23

1.5K 127 16
                                    

alhaitham membawa kaveh ke dalam ruangan nya,kaveh baru mengetahui bahwa ternyata alhaitam adalah seorang jaksa hakim,tidak heran dia mengenakan jas.

"kok?aku kira kamu bukannya pelayan di cafe?"

"saya bekerja disana hanya untuk mengisi waktu"

muka kaveh hanya ber oh ria saja tanpa peduli perubahan mood alpha yang ada di depannya.

setelah alhaitam memakaikan kembali kaveh celana, alhaitam memilih untuk duduk dan membuka komputer nya,mengotak Atik sesuatu yang tidak kaveh pahami.

kaveh pun duduk di sofa tanpa banyak bicara,merogoh sakunya untuk mencari ponsel,namun nihil.

"Loh! ponsel ku mana?!"

alhaitham yang sedang bekerja memilih untuk diam,mencoba fokus kepada berkas berkas yang sedang dia tanda tangani.

"mungkin terjatuh di toilet saat kamu menggesekkan pantat mu"

kaveh mendengus kesal lalu memilih pergi untuk mencari ponselnya.
di tengah perjalanan,dia tiba tiba tersadar dengan apa yang di lakukannya.

perlakuan nya yang agresif terhadap alhaitam membuat malu,sejak kapan dirinya akan memohon untuk di gagahi seperti itu.

dalam perjalanan nya ke kamar mandi,dia mengelus perutnya yang berisikan anaknya,tersenyum tipis menanti kelahiran nya,perut kaveh yang datar itu mampu membuatnya merasa bahagia.

sampai di wc,dia berusaha melihat kesana kemari dan di bawah lantai,saat dia lalu menemukan hp yang memiliki casing berwarna seperti rambutnya dan memiliki hiasan gantungan kelinci.

tapi sialnya,dia sampai lupa kalau dia sedang menerobos kamar mandi umum yang dia kira tidak akan ada orang lain krena sudah sangat larut malam.

"kaveh?"
siraj yang baru saja menyelesaikan panggilan alam,sedang menaiki kembali resleting celananya
menemukan "kavehnya" yang tiba tiba ada di hadapan nya.

"siraj?!"

kaveh sedikit kaget, memasukkan hp nya ke dalam kantong jubah alhaitam yang masih di pakai.

"maaf ya,saya kesini cuma mau ngambil ponsel,tadi ketinggalan disini."

buru buru kaveh membuka pintu wc itu,namun sebelum dia membuka pintunya,tangan siraj memeluk tubuhnya dari belakang.

"sudah kuduga itu kamu!aku mengenal bau mu,aku juga sudah yakin bahwa itu adalah ponselmu."

"lama tidak berjumpa,kaveh.aku merindukanmu"

Kaveh yang merasa tidak nyaman dan aman dipeluk seperti itu,berusaha melepaskan nya dengan pelan pelan.

"siraj,tolong lepas.. saya sudah bersuami"

mendengar itu,siraj tertawa terbahak-bahak yang bisa membuat Kaveh cukup merinding dan bergidik ngeri.

"hei,kamu bisa menipu azar tapi tidak dengan aku,manis"
azar menyibakkan helaian rambut yang ada di leher kaveh, mengendusnya dengan perlahan.

"memang,baumu semakin manis dan tercium bau alhaitam ditubuhmu,tapi dia tidak melakukan itu bukan?kalian belum bonding sama sekali"

kaveh merasa udara di sekitar makin mencekam,tanpa berlama lama dia kembali berusaha membuka pintu.

"shh shh,kenapa buru buru sekali?kamu sombong sekali ya,sama seperti dulu"

siraj mengelus tangan kaveh yang bergetar, menyadari kaveh menangis di dalam diam saat siraj menarik rahangnya,siraj menyeringai.

"lihat wajah ini,tidak heran kepala sekolah menyuruhku untuk mencarimu.hei,kemana kamu selama ini?"

"ayah tua sialan itu,mengincar harta karun seperti ini untuknya sendiri, membayangkan dirimu yang akan menjadi pemuas nafsunya,miris sekali aku hampir muntah"

"Dek hayi" Haikaveh [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang