32. Penyemangat Hidup

364 26 6
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>


Tidak menyukai belajar bukan berarti tidak mau bersekolah. Seperti Rakha yang saat ini sedang kebosanan di kamar sendirian, karena hari ini dirinya harus istirahat disebabkan kesehatan yang tiba-tiba saja menurun. Sudah banyak gaya yang Rakha lakukan untuk menghilangkan kebosanannya, tapi Rakha sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa bosan itu, malah semakin menjadi.

"Sehari gak sekolah, berasa satu tahun, lama bener ini waktu." Kesal Rakha. Rakha akhirnya memilih duduk, ia melihat ke arah pintu yang tertutup, lalu ia mulai bangun dan berdiri, namun Rakha harus terdiam sebentar, karena rasa pusing yang tiba-tiba saja datang.

Rakha mulai berjalan pelan, tapi jika ia sekolah dalam keadaan seperti ini, malah akan membuat teman-temannya khawatir, jadi diam di rumah mungkin lebih baik. Dari tempat tidur ke pintu kamar, terasa lama. Rakha lalu memegang pintunya, dan membuka, melihatkan kursi ruang tamu yang kosong. Rakha terus berjalan, sampai ia melihat pintu yang terbuka, dimana ada Elma yang sedang duduk menunggu dagangannya. Rakha berjalan pelan mendekati Elma, dengan tangan yang terus memegang dinding sebagai penahannya agar dirinya tidak limbung.

Saat telah sampai, Rakha langsung saja memanggil Elma. "Nek." Panggil Rakha. Elma melihat, ia lalu berdiri dan mendekati Rakha.

"Kenapa keluar? Udah di kamar saja." Ucap Elma khawatir.

"Rakha bosan Nek, mau tidur tapi gak bisa, jadinya hanya berbaring melihat langit kamar." Jawab Rakha. Elma membantu Rakha duduk, setelah itu ia masuk kedalam, dan kembali dengan satu bantal yang disimpan di belakang punggung Rakha agar tidak sakit.

"Tapi sudah tidak apa-apakan?" Tanya Elma.

"Hanya pusing dan tubuh masih ada linu-linu." Jawabnya.

"Kalau sampai sore tidak ada perubahan, kita ke dokter ya." Ajak Elma.

"Memangnya Nenek ada uang, kan hari ini Rakha gak jualan di sekolah, pasti Fateh juga tidak kan?" Tanya Rakha. Elma terdiam, karena dirinya memang tidak punya uang. Mau memberikan dagangan pada Fateh untuk di sekolah, Elma terlalu khawatir, karena Fateh baru sembuh, walaupun tadi Fateh sempat memaksa, tapi Elma dengan keras kepala tidak memberikan dagangannya pada Fateh.

"Jadi gak usah ke dokter, jika pun ada uang, lebih baik kita persiapkan buat rutinan cek up Fateh setiap bulan." Ucap Rakha kembali yang sama sekali Elma tidak bisa menjawabnya.

"Nenek minta maaf ya, dengan kejadian ini, pasti ini adalah kesalahan Nenek yang kurang memberikan gizi dan nutrisi buat kalian berdua." Sesal Elma mengusap pelan rambut Rakha.

"Nenek gak perlu minta maaf, karena ini bukan salah nenek, melainkan salah Ibu." Jawab Rakha.

"Ibu?" Tanya Elma.

"Iya Nek, Ibu yang tidak pernah mengurus kita sama sekali, padahal dia hidup berkecukupan, bahkan lebih." Jawab Rakha dengan tangan yang terkepal kuat.

"Rakha tahu?" Elma kembali bertanya untuk memastikan.

"Rakha sudah tahu Nek, tidak sengaja menemukan amplop coklat yang berisi foto-foto kecil Rakha dan Fateh, dan di sana ada foto Ibu, di situ Rakha langsung mencari tahunya, dan akhirnya berhasil, tapi Ibu malah tidak mau nemuin Rakha sama sekali." Beritahu Rakha dengan suara yang bergetar. Elma lalu duduk di samping Rakha, tangan Rakha di genggamnya dengan kuat.

"Kenapa Rakha sampai lakuin itu?" Tanya Elma.

"Rakha gak bisa berpikir lagi, saat kejadian Fateh masuk rumah sakit, Rakha ingin memberikan semangat buat Fateh, tapi kenyataannya..." Elma menarik Rakha dalam pelukannya, memeluk erat Rakha yang kini mulai menangis.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang