Episode 19.

484 47 5
                                    

"... Sekitarnya begitulah ceritanya" Kata ku mengakhiri cerita ini.

>>>>>>>>>>XIAO✧POV✧END<<<<<<<<<<

>>>>>>>>>>AUTHOR✧POV<<<<<<<<<<

Aether yg mendengar jadi sedih karna membuat Xiao harus mengingat kembali masa kematian keempat kakaknya yg ia sayang.

Sekilas sebuah air mata keluar sedikit dari matanya, membuat Aether tambah jadi makan bersalah.

"Xiao kamu menangis?" Tanya Aether pelan.

"T.. tidak, aku tidak" Jawab Xiao langsung mengucek matanya.

"Tolong jangan bohong.. Xiao" Ucap Aether tidak ingin Xiao menahan air matanya.

"Umm... Ughh.. gimana yak mengatakannya.." Tambah lain Aether.

"Maksudnya?"

"Umm... Kan kata mu sebelumnya setelah cerita aku akan memberi mu cium, cuman... Rasanya kayak ga.. cukup" Kata Aether.

"Soalnya kayak bersangkutan sama masa lalu tentang kematian keempat kakak mu" Lanjut Aether.

"Kalo begitu main leher" Balas cepat Xiao.

"Tunggu apa?!"

"Brukk!!"

"Ehh Xiao bi.. bisa yg lain.. kan?" Tanya Aether tidak mau main leher.

"Gak" Tolak Xiao.

"Mati lah aku!" Batin Aether tau apa yg akan terjadi kedepannya.

"Ehh kita bisa melakukan hal yg lain yakan?" Tanya Aether sambil memiringkan kepalanya.

"Ahh~! Nghh~"

Kepala Aether yg miring membuat sebuah kesempatan terbuka dengan lebarnya. Xiao dengan cepatnya langsung sedikit menggigitnya.

"Nghhh~ Xi.. Xiao~ berhenti.. sebentar"

Xiao tidak mendengarkan ucapan Aether dia hanya fokus pada permainan yg berlangsung.

Gigit, hisap selalu bergantian, dua tanda merah sudah terbentuk.

"Nghh~ akh! Xiao jangan gigit"

Setiap Xiao menggigit pasti tanpa aba aba atau halusnya langsung begitu saja.

"Satu lagi ya?" Tanya Xiao.

"G.. ga" Jawab Aether dengan nada pelan.

"Hmm? Apa? Ga dengar..."

"Ga"

"Iya? Ok no problem..."

"Tunggu bukan iy--"

"Ahh~! Akhh~"

"Xi.. Xia.. Xiao sudah.. cukup"

"Huhhh..." Xiao menghembuskan nafasnya di bagian akhir tanda kemerahannya.

"Terimakasih sudah membuat ku puas" Ucap Xiao dengan nada yg tak bersalah nya.

"Hmph" Balas Aether memutar bola matanya ke arah lain.

"Knp? Marah?" Tanya Xiao.

"Yaiyalah, mainnya langsung gas gitu aja, sakit tau" Jawab Aether dengan cukup kesal.

"Kamu enak tinggal langsung gigit sini gigit sana, sedangkan aku kesakitan disini, hmph!" Lanjutnya.

"Hehe maaf, lagian aku paling ga tahan sama nafsu.." Kata Xiao.

Xiao mendirikan badannya menjadi duduk, Aether yg melihat Xiao mendirikan badan jadi ikut juga. Kini keduanya duduk bersampingan.

"Aku ga sabar dehh buat kita nikah terus ngelakuin itu" Kata Xiao mendadak.

"Aku kalo udh ngelakuin itu pasti aku tambah lebih brutal dari ini" Tambahnya.

"Plak!"

Sebuah pukul yg tidak terlalu keras mendarat di bahu Xiao. Pukulan tersebut bukan lain berasal dari Aether.

"Nanti aku jalannya gimana?" Tanya Aether dengan muka datar nya.

"Pake kursi roda" Jawab Xiao sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aether.

"Ihh ga mau pake kursi roda ga enak, lagian ni muka rada jauh" Tolak Aether sambil mendorong muka Xiao agar sedikit menjauh.

"Canda canda lagian masih lama juga kok..."

"Iya juga sih.."

"Tapi kalo tentang persiapan buat itu boleh sekarang aja"

"Ha? Waa!"

"Brukk!!"

"Gak! Aku masih ga mau!!"

"Persiapan sayang~"

"Gak! Gak mau!"

"Gpp, ku pastikan kamu bakal ga bisa jalan normal kok"

"Enggak!!!"

^<>^<>^<>^<>^<>TBC<>^<>^<>^<>^<>^

(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)..... Semoga Aether akan baik baik saja kedepannya, jangan sampai kayak Scara ga bisa jalan gara gara terlalu sering di gitukan ma Kazuha✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧.

[XiaoTher]Bought By The Mafia//ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang