Episode 17.

503 45 1
                                    

Setelah sarapan, Aether berniat untuk pergi mandi, sebelumnya ia langsung berangkat sarapan begitu saja.

Di jalan menuju kamar mandi, perhatiannya terpancing oleh sebuah foto. Di foto tersebut terdapat Xiao, ayahnya atau Zholing dan beberapa orang lainnya.

Anggap lagi foto shoot terus pake kostum⊂(⁠≧⁠▽⁠≦)⁠つ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap lagi foto shoot terus pake kostum⊂(⁠≧⁠▽⁠≦)⁠つ.

Rasa penasaran mulai menyelimuti Aether, dia jadi sangat ingin tau siapa mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya pada Xiao, kini ia kembali ke tujuan awalnya yaitu mandi.

Selepas mandi dia segera mencari keberadaan Xiao ke seluruh rumah.

"Hai Aether!" Sapa Hu Tao membawa sebuah pot bunga.

"Hai Hu Tao..." Sapa balik Aether.

"Nyari siapa?" Tanya Hu Tao mendekatkan diri pada Aether.

"Xiao" Jawab cepat Aether.

"Wih knp nih kok nyariin? Hehe" Goda Hu Tao.

"Gpp nyari aja" Tangkis Aether menolak godaan Hu Tao.

"Tadi kayaknya dia lagi kedatangan orang yg ia benci, mungkin di ruang tamu" Kata Hu Tao memberi tahu.

"Orang yg ia benci?"

"Kau pasti akan tau kok, sudah sana pergi dan tolong dia" Senggol Hu Tao menyuruh Aether segara pergi.

Aether mengikuti arahan Hu Tao dia jadi langsung pergi ke ruang tamu, meninggalkan Hu Tao sendiri di lorong rumah.

"Hehe, aku tidak sabar melihat hati nya hancur haha" Tawa kecil Hu Tao.

"Oyy Hu Tao ayo katanya mau bantuin!" Panggil Ganyu yg ada di lorong menuju taman.

"Ohh iya haha lupa" Balas panggilan Ganyu.

Terlihat di ruang tamu terdapat Keqing dengan baju pesonanya yg mencoba untuk menggoda Xiao, sementara Xiao hanya terus menjauh.

Saat Aether tiba di ruang tamu dia cukup terkejut dengan baju pesona Keqing yg begitu sexy. Segeralah dia tutup mata dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia benar benar tidak mau di anggap mesum.

"Waa!" Aether kaget karna tiba tiba dia langsung di tarik ke depan oleh Xiao.

Kini wajahnya menempel pada dada Xiao. Keqing yg melihatnya jadi kaget setengah mati.

"Perkenalkan dia akan menjadi istri ku bulan depan" Kata Xiao yg membuat Aether kaget dan memerah.

Keqing termenung tidak percaya lalu dia memasang senyum paksanya. Air mata keluar dari matanya nun Xiao tidak mengurusnya.

"Kamu berani nikah sama budak gitu?" Tanya Keqing yg membuat Aether terpaku.

"Kan memang fakta, dia udh di jual beli sama orang banyak jadi kan namanya budak" Lanjutnya.

"Kau pikir aku tidak tau gitu? Ingat ya aku pernah liat berkali kali di jual beli hahaha!" Tawa Keqing.

"Pluk"

A

ir mata tak sengaja terjatuh di tangan Xiao yg memegang pinggang Aether. Terasa air mata yg jatuh tangan Xiao mengangkat dagu Aether untuk melihat.

Terlihat mata yg sudah berkaca kaca dan air mata yg mulai perlahan keluar.

"Apa? Apa dia menangis? Owh sungguh kasihannya.. maafkan mulutku yg lancang ini ya" Ucap Keqing semakin menjadi jadi.

"Jangan di dengar kata si bajingan itu... Dia hanya iri" Bisik Xiao 0ada Aether yg mulai bergelimang air mata.

Aether menggaguk lalu menurunkan tangannya dan secara refleks memeluk Xiao. Xiao membiarkannya, perlahan dengan tatapan tajam ia menatap Keqing.

Keqing terdiam mendapati tatapan Xiao.

"P U L A N G"

Mendengar nya Keqing langsung balik badan dan pergi. Ganyu dan Hu Tao yg tidak sengaja melihat bahkan terdiam di pojokan.

"Shh~ ga usah di pikir, budak ataupun aku tetap menyayangi mu~" Kata Xiao menenangkan istri kesayangannya.

Pelan pelan Xiao mengangkat atau halusnya menggendong Aether ala bridal style dan menuju ke arah taman kecil miliknya, siapa tau dengan adanya bunga bunga indah dan beberapa kucing yg ia pelihara, bukan kucing yg di pelihara oleh Qiqi bisa membuatnya tenang.

"Mau kemana?" Tanya Aether dengan nada kecil.

"Ke taman.. mau ga?" Jawab dan tanya Xiao.

"Gak" Jawab cepat Aether.

"Um, mau kemana? Ku turuti asal kamu tenang" Ucap Xiao sambil mencium pipi Aether.

"Cup"

"Hmm... Yaudah deh ke taman aja" Kata Aether yg malah balik ke menuju taman

"Mau manja?"

"Hmm"

"Kalo manja artinya bisa cepat nyaman?"

"Iya"

"Hehe" Tawa kecil Xiao.

Sesampainya di taman Xiao menurunkan Aether yg ia gendong sejak tadi, rasanya lumayan juga kalo mengendong Aether dengan tempo lama.

Aether masih memasang wajah biasa, tidak senang tidak juga sedih halusnya wajah datar.

"Knp? Ga suka? Kalo ga suka bisa jalan jalan" Tawar Xiao yg merasa tidak suka melihat wajah datar Aether.

"Umm... Boleh nanya ga?" Tanya Aether sambil melihat ke Xiao.

"Iya tanya aja gpp" Jawab Xiao sambil memegang tangan Aether.

"Hmm... Tapi kayaknya ini sedikit bersangkutan sama masa lalu mu, gpp?" Tanya Aether masih ragu ragu untuk mengajukan pertanyaannya.

"Tentang foto ku sama ayah dan beberapa orang lain itu?" Kata Xiao yg sudah tau dan menebak.

"Eh! Iya.." Balas Aether.

"Hehe, setelah ku ceritakan kamu kasih aku cium" Ucap Xiao merayu Aether.

"... Yg lain dari cium ada ga?" Tanya Aether yg tidak mau cium lagi karna kebrutalan Xiao sebelumnya.

Xiao menggelengkan kepalanya, tanda jika tidak ada. Aether bingung harus menjawab apa, disisi hatinya ia sangat ingin tau tentang siapa mereka namun di sisi lain nya juga takut dan tidak ingin.

"Ummmm... Huhhh.. ya deh setelah kamu cerita aku kasih cium" Kata Aether akhirnya menyerah.

"Sini duduk biar tambah nyaman ceritanya" Ucap Xiao.

^<>^<>^<>^<>^<>TBC<>^<>^<>^<>^<>^

[XiaoTher]Bought By The Mafia//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang