"Apa semuanya sudah dibawa? "
"Jangan sampai ada yang tertinggal, jangan lupakan obatnya ayah." Cerewet sang gadis terhadap ayahnya yang akan pergi ke luar kota karena kerjaannya."Iya, iya sudah ayah bawa semua..."
"Cerewet! " Ucap sang ayah sambil mencubit ujung hidungku pelan dan tertawa."Bagaimana tidak khawatir, ayah selalu melupakan sesuatu. " Ocehanku.
Dirasa sudah siap semuanya ayah pun pamit.
"Baik, ayah pamit dulu.""Hati - hati ayah."
Akupun mengantar ayah sampai kedepan pintu.Akupun melihat punggung ayah yang semakin menjauh dan mulai memasuki lift.
Dan hari ini adalah hari keempat setelah pindah dari tempat yang lama. Pindah dari kampung ke kota dengan alasan sang ayah yang naik jabatan dan dipindahkan ke kota alhasil aku harus ikut bersama sang ayah.
Menempati apartement baru, eh tidak... sepertinya tidak bisa dikatakan apartement juga karena jika dikatakan apartement sewaannya sangat mahal dan juga bertingkat tinggi.
Hmmm... Bisa dibilang tempat sekarang seperti rumah susun karena disewakan sebagian besar oleh orang perkantoran yang dimana rumah nya jauh dari tempat kerja jadi mengharuskan pindah ke sini. Tetapi kawasan disini terlihat sosialnya masih individualis makanya aku sulit membedakannya.
Sebelum itu, perkenalkan namaku Ivanka biasa dipanggil Vanka dan aku duduk dikelas 12 SMA yang dimana aku berumur 18 tahun.
Oke mari kita lihat....
Masih ada beberapa barang yang belum dikeluarkan dari kardus. Sepertinya pekerjaan sedang menunggu kita.***************************************
Jam sudah menunjukkan pukul 17.30
"Huft, akhirnya selesai juga. " Ucapku sambil mengusap teringatku.
"Tinggal buang sampah ke bawah. "
Aku pun membawa dua buah kantong sampah tersebut keluar. Ketika aku sedang menutup pintu aku melihat lift tersebut terbuka.
"Tunggu... " Ucapku terhadap sang pria yang berada di dalam lift. Pria yang tampaknya sudah berumur.
Pria yang mendengar suara ku langsung menahan pintu lift. Aku yang melihat itu langsung berlari pelan ke arah lift.
"Baru ya disini? " Ucap bapak tersebut ketika aku sudah berada di dalam lift dan memulai pembicaraan.
"Eh, iyaa pak... "
"Mau buang sampah? " Tanyanya
"Iya..." Kataku sambil menatap wajah pria tersebut.
"Bukankah biasanya ayahmu yang membuangnya?" Tanyanya lagi.
"Hmm... karena hari ini ayah sedang ke luar kota, alhasil aku yang membuangnya" Jawabku mencoba untuk berbaur terhadap tetangga sekitar.
"Saya belum pernah melihat ibumu. Kemana ibumu? "
"Ibu saya sudah meninggal sejak saya masih kecil pak. " Disaat itu pula berbarengan dengan pintu lift yang terbuka.
Tingg... (Bunyi lift terbuka)
"Terima kasih pak" Pamitku dan langsung keluar membawa sampah tersebut.
Entah mengapa aku merasakan mata bapak tersebut sangat mengintimidasi.
***************************************
Badanku rasanya sangat lengket sesudah membersihkan rumah. Akupun bergegas untuk segera mandi agar lebih segar, menghilangkan kuman - kuman yang menempel di tubuh.
Setelah menyelesaikan mandi. Aku berjalan ke dapur untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk dimakan nanti.
Karena sang ayah belum menyetok kembali makanan yang ada di dalam kulkas. Aku hanya bisa memasak apa adanya saja.
Yahhh... Seperti inilah kehidupanku. Harus menyiapkan semuanya sendiri atau terkadang sang ayah yang membantu karena sosok ibu yang sudah tidak ada sejak aku kecil. Membuatku menjadi mandiri.
Setelah aku selesai memasak dan makan akupun bergegas untuk istirahat. Karena besok aku akan menjadi siswi baru di sekolah baruku di tengah semester ini.
Aku pasti harus menyesuaikan semua bahan mata pelajaran di sekolah baruku, karena aku sudah kelas 12 yang bukan siswa baru di awal semester. Membuatku harus mengebut materi untuk ujian sekolah yang tinggal beberapa bulan lagi. Karena hal itu aku harus mengisi semua tenaga untuk esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivanka And Oldman
Короткий рассказDESCRIPTION : Kehidupan Ivanka gadis berumur 18 tahun yang mengharuskan pindah dari desa ke kota untuk mengikuti sang ayah karena alasan naik jabatan. Berpindah ke rumah susun membuatnya selalu bertemu dengan pria tua yang bernama Pak Retno si pemi...