Chapter 2

20.3K 275 2
                                    

Kringgg.... Kringgg...
Bel pulang sekolah pun berbunyi.

"Akhirnya pulang juga" Ucapku sambil merengangkan badan.

Sudah 7 jam aku berada di sekolah, yang pasti waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling ditunggu semua para pelajar.

Aku pun bergegas merapihkan dan memasukkan semua peralatan alat tulis dan buku ke dalam tas. Dan langsung cepat - cepat ke halte agar tak tertinggal bus nantinya.

***************************************

Ketika aku ingin menekan tombol lift aku melihat bapak itu lagi yang sedang mengarahkan kakinya menuju lift, aku pun langsung menahan pintu lift.

Ia tersenyum kepadaku, tapi entah mengapa itu terlihat agak sedikit menakutkan.

"Kamu baru pulang sekolah ya vanka? " Tanyanya.

"Iya, " Jawabku agak sedikit terkejut bagaimana beliau bisa tau namaku.

"Oh iya, tadi saya mau kasih sesuatu ke kamu. Tapi karena tadi di rumah mu tidak ada orang, jadi saya membawanya lagi ke rumah saya. "

"Nanti kamu ke rumah saya saja ya vanka," Astaga, kenapa aku merinding ketika beliau berbicara seperti itu.

"I..i..iya pakk" Jawabku ragu.

"Saya tinggal di lantai 4 nomor 02 hampir sama kayak kamu cuman beda lantai aja"

"Baik pakk..."
"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu" Ucapku buru - buru sambil keluar dari lift tersebut.

***************************************

Sekarang aku sudah berganti pakaian dengan menggunakan tanktop longgar dan celana pendek. Dan kenapa hari ini sangat panas.

Sebelum itu aku masih bingung dan bimbang apakah aku harus ke rumah bapak tersebut atau tidak, padahal aku saja belum mengetahui nama beliau, dan dari mana beliau tau namaku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum itu aku masih bingung dan bimbang apakah aku harus ke rumah bapak tersebut atau tidak, padahal aku saja belum mengetahui nama beliau, dan dari mana beliau tau namaku?.

Ah sudahlah.... Dari pada membuatku pusing dan berpikir tidak karuan lagi aku lebih baik mengganti pakaianku dan istirahat siang terlebih dahulu.

*flashback on*

Dinggg... Donggg... (Bunyi bel rumah)

Terdapat seorang pria yang sedang menekan bel di depan pintu rumah seseorang, tetapi daritadi penghuni di dalam rumah tersebut tak kunjung keluar.

Ya pria itu, Pria yang sudah bertemu Vanka dua kali di dalam lift. Pria itu bernama Retno.

Dia memiliki perawakan (bentuk tubuh) perut yang buncit, sedikit gemuk, rambut yang sudah mulai menipis dibagian depan, dan umur dia sudah menginjak 42 tahun.

Dia menyeringai tipis,
Dia mengeluarkan sebuah kunci di sakunya dan membuka pintu tersebut dengan kunci yang dia punya. Tanpa meminta ijin orang yang tinggal dihunian tersebut.

Dia adalah pemilik rumah susun ini. Tak hanya ini, tetapi dia memiliki beberapa aset yang tak akan mati. Dan juga beliau mengelola tempat peroleh - olehan disuatu wilayah yang selalu ramai oleh para pendatang dan juga pastinya beberapa toko.

Jadi intinya, walaupun dia sudah tidak bekerja sekalipun, dia tetap akan menghasilkan uang.

Dia melihat sekeliling ruangan itu, ketika dia sudah memasuki rumah tersebut. Dia terus menelusuri rumah tersebut hingga akhirnya kakinya berdiri di depan pintu kamar gadis itu.

Ugghhh... Jika memikirkan gadis itu saja sudah membuat dirinya ingin cepat - cepat.

Ah sudahlah.....

Bagaimana tidak, pertama kali aku melihatnya berlari pelan ke arahku yang mungkin tanpa sadar membuat dadanya berguncang, dengan wajah yang sangat cantik, dan teringat yang tengah membasahi dahinya, hal itu membuatku menelan ludah dan berpikir yang tidak - tidak.

Aku melangkahkan kaki ku ke meja belajarnya, terdapat sebuah foto orang yang tampak sangat cantik dan juga beberapa buku sekolahnya.

"Vankaa... " Ucapku ketika membaca tulisan tersebut dari salah satu buku itu, membuatku tersenyum tanpa sadar.

Setelah aku mengecek bagian meja belajarnya aku beralih ke area lainnya yaitu lemari pakaiannya, aku membuka lemari tersebut dan mataku melihat terdapat beberapa bra dan celana dalam di dalamnya, walaupun pastinya terdapat baju dan juga celana sang gadis itu. Tetapi entah mengapa dalammannya sangat menarik perhatianku.

Tanganku langsung meraih ke bra tersebut,
"Ah.... Sepertinya tanganku tidak cukup untuk menampung dadanya" Ucapku tanpa sadar, aku melihat - lihat dan saat kurasa sudah cukup sedikit puas lalu aku menaruhnya kembali dan beralih ke celana dalam tersebut.

Ingat ya... Sedikit puas.

Aku menghirupnya. 'wangiii...' dalam batinku.

Ku dudukan bokong ku ke kasurnya dan aku menurunkan resleting celanaku. Benda yang sudah dari tadi bangun itu. Aku menggesek - gesekkan celana dalam itu ke kemaluanku.

Ngghhh... Mhhh...
Hhhh...
Nafasku mulai berat rasanya.

"Ttte..rus sssayanngg.... " Desahku yang sedang bermain sendiri.

Hawa nafsu sangat mengendalikan diriku.
"Hhahhh.... Ssse..di..kit lagggii.."
"Vannkaaa..."

Ughh...
Hingga akhirnya aku pun mendapatkan pelepasan terakhir. Teringatpun membajiri dahiku. Aku melihat kebawah yang dimana cairanku keluar di celana dalam gadisnya itu.

Eh tunggu, tunggu. Gadisnya?. Membuat dia tersenyum dengan kelakuan yang telah dia lakukan.

Aku mengantongi celana dalam tersebut dan merapihkan semuanya seperti semula. Aku mulai berpikir bagaimana caranya agar aku dan Vanka bisa berduaan lebih lama lagi, dan yang pasti didalam selimut bersama heheheh.

*flashback off*

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang