Chapter 8

18.2K 218 3
                                    

Enjoy!

Jam sudah menunjukkan pukul 17.30.
Setelah melakukan hal itu Pak Retno menuntunku ke kamar mandi, awalnya aku menolak. Aku bisa mandi dirumah saja, tetapi Pak Retno tetap memaksa ku untuk mandi bareng dan berkata.

"Jika kamu mandi sendiri, belum tentu kotoran yang ada di tubuhmu akan hilang" Itu yang di ucapkannya.

Aku disuruh duduk di bangku kecil yang terdapat di kamar mandinya. Dan aku hanya bisa menutupi kemaluan Dan dada ku dengan tangan. Karena saat aku ingin menutupinya dengan kain Pak Retno langsung menarik kain itu.

Aku lihat Pak Retno sedang mengatur suhu air shower lalu mengambil sabun untuk menggosokkan punggungku setelah ia rasa sudah cukup pada punggung ku. Dia beralih kebagian tubuhku, aku hanya bisa diam. Dia mengusap perutku, dan dadaku.

Syukurlah dia tak melakukan hal yang lebih lagi. Yaaa... Walaupun sedikit bermain - main di dadaku. Dirasa aku sudah bersih Pak Retno memakaikan ku sebuah Bathrobe ke badanku. Sungguh dia melayaniku dengan baik setelah dia melakukan itu.

Dan untuk badan Pak Retno dia bilang bahwa dia bisa membersihkan diri dia sendiri. Sungguh sulit dipercaya dengan omongannya itu.

Aku keluar dari kamar mandi. Memungut pakaianku yang berada di lantai ketika aku hendak memakai pakaianku Pak Retno menghentikanku.

"Jangan pakai pakaian itu lagi sayang, saya membeli pakaian untukmu didalam paperbag itu." Tunjuknya. Akupun mengambil dan melihat paperbag itu.

Hmmm... Dress yang bagus, tetapi sepertinya sedikit agak terbuka.

"Saya pakai yang ini pak? " Tanyaku lagi.

"Iya. Kenapa, kamu tidak suka bajunya? "

Aku menggelengkan kepalaku dan aku bergegas berjalan ke arah kamar mandi untuk memakai pakaian. Tetapi ada yang kurang...

Tidak ada dalaman lagi yang bisa ku pakai, tak mungkin aku memakai pakaian dalaman tadi. Tapi sepertinya aku harus memakainya nanti ketika aku sudah sampai dirumah aku bisa mengganti dalaman.

"Kenapa harus di kamar mandi, aku sudah melihat tubuhmu. Pakai saja di sini tidak apa - apa. " Menghentikanku. Mendengar hal itu, Aku membelakangi segera Pak Retno. Aku ingin pulang secepatnya.

Plakkkk...
Bokong ku ditampar, siapa lagi kalau pelakunya bukan Pak Retno.

"Ughhh... Phakkk... "Ucapku perih.

" Bokong kamu sangat cantik sayang" Sambil meremas bokong ku kuat.
"Jangan pakai celana dalam itu lagi, itu sudah kotor" Ucapnya ketika melihatku memegang dalaman tadi.

"Ttaappiii... Saya pakai apa pak? " Tanyaku. Dengan tangan yang sudah ia lepaskan dibokongku.

"Tidak usah pakai dalaman. " Ucapnya tegas.

"Huhh? " Aku kaget mendengar pernyataannya.

"Tidak usah pakai dalaman Vanka" Ucapnya lagi.

Itu seperti kalimat perintah yang harus ku turuti. Jadi aku langsung memakai dress tersebut.

Aku bergumam cantik ketika aku memakai dress tersebut, tetapi aku tak nyaman karena aku tak memakai dalaman sama sekali di dalam pakaianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bergumam cantik ketika aku memakai dress tersebut, tetapi aku tak nyaman karena aku tak memakai dalaman sama sekali di dalam pakaianku.

"Waahhh... Bajunya sangat cocok dengan mu"
"Ini, uang jajan untukmu" Dia menyodorkan beberapa uang merah kepadaku.

Sungguh, saat dia menyodorkan uang kepadaku, seperti aku adalah orang yang bertugas untuk memenuhi hasrat beliau. Akupun menolaknya dengan marah.

"Tidak!, " Kataku sedikit teriak. Dia yang mendengar suaraku meninggi tersentak.

"Saya melakukan hal itu karena video yang bapak ancam. Harga diri Saya tak serendah itu untuk dibayar Pak!. Yang setelah dipakai lalu dibayar seperti seorang pelacur. " Aku mengeluarkan uneg - uneg yang dari tadi kusimpan didalam hati.

"Apa katamu? Saya tidak suka dengan perempuan yang berteriak dan juga membantah setiap perkataan yang saya ucapkan. " Ucapnya ketika mendengar ucapanku. Ku lihat dia marah kepadaku.

Dia mendorongku hingga aku terjatuh di sofa. Lalu Pak Retno menindihku dengan salah satu kakinya berada diantara kedua kakiku. Aku merasakan dia sengaja menekan bagianku dia pasti merasakannya karena dia memakai celana pendek. Tak lupa dengan perut buncitnya yang menekan perutku. Dan dia langsung menarik daguku agar bisa bertatapan dengannya.

"Kau berani berteriak kepadaku, HAH!? Saya lebih suka gadis yang penurut" Aku berdetak tidak karuan mendengar ucapannya.

"Dan apa urusannya dengan itu huh!!. " Kataku. Sungguh kini aku juga mulai tersulut emosi.

"Dengarkan ini, didalam wilayahku peraturan sesuai apa yang aku inginkan. Aku bisa membuat peraturan apapun itu. Karena aku mengendalikan wilayah ini. Bahkan jika dia menolak peraturan itu aku bisa membuat orang itu hancur dan bahkan diusir dari wilayah ini. " Dia semakin mengeratkan pegangan di daguku.

"Dan mulai sekarang turutilah perintah saya. Jika kau menolak, saya bisa menyebarkan video itu ke seluruh wilayah ini, hingga orang - orang yang melihatmu menatap dengan wajah yang menjijikan. Dan bahkan aku bisa menghancurkan ayahmu" Aku menangis mendengar perkatannya. Dia yang melihat itu langsung menghapus air mataku. Dan mencium kedia pipiku.

"Jangan nangis sayang, wajahmu jadi merah" Ucapnya sembari bangkit dari atas tubuhku. Lalu membantuku untuk bangun.

Ketika aku sudah berdiri, aku merapikan dress bagian bawah yang tersingkap karena perbuatan kaki Pak Retno itu. Pak Retno menggandeng tanganku untuk keluar dari kamar.

"Ini, terima. " Dia menyerahkan kartu ATM kepadaku. Aku pun menerima agar hal tadi tak terulang lagi. Sungguh aku kaget ternyata Pak Retno bisa sekejam itu.

"Kamu bisa belanja apapun dengan itu sayang. " Ucapnya sambil membalikkan badanku supaya berhadapan untuk mencoba memelukku. Dia memiliki badan yang pastinya lebih besar dariku karena Pak Retno gemuk.

"Ayoo, saya antar pulang ya sayang dan ingat ini, kau bukanlah seorang pelacur. " Diam. Aku hanya mengikuti arahannya saja. Agar aku bisa sampai ke rumah.

....

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang