42 kenangan

805 72 5
                                    

alhaitham dan kaveh duduk di sofa, sedangkan tighnari dan cyno di hadapan mereka.

nahida tampak nyaman di pangkuan ibunya,tertidur lelap sambil menggenggam erat rambut pirang kaveh,seolah olah takut ibunya akan pergi lagi.

anak sekecil itu langsung mengenali ibunya,menempel dengan erat ditubuh kaveh enggan melepaskan saat alhaitham ingin memindahkan nahida ke kamar anak anak tighnari.

hari sudah siang,sudah waktunya bagi anak anak tidur.si kembar tiga tidur di kamarnya,sedangkan nura si bungsu dipelukan ayahnya.

tighnari masih menatap kaveh tajam,seolah meminta penjelasan atas perbuatannya selama 3 tahun ini.

tighnari berdiri dan melipat tangannya didepan "jadi?apa kau hanya akan duduk disana dan diam?apa perlu diriku yang memaksamu bicara?"

tighnari mengintimidasi kaveh, ekornya yang bergerak kesana kemari menjelaskan perasaan nya yang marah dan kecewa.

"sayang,berikan dia waktu." cyno tampak mengusap bahu istrinya,mencoba memecahkan atmosfer tegang yang membuat anak anak kecil tidak nyaman.

kaveh ingin memberikan nahida ke alhaitham,namun anak itu tampak tidak mau di lepaskan.

"biarkan dia di pelukanmu,anak itu mengenali baumu"
alhaitham berbicara,memberi kode agar kaveh dapat menjelaskan situasi dengan nahida di pangkuannya.

alpha itu memeluk bahu kaveh, mengisyaratkan kalau alhaitham tidak marah padanya,dan membuat kaveh sedikit rileks.

"saat aku habis melahirkan,siraj datang.dia bilang jika aku tidak mengikutinya,dia akan mencelakakan alhaitham juga nahida."

"aku tampak seperti meremehkan alhaitham,tapi aku yakin padanya.aku hanya tidak yakin nahida akan selamat karena dia bilang anak buahnya sudah berdiri didepan sana berbaur dengan para siswa akademia yang melihat nahida."

"jadi kau mengikuti nya?"
tighnari memotong pembicaraan kaveh.
"kau tau betapa gilanya kakak ku mencarimu?dia seperti mayat hidup!bahkan dia sempat menelantarkan nahida karena depresi."

"kalian berdua sudah mating, jangan gila!kau pasti tau kalau pasangan alpha omega berpisah seperti itu salah satu bisa mati karena depresi!"

"adik,sudahlah..."
alhaitham berbicara dengan lembut,dia tidak bisa menyalahkan kaveh ataupun tighnari.

"maafkan aku,aku hanya tidak bisa kehilangan mereka berdua,aku sudah tidak memiliki siapa siapa"
bahu si pirang bergetar lemah,matanya kembali mengeluarkan air mata.

nahida tampak terbangun,feromon ibunya terasa menyedihkan di indra penciumannya.
seolah mengerti,nahida ikutan menangis dan memeluk leher kaveh.

"ma.. mamama..."
mulutnya meracau ngasal,tangan kecilnya masih memegang erat rambut panjang ibunya.

Alhaitham mengusap bahu kaveh, menenangkan situasi.jujur dia lelah melihat kaveh menangis, alhaitham yakin tubuh kaveh juga lelah.

"ayo pulang,rumah ini sudah menjadi milik mereka"
































nahida ditiduri di kamarnya,kamar bernuansa biru laut itu di dekorasi dengan bagus oleh alhaitham.
alhaitham sedang di dapur, memasakkan sesuatu untuk kaveh.

kaveh tampak menilai seluruh ruangan,jiwa arsitek nya bergetar hebat dan mengkritik beberapa furnitur yang tidak estetik menurutnya.

kaveh lalu mendekor ulang kamar itu,menaruh benda bendanya,menggeser lemari atau meja. lalu dia memindahkan beberapa buku.

"Dek hayi" Haikaveh [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang