"detik detik terakhir."
play song ; jacob and the stonedi malam jumat yang hening,rumah sakit sumeru tampak sepi.tapi para dokter dan suster msih bermondar mandir melayani pasien.
dikamar 309,seorang omega terbaring lemah.sekujur tubuhnya dingin,oksigen diperlukan untuk membantunya bernafas.
rambut pirang miliknya yang sudah tidak pirang lagi,helai putih dan tangan juga wajah cantiknya yang mengerut menandakan bahwa dia menua.
penuaan itu tampak tidak berguna.karna bagi alhaitham,kaveh tetap cantik.cahaya remang remang dari bulan menyejukkan hati mereka berdua.
alhaitham masih tegap,namun siapapun orang yang melihatnya akan tau bahwa alhaitham hancur dari dalam.
hatinya tidak kuat,melihat kaveh menderita.perlahan dia usap rambut yang memutih itu,dicium nya kening istri tercinta.jemari saling terkait,merapalkan kata cinta.
alhaitham pura pura tidak sadar,bahwa ini adalah akhir dari kehidupan istrinya.
air matanya jatuh menetes,tidak rela.perlahan tangan rapuh yang dipasang infus itu menyeka air matanya, mengelus pipi alhaitham sayang.
bibir yang sudah kaku dipaksakan untuk bicara."alhaitham..hapus air matamu,aku tak ingin melihatnya"
air mata yang seharusnya kering malah semakin tumpah.alhaitham memegang tangan dingin yang mengusap pipinya,memejamkan mata.bibir alhaitham menggumam kecil ; "jangan pergi"
pendengaran kaveh yang sudah tidak bagus itu masih mampu menangkap suara paling dia nantikan sepanjang hidupnya.
"aku tidak pergi,aku hidup di dalam hatimu"
kaveh tersenyum,tangan lemahnya menyentuh lembut dada alphanya,membuat alhaitham makin tersedu sedu.cahaya bulan menerangi wajah cantiknya yang sudah tidak muda.perlahan, alhaitham mendekat dan mengecup bibir manis itu
kaveh tersenyum damai dan menyeka air mata suaminya,tidak henti hentinya dia mengucapkan terimakasih kepada alhaitham karena telah membuatnya bahagia.
"i love you, your whole Life and I'll miss you for the rest of mine"
kaveh menutup matanya damai, perlahan tangannya yang sedari tadi mengusap pipi alhaitham perlahan terjatuh.suara alat medis yang berisik menandakan bahwa denyut jantung kaveh sudah berhenti berdetak.
alhaitham menangis tersedu-sedu,mencium tangan sang kekasihh untuk terakhir kali sebelum suster datang dan menutup seluruh tubuh dingin kaveh dengan kain putih.
malam itu sumeru hujan deras,seolah olah semesta ikut menangis menemani alhaitham.
diluar kamar,tighnari langsung memeluk kakaknya.anak anaknya ikut memeluk tighnari beserta pamannya.nilou dan dehya ikut merasakan kesedihan yang mendalam.seluruh teman saling berpelukan,saling menguatkan.
semuanya berduka atas kepergian sang matahari.nahida tidak menangis,anak itu pandai menyembunyikan sedihnya.
saat pemakaman selesai, alhaitham tinggal sendiri.ingin menemani kaveh sebentar di pengistirahatan terakhirnya.
"ini bunga dandelion,kaeya membawanya dari Monstatd,kami semua akan merindukanmu"
alhaitham berjongkok,mengelus batu nisan yang bertuliskan nama kaveh.
tidak ada yang tau pembicaraan alhaitham saat itu.nahida dan adiknya shaheen, memperhatikan ayahnya.setiap hari membuka album,memandang foto foto ibu mereka.
satu hal yang sangat nahida dan shaheen tau,ayah nya jatuh sangat dalam kepada ibu mereka.
alhaitham menghabiskan hari harinya dengan bersedih,tidak ada yang dapat menggantikan kekasihnya.
terkadang nahida harus menyuapi alhaitham makan.shaheen turut memandikan ayahnya.mata alhaitham yang damai itu berduka,setiap harinya.
berselang dua tahun, alhaitham menghembuskan nafas terakhirnya tepat di malam jumat juga,jam yang sama,menit yang sama,detik yang sama.
di detik detik terakhir nya,nahida dan shaheen diberitahu satu hal oleh alhaitham.
"aku bangga sudah menjadi ayah kalian,dan aku senang kalian berdua memiliki paras seperti kaveh."bahkan di ujung hidupnya, alhaitham akan terus memuju kaveh,mencintai kaveh.
dan tepat dengan permintaan terakhir alhaitham,dia disemayamkan tepat di samping liang kaveh.
nahida akhirnya menangis,memeluk adiknya shaheen,saat melihat kedua liang itu berdampingan.
"ayah,ibu,selamat jalan"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Dek hayi" Haikaveh [ END ]
Fantasy[complete,tamat] kaveh yang pada saat itu adalah senior jurusan arsitektur di akademiya,nolongin junior yang lebih kecil darinya buat ngambil buku di rak perpustakaan,badannya sih kecil dan mungil banget,siapa sangka bocah kecil itu bakalan jadi puj...