Chapter 17

15.2K 202 4
                                    

Enjoy!

Doorr...
Aku terkejut bukan main. Karena aku sedang menikmati angin di halaman belakang sekolah.

"Ish..apaansih dar gk lucu tau, kaget gw. " Ucapku kesal.

"Hahahah... Iya iya sorry gw udh ngagetin lo. " Lalu dia menghentikan tawaannya. Menatapku dengan pandangan sulit untuk ku mengerti.

"Jujur lo sama gw, kemana lo semalam? " Lanjutnya sambil menunjuk ke depan wajah ku.

"Gk kemana - mana" Ucapku yang pastinya berbohong.

Lalu dara menunjukkan sebuah foto yang dia jepret di ponsel nya.

Glek..
Sepertinya aku sudah tidak bisa berbohong.

"Jangan bohong sama gw, lo semalam jalan bareng sama om - om? " Tanyanya mengintimidasi ku.

Sepertinya aku harus menceritakan ini kepada dara, mengingat dara juga sangat terbuka kepadaku. Lalu aku pun menceritakan semuanya kepada dara.

"Kata lo gw harus gimana dar? Gw perlahan - lahan menikmati itu semua. Tapi perjalanan hidup gw masih panjang. Banyak yang masih belum gw kejar. " Ucapku mencoba mencari solusi.

"Yang penting kuncinya ada di dalam diri lo sendiri. Lo harus menentukan salah satunya, sorry gw gk pinter banget kalau buat kayak beginian. Ibaratnya nih ya semua orang berbeda - beda potensinya. "

"Sebenarnya gw lebih milih buat kejar impian gw dar. Tapi... Dia udh merebut yang gw jaga sebagai perempuan dar. " Kulihat Dara cukup kaget mendengarnya.

"Kok bisa van? Dia maksa lo buat gituan? . Lo takut gk ada cowok yang mau sama lo karena itu atau lo suka sama dia?" Aku bungkam mendengar ucapannya.

"Hah.. Van, percaya sama gw. Jodoh itu gk bakal kemana, sekalinya lo yakin itu jodoh lo pasti dia menerima semua kekurangan lo dan juga sebaliknya. " Dia berbicara sambil menepuk pundak ku.

"Udahlah, lebih baik kita mempersiapkan diri untuk ujian sekolah dan juga jalan yang kita ambil kedepan. " Ucapnya sambil mengepalkan tangannya ke udara, aku pun terkekeh melihatnya.

"Lo bilang aja sama dia kalau jangan ganggu dlu, gw yakin dia pasti ngerti kok. Gw juga gitu...."

"Thanks dar, lo bener - bener the best. " Ucapku sambil mengacungkan jempolku ke arahnya.

"Hahahah.. " Aku dan dara pun tertawa.

***************************************

Setelah perbincangan kami tadi, kita berencana setelah pulang sekolah untuk belajar di perpustakaan 24 jam. Karena tinggal perhitungan hari yang harus kita siapkan menuju ujian sekolah.

Sekarang aku dan dara sedang mengisi perut di minimarket yang memang menyediakan berbagai makanan cepat saji. Sebelum melanjutkan perjalanan kami.

"Kayaknya besok - besok harus bawa baju ganti deh ke dalam tas. Soalnya kan kita di perpus nanti sampai malam. " Ucapku

Dara mengangguk setuju ucapan ku. "Iya betul, besok gw mulai bawa. "

Dan setelah aku dan dara menghabiskan makanannya. Aku dan dara langsung menuju ke tempat tujuan kami.

Tentunya tidak banyak yang bisa dilakukan didalam perpustakaan selain belajar.

Hingga jam sudah pukul 20.45

Membuat Kami mengakhiri belajar untuk hari ini. Setelah keluar perpustakaan aku baru mengecek ponselku. Karena aku mensilent kan ponselku sejak aku pulang dari sekolah, tetapi sebelum itu aku sudah memberi tau ayah.

Banyak sekali notifikasi yang masuk ke ponselku. Yang pastinya tertera nama Pak Retno.

Hahhhh...
Sepertinya benar apa yang diucapkan oleh dara. Aku harus memberitahunya untuk jangan mengganggu ku dulu.

To. Pak Retno :

"Maaf, Vanka baru buka ponsel. Habis dari perpustakaan jadi ponselnya di matikan. "
"Tapi, Vanka harap jangan ganggu saya dulu... Soalnya Vanka lagi mempersiapkan  ujian sekolah. "

Aku mengirim pesan tersebut. Lalu mematikan layar ponselku. Dan berjalan menuju rumah.

***************************************

Aku telah membersihkan badanku. Dan syukurlah bahwa aku tak bertemu Pak Retno. Aku berharap hari esok pun juga seperti itu.

Tapi di sisi lain aku masih memikirkan kegiatan malam kemarin. Yang dimana di malam panas itu Pak Retno mengeluarkan cairannya di dalam. Aku tidak mau hamil dulu, masih banyak yang ingin aku kejar.

Untuk berjaga-jaga sepertinya besok aku harus membeli dan meminum obat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

Cukup lama aku berperang batin hingga membuatku menguap, ngantuk. Akupun langsung membaringkan tubuhku di kasur empukku. Perlahan aku pun terlelap.

***************************************

"Sayang... Vanka, bangun. Saya kangen sama kamu. " Kata Pak Retno.

Pak Retno yang melihat vanka tak bereaksi apa-apa. Membuatnya semakin tertarik untuk menganggu vanka dari tidurnya.

Pak Retno mencium seluruh wajah vanka. Mulai dari dahi, pipi, hidung lalu yang terakhir yaitu bibir pink yang dari tadi sangat menggodanya.

Tangannya pun tak tinggal diam, Pak Retno menaruh tangannya di atas dadanya lalu meremas pelan.

Dirasa sudah cukup bermain disana Pak Retno ingin menyentuhnya lebih dari itu. Dia ingin kulit bersentuhan dengan kulit.

lalu membuka satu persatu kancing baju yang Vanka pakai. Hingga di kancing yang terakhir terpampang lah daging empuk yang dia cari.

Senyumnya terlihat di wajahnya. Seperti seorang anak yang baru saja dikasih mainan baru oleh orang tuanya.

Mencubit puting pink itu dengan gemas. Lalu perlahan-lahan wajahnya mendekat untuk memasukkan puting Vanka ke dalam mulutnya.

Entah mengapa Vanka merasa hisapan yang sangat kuat, semakin lama ada yang aneh.

Dahi Vanka berkerut, Dan seolah-olah ada sesuatu yang menahan di lehernya hingga dia tak bisa bersuara.

Hingga saat Pak Retno menggigit putingnya kuat.

"AKKHHHH... Hhhhh... Hhhhh... " Vanka terbangun dari mimpinya. Dengan nafas seperti dikejar oleh hantu. Tanpa sadar dia menyentuh dadanya sendiri.

Kenapa dia bisa memimpikan itu. Apa faktor karena dia kecapean atau karena kangen, Entahlah.

Vankapun langsung minum air putih yang ada di atas meja. Dan tak lama dari itu alarm yang ada di hpnya berbunyi. Menandakan sudah pukul 5 pagi.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang