tahu, tapi coba kamu telepon Thariq."

"Sudah, tapi Thariq sama sekali tidak mengangkat teleponku." Beritahunya.

"Aku tahu, itu mungkin karena niat kamu yang ingin memisahkan mereka." Isabella terdiam.

"Sekarang aku minta sama kamu, agar kamu menghentikan niat kamu untuk memisahkan mereka, lebih kita merawatnya bersama-sama, kasihan jika mereka sampai di pisahkan."

"Kamu tidak mengerti Mas." Ucap Isabella.

"Kamu yang tidak mengerti, mereka lahir kedua dalam keadaan bersama-sama, apa kamu tega memisahkan mereka?" Isabella memejamkan matanya.

"Dengarkan aku, mereka tumbuh besar dan dewasa tanpa ada kasih sayang yang di berikan dari ayah dan ibunya, tapi saat kini mereka sudah kembali apa kamu mau salah satu dari mereka tidak mendapatkan itu?" Isabella menunduk.

"Jangan egois, karena aku mengenal dan bahkan menikahi kamu karena kamu orang baik, jadi tolonglah untuk baik dan jangan jadi jahat." Isabella tidak sanggup lagi, ia pun menurunkan handphonenya dan langsung mematikan sambungannya sambil terisak-isak karena apa yang ia lakukan memang salah.

"Bu, pergi kemana sekarang?" Isabella menghapus air matanya, lalu menatap supirnya.

"Rumah sakit." Supir itu mengangguk. Isabella langsung mencari nama kontak Fuji dan kembali menelponnya dengan jawaban yang sama Fuji tak menjawabnya, menelpon Thariq dan sama juga tidak menjawabnya membuat Isabella kini mulai tak tenang dan khawatir pada kedua cucunya.

Di rumah sakit, Elma dan teman-temannya masih menunggu cemas di depan ruang ICU. Mereka terduduk di kursi panjang yang berada di ruang tunggu koridor rumah sakit tersebut, namun sebagian dari mereka juga ada yang berdiri dan hilir mudik kesana kemari karena rasa cemas. Cukup lama, dan itu benar-benar membuat mereka semakin mencemaskan keadaan Fateh. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya pintu ruangan yang mereka harapkan kini telah terbuka. Dokter Jean keluar dengan beberapa perawat di belakangnya, wajahnya terlihat sangat suram. Dokter Jean lalu memandang Elma, lalu teman-temannya Fateh.

"Kita perlu bicara." Elma mengangguk, lalu berjalan mengikuti Dokter Jean yang sudah terlebih dahulu pergi. Satu persatu, mereka kini mulai bisa masuk kedalam ruangan Fateh, tidak ada yang banyak mereka lakukan selain diam dan menatap Fateh yang terbaring lemah di atas ranjang kasur rumah sakit.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang