<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )"Ada banyak harapan yang ingin tercapai, namun hancur karena sebuah rencana yang tidak sejalan untuk harapannya."
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>
Perhatiannya teralihkan pada pintu ruangan yang terbuka. Rassya, Mala, Fateh dan Rakha melihat siapa yang datang. Senyum mereka terkembang, namun tidak dengan Fateh yang kembali menundukkan kepalanya.
"Nek, Fateh tidak mau bicara sedikitpun." Rakha bergerak mendekati Elma yang berjalan pelan mendekatinya, bahkan kini melewatinya tanpa memberikan jawaban apapun.
Semakin mendekat, Fateh tidak berani untuk melihat wajah Neneknya, ia tahu apa yang ada di pikiran Neneknya. Mala menatap Rassya, melihat situasi ini sudah dipastikan ada sesuatu yang akan terjadi. Dirinya bukan orang dalam, jadi tidak seharusnya berada disini.
"Rassya, anterin Gue ke kantin yuk, lapar." Rassya menatap Mala, namun tarikan tangan Mala tidak bisa membuat Rassya menjawab ucapannya dan mengikuti kemana Mala kini menariknya.
Kini hanya tinggal mereka bertiga. Rakha sudah kembali berada disamping ranjang Fateh, berhadapan dengan neneknya yang masih diam namun tatapannya terus menatap Fateh dengan tajam.
"Nek..." Panggil Rakha pelan.
"Kenapa kau melakukan itu?" Rakha tidak mengerti, lalu ia kini menatap Fateh yang semakin dalam menundukkan kepalanya.
"Kau belajar dari siapa? Selama ini, Nenek tidak pernah mengajari hal itu." Ucapnya kembali.
"Nek, apa yang sebenarnya terjadi?" Rakha tidak bisa berada didalam ketidak tahuan ini. Elma kini menatap Rakha, mereka berdua saling beradu mata
"Adikmu ini, telah mencuri." Jawabnya dengan suara yang sangat sesak.
"Aku tidak mencuri Nek." Fateh mengangkat wajahnya, dengan suara yang cukup keras, sambil menatap Neneknya.
"Terus, kenapa mereka menuduh kamu?" Fateh diam, ia sudah menjelaskan pada mereka, namun mereka tetap saja tidak mau mendengarkan penjelasannya.
"Kau tahu, Nenek merasa gagal sudah mendidik kamu, dengan melihat kelakuan kamu seperti ini."
"Nek, tolong percaya sama aku, aku tidak mencurinya." Fateh masih berusaha menolak bahwa dirinya pencuri.
"Bagaimana Nenek harus percaya, kamu saja tidak percaya sama Nenek, bahkan saat Nenek tanya mau kemana kamu hari ini, kamu tidak mengatakan apa-apa." Keduanya saling beradu tangis. Ini kali pertamanya Rakha melihat keadaan dan situasi seperti ini.
"Maafkan aku Nek." Fateh menarik tangan Neneknya, namun secepatnya tangan itu ia jauhkan dari Fateh.
"Nek..." Elma mundur beberapa langkah kebelakang.
"Nek..." Panggil Fateh terus berusaha menggapainya, sampai Fateh kini terjatuh kebawah dari ranjang pesakitannya.
"Akhhh."
"Fateh." Terik Rakha melihat Fateh terjatuh. Elma tetap mundur, tak membantu Fateh yang terduduk sambil menahan kesakitan darah yang keluar dari tangan infusnya.
"Nek... Tolong percaya sama aku." Fateh berteriak menatap Neneknya yang semakin menjauh, bahkan kini berbalik membelakanginya dan berjalan keluar dari kamarnya.
"Nek... Nenek..." Panggil Fateh keras. Rakha menarik Fateh dalam pelukannya, ia berontak, namun Rakha tetap menahannya dengan kuat.
"Kha,,, Nenek benci Ateh, nenek benci Ateh." Rakha menggeleng, sebesar-besarnya kesalahan mereka, tidak ada kata benci untuk mereka dari neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai
FanfictionPenyesalan terbesar adalah di lahirkan untuk melihat Dunia, tapi di sakitkan dengan rangkaian hidup yang tidak pernah bahagia. ----------->>>>>>>>> Apa kau ingin hidup? Apa tujuan terbesar untuk hidup? Dua pertanyaan yang tidak pernah ada jawaban ba...