Pak Retno tersenyum ke arahku. Melihat kondisiku setelah melakukan hal yang bejat terhadap gadis di bawah umur.
Hmmm... Mungkin bisa dibilang berbangga diri.
"Kamu sangat cantik dalam keadaan seperti ini Vanka" Ucapnya kepadaku. Aku langsung memalingkan kepalaku ke arah lain.
Pak Retno menjauhkan badannya dari kasur. Aku melihat Pak Retno sepertinya sedang mengambilkan sesuatu. Sebuah ponsel. Sepertinya itu miliknya. Setelah dia ambil lalu berjalan mendekatiku.
"Ayo lebarkan kakimu sayang, saya ingin memotretnya" Mendengar perkataannya membuat aku mengunci kedua kaki ku rapat - rapat. Sambil mencoba bangun dari kasurnya.
"Untuk apa om? "Bertanya kepadanya. Dan usahaku untuk bangkit tidak ada hasil, karena Pak Retno yang menahan kedua sisi pundakku kuat agar tak bisa bangun.
Disela - sela aku bertanya, Pak Retno membuka lebar kedua kakiku dengan kedua kakinya. Dan langsung memotretnya.
"Apa sebenarnya salah saya om? " Aku bertanya mengapa dia berbuat seperti ini kepadaku dan menangis, sambil aku masih berusaha untuk bangun.
Tapi dia menahanku untuk tetap berbaring. Dia mendengar perkataanku sambil mengusap - usap perutku.
"Hahahah...kamu tidak salah apa - apa Vanka. Kamu sangat cantik... "Jawabnya.
"Tapii... Anda seharusnya tau bahwa saya masih dibawah umur. " Ucapku sedikit jengkel kepadanya.
"Tak masalah, bahkan bukankah kita sudah bisa menghasilkan anak? " Ucapnya, membuatku takut.
Tangannya naik turun di pinggangku hingga dia mendekatkan wajahnya ke arahku untuk mencium bibirku.
'Tidaakkk... Ini ciuman pertamaku' dalam hati.
Pak Retno bukanlah tipikal yang aku inginkan, dia memiliki wajah sama seperti pria paruh baya lainnya dengan perut buncit itu. Tapi entah mengapa aku berfikir melakukan dengan seorang old man membuatku bergairah seperti video - video itu.
Tangan yang tadi di pinggang mulai meremas - remas payudaraku lagi. Dan satu tangannya menahan tengkuk ku. Aku berusaha Menghindarkan kepalaku, tapi tangannya sangat kuat.
Aku hanya diam, nafasnya sangat tercium olehku.
Pak Retno mulai menggerakkan bibirnya. Menghisap bibir bawah dan atas ku. Dia terus melumat bibirku. Dengan mencoba mendorong dadanya itu. .Mmhhhh....
Aku melenguh, akhirnya aku hanya diam karena tidak tau apa yang harus kulakukan.Tiba - tiba Pak Retno melepaskan ciumannya, dia mengangkatku dengan mudah dan mendudukanku di pangkuannya dengan menghadapi dia. Aku sekarang sudah naked. Tetapi dia masih berpakaian.
Dia membuka kaosnya. Lalu dibuang sembarang kaosnya tersebut. Dia pun melakukan lagi kegiatan yang sempat terhenti tadi, yang pastinya tangannya menahan tekuk ku lalu memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya. Tanganku hanya menyentuh perut buncitnya itu.
"Mmhhhh...pak-kkk... "Pastinya ciuman itu terhalang oleh perut buncit Pak Retno.
Dia sambil meremas - remas payudaraku. Dari yang awalnya hanya remas - remas alus sekarang dia meremas putingku yang membuat aku mengeluarkan suara itu.
"Aahhhh.... "
Aku merasakan ada yang mengganjal dibawah bokong ku, aku tau itu. Aku berusaha untuk tidak banyak gerak. Dan kurasa aku sudah mulai kehabisan nafas, jadi aku menepuk punggungnya.Pak Retno pun melepaskan ciumannya, melihatku yang sedang mengatur nafas. Di sela - sela itu Pak Retno melebarkan kakinya membuat aku mau tak mau yang sedang duduk di pangkuannya melebarkan kakiku.
Tangannya menurunkan resleting celananya, dan mengeluarkan kemaluannya di hadapanku. Aku yang ingin berdiri langsung ditahan olehnya.
"Tenang, belum waktunya sayang. Kita sekarang hanya bersenang - senang saja. " Ucapnya sambil mengarahkan tangannya ke batang yang berurat itu.
Nggeriii.... Membayangkan itu bisa masuk ke dalamku. Karena itu sangat tebal dan hmmm... Panjang. Tidakk... Apa yang baru saja aku pikirkan. Aku harus menghilangkan pikiran kotor yang sudah mulai masuk ke dalam otakku.
Disisi lain tangan Pak Retno pun sudah mulai menyusup diantara kedua kakiku. Dia mulai memainkannya lagi dan aku yang sedang memegang kemaluannya pun mencoba untuk mengikuti alurnya.
Dia mengocok vaginaku dengan dua jarinya, walaupun itu sedikit perih. Tapi lama kelamaan rasa perih itu tergantikan.
Nghhh... Mmhhh...
Desahku pelan sambil mengigit bibir bawahku ketika tangannya mengocok - ngocok isi dalamku."Aayyooo... Sayang dikit lagi kita sampai" Ucap Pak Retno. Aku yang mendengar hal itu mempercepat tempoku di penis Pak Retno.
"Nggghhh... Vvankka... "
"UGHH..."
Hingga akhirnya sampai di pelepasan akhirku dan Pak Retno. aku menyandarkan kepalaku ke dadanya karena berusaha menstabilkan nafasku dan juga berusaha menutupi badan depanku. Dengan Pak Retno yang mengusap - usap punggung polosku.Aku menangis dalam diam. Malu. Memperlihatkan tubuh polos ku kepada seorang laki - laki dan juga berumur lagi, untuk pertama kalinya.
Pak Retno membuatku dapat merasakan orgasme untuk pertama kalinya. Jika aku boleh jujur aku menikmatinya, walaupun dengan paksaannya. Tapi aku lebih takut jika bagaimana kalau misalkan Pak Retno akan berbuat lebih kepada ku?.
***************************************
*POV Pak Retno*
'Sial... Kulitnya benar - benar bersih dan juga putih' dalam batinku. Bahkan saat hanya meremas dadanya yang sangat lembut itu saja bisa langsung meninggalkan bekas merah akibat remasanku.
Wanita ini. Vanka. Akan aku buat dia hanya menjadi milikku. Tak boleh ada orang lain yang boleh memilikinya selain diriku.
Dan akan aku buat Vanka selalu puas dengan permainanku. Agar dia berpikir hanya akulah yang dapat memuaskan hasratnya.
Walaupun aku sadar aku adalah pria tua. Tetapi entah mengapa rasa suka, cinta Dan obsesiku terhadapnya sangatlah kuat. 'Heheheh... Tenang saja sayang. Kita masih banyak waktu untuk berdua bersama'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivanka And Oldman
Short StoryDESCRIPTION : Kehidupan Ivanka gadis berumur 18 tahun yang mengharuskan pindah dari desa ke kota untuk mengikuti sang ayah karena alasan naik jabatan. Berpindah ke rumah susun membuatnya selalu bertemu dengan pria tua yang bernama Pak Retno si pemi...