Beberapa tahun telah berlalu... Terlihat seorang pria sedang bermain bersama dengan anaknya.
"Ne papa kapan ayah akan pulang?" Tanya anak itu pada papanya.
"Hm? Entah.. memangnya Xila mau apa?" Tanya balik sang papa.
"Eum.. mau main ke rumahnya bibi Mine!" Jawab Xila semangat.
"Ohh.. mau ke rumahnya bibi Mine, ya? Gimana kalo sama papa Ae saja?" Tawar Aether pada anaknya, Xila.
"Hmph! Gak mau! Maunya bertiga sekeluarga biar seru hehe" Balas Xila ingin ayahnya, Xiao. Juga ikut.
"Ok ok, nanti papa kasih tauin ayah Xiao, gimana kalo sekarang Xila tidur? Biar nanti malam gak terlalu ngantuk" Ujar Aether sambil menggendong Xila di punggungnya.
"Um!"
Aether pun membawa Xila ke kamarnya. Setibanya di kamar ia bacakan sebuah dongeng anak anak, ya itu sudah jadi kebiasaan.
Beberapa menit kemudian Xila sudah tertidur dengan pulasnya dengan boneka kesayangan yg di berikan oleh Lumine di tangannya.
Aether mencium pipi Xila dengan lembutnya lalu keluar dari kamarnya dan turun ke bawah sambil berusaha menghubungi Xiao yg kerja di luar kota Liyue.
"Semoga saja Xiao bisa.." Ucap Aether sambil mengetik nomor telpon Xiao.
"..."
"Ya.. knp Ther?" Tanya Xiao dari telpon.
"Bisa pulang gak nanti malam? Xila ingin ke tempat Lumine" Aether tanya balik.
"Tidak dengan mu saja?" Jawab Xiao.
"Dia tidak mau.. maunya kita bertiga ke sana bareng.." Ujar Aether sambil memainkan rambut panjangnya.
"Ouh.. emm.. aku tidak yakin apa nanti malam bisa pulang" Ucap Xiao.
"Owhh.. begitu.. yasudah lanjutkan saja dulu kerjaan mu sampai selesai akan ku beri tahu Xila jika kamu tidak dapat pulang nanti" Balas Aether disertai sebuah nada sedih dan cukup kecewa.
"Ma--"
Telpon lebih dulu di matikan oleh Aether. Jujur hatinya selalu ingin marah jika Xiao selalu lebih memilih pekerjaannya. Namun jika di tinggal maka kota Liyue bisa jadi ampasnya.
Sebenarnya Ningguang, Hu Tao, atau Ganyu bisa di andalkannya, hanya saja mereka pasti lebih dulu kesibukan masing masing. Contohnya Ganyu.. yg kini sibuk PDKT dengan Keqing.
Sementara yg lain.. ya begitulah, kalian berimajinasi aja apa yg Ningguang sama Hu Tao lakukan, Author kehabisan ide😌.
Ok! Balik ke cerita!
Aether dengan rasa sedih dan kecewa berjalan balik menuju kamar Xila. Dia bingung.. apa yg harus ia katakan pada Xila nanti.
"Maaf Xila.. ayah tidak bisa pulang bagaimana kapan kapan saja ya?"
"Ayah tak pulang hari ini, kapan kapan saja ya?"
Itu adalah kata kata yg sering terulang terus menerus. Walaupun balasan dari Xila adalah..
"Oh iya tidak mengapa kok, pa!"
Yg semakin lama di ikuti oleh rasa sedih dan kecewa yg mendalam.
>Skip.. sorenya, pukul 17.00<
"Ne papa bagaimana? Apa ayah akan pulang?" Tanya Xila membuat Aether kaku.
"... Eum, katanya ayah iya, dia akan pulang tapi mungkin larut malam nanti, soalnya dia bilang kalo jalanan lagi macet banget" Jawab Aether berbohong pada Xila.
"Yeayy! Ayah akan pulang!"
Xila mulai girang sendiri, ia meloncat ke sana sini, lari sana sini. Aether yg melihat girangnya Xila ketika mendapati kabar jika Xiao akan pulang benar benar membuatnya hancur.
Ia segara balik fokus ke cucian piringnya sambil terisak-isak menahan tangisnya. Beberapa jam telah berlalu. Jam mulai menunjukkan pukul jam delapan malam.
"Ayah lama banget.. keburu malam terus Xila nanti ngantuk hmph!" Ujar Xila kesal pada Aether.
"Sabar dong anak papa yg cantik dan imut ini" Balas Aether sambil mencubit pipinya.
Xila pun lanjut memainkan bonekanya, sementara Aether terus melihat ke arah ponselnya yg ada banyak pesan belum terbaca. Baik itu dari Lumine, Scara atau yg lainnya.
"
Ayah pulang!"
"Wah! Itu ayah!" Ujar Xila semangat, membuat Aether berhenti termenung.
Xila dengan girangnya berlari melaju ke arah ayahnya yg baru saja pulang itu.
"Ayah ayo ke tempat papa! Papa sudah sedari tadi menunggu" Kata Xila.
"Iya iya" Balas Xiao sambil membuka tali sepatunya.
Selepas melepas tali sepatu, Xila dengan cepat menarik tangan Xiao. Tibanya di ruang tamu, sebuah pelukan langsung datang.
"Maaf membuat mu menunggu" Lirih Xiao pada Aether.
"Hiks.. tidak seharusnya aku yang minta maaf.." Balas Aether dengan air mata yg keluar.
"Knp?" Tanya Xiao bingung.
"Karna aku menyuruh mu pulang jadi kau harus meninggalkan kerjaan itu" Jawab Aether.
"Tidak perlu minta maaf, ini salah ku juga karna terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa dengan kamu dan Xila.." Balas Xiao.
"Em.. papa menangis?" Tanya Xila dengan polosnya, ya pasti polos lah masih anak anak gak kayak kita yg pikiran sering trapeling🗿.
"Enggak kok, katanya mau ke rumah bibi Mine ya? Ayo dah kesana" Ujar Xiao sambil mengelus kepala Xila.
"Um! Ayo!" Balas Xila berlari menuju kamarnya untuk ganti baju.
Xiao melihat ke Aether yg masih menurunkan air mata. Ia menarik dagu Aether ke atas, menatap ke matanya.
"Shh.. lupakan saja, aku sudah meminta yg lain untuk menggantikan ku" Kata Xiao.
Setelah perkataan itu keluar, Xiao perlahan mendekatkan bibirnya pada mulut Aether untuk sedikit melakukan ciuman singkat tapi panas.
"Nanti malam kamu dapat jatah" Kata Aether malu malu sehabis ciuman.
"Makasih.. 10 ronde ya?" Tanya Xiao sambil merayu Aether.
"Nggak, lima aja.." Jawab Aether cepat.
"Ayah! Papa! Tolongin Xila!" Teriak Xila dari kamarnya.
"Iya" Balas Xiao dan Aether kompak.
メ✿✧BONUS EPISODE END!メ✿✧
Dah ya, sekalian episode ini ada anak dari mereka berdua, sesuai yg di inginkan.. ehh auh apa nama akun nya(人 •͈ᴗ•͈).
KAMU SEDANG MEMBACA
[XiaoTher]Bought By The Mafia//END
Sonstiges"Rambut mu halus juga ketika sudah di basuh" Kata seorang mafia dengan warna rambut hijau toska dan hitam, yg bernama Xiao "Terimakasih..." Jawab seorang laki laki berambut pirang, dengan nama Aether. ✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧✿✧ Ship couple yg terlibat.. ...