Chapter 21

17.1K 238 7
                                    

Happy reading
&
Enjoy!

"Kamu menangis huh!?. Ini semua akibat ulah dirimu sendiri. " Ucapnya sambil merapihkan rambutku yang menutupi muka.

Hikks... Hikkss..
Aku yang mendengar ucapannya entah mengapa semakin histeris. Pak Retno yang tak suka melihat ku seperti itu tiba - tiba dia membentak.

"DIAM!. JANGAN MENANGIS!. " Aku langsung berusaha meredakan tangisanku dengan cara menggigit bibir bawah. Tetapi tidak bisa, jadi aku mencoba untuk memeluk lehernya dan menaruh kepalaku di lehernya agar tangisanku perlahan mereda.

Pak Retno langsung mengubah posisinya dengan memangku ku, yang dimana dia tidak melepaskan alat kelaminnya itu. Dia membiarkan aku berada di lehernya. Mengusap - usap punggung polosku.

Kurasa tangisanku sudah mulai mereda, lalu aku mengangkat kepalaku untuk bertatap dengan wajah Pak Retno. Dengan tangan yang masih berada di lehernya. Posisi kami sangatlah intim bahkan dada kami bersentuhan.

"Vanka takut hamil om..." Ucapku dengan lirih ketika sedang menatapnya.

"Saya akan menikahimu secepatnya. Saya akan melakukan apapun jika kamu menolak menikahi pria tua seperti saya. " Ucapnya.

"Tapi..Vankaa masih mau kuliah omm..." Ucapku kekeh walaupun ragu.

Plakkk...
Dia memukul bokongku, dan pelukannya yang semakin mengerat.

Mmhhh... Ringisku.
"Vanka ingin merasakan menjadi mahasiswi." Lanjutku.

"Hehe... Kamu akan saya ijinkan berkuliah, sesudah kamu menjadi istri saya Vanka." Ucapnya sambil berseringai.

"Saya pikir sekarang waktunya Saya memiliki seorang wanita yang dapat mengurus Saya bahkan melayani hasrat Saya. Kamu masih ingin berkuliah disana bukan?. "

"Hmm, Iyaa omm... "

"Kamu akan saya jadikan istri terlebih dahulu. Lalu Saya akan mengijinkanmu berkuliah di tempat itu. " Aku bingung dengan pernyataannya yang ambigu itu.

" Hmm, Pergi sendiri?. " Tanyaku pada pernyataan yang dia ucapkan tadi.

"Tentu saja tidak, Saya akan ikut bersamamu. Saya akan cari rumah disana, bukankah lebih baik kita tinggal berdua sayang?. Kamu jangan menghawatirkan tentang pekerjaan Saya. Sekalipun kamu mau tinggal ke luar negeri saya akan tetap ikut bersamamu. Dan kamu tidak perlu khawatir tentang uang sayang, saya akan memberikan apapun kepadamu. "

"... Mengerti?. " Ucapnya sambil merapihkan rambutku ke belakang telinga. Aku menganggukan kepala sebagai jawaban.

Dia memegang kedua bokongku lagi, meremasnya. Lalu menaik turunkan pinggul ku, sebenarnya dari tadi saat aku mulai bertanya kepada Pak Retno, aku merasakan bahwa kemaluannya berdiri lagi didalamku.

"Hahaha... Apakah Kamu sadar sayang, ketika kita sedang berbicara vaginamu mengurut penis milikku membuat penis ini tegang kembali. Dasar nakal. " Aku hanya mendengarkannya. Lalu mencoba untuk membantunya.

Ku pegang puting dadanya, sambil menggoyang - goyangkan pinggul ku. Pak Retno yang melihat ku tiba - tiba mencoba untuk lebih mendominasi tersenyum puas. Tak sia - sia apa yang dia rencanakan semua ini, akan dia buat Vanka tidak pernah lepas darinya.

Aku kini mencoba untuk menghilangkan egoku. Mencoba mendominasi percintaan kali ini. Demi keselamatan sang ayah dan juga keinginannya untuk berkuliah. Ia akan membuat Pak Retno puas dengannya.

Ugghh... Pakkk...
Ennakkkk...
Memmekk Vankaa... dii soodookkk...

Lalu aku meraih kepalanya mencium bibirnya, dan mencoba membelitkan lidahku dengannya. Walaupun aku masih terlihat kaku saat berciuman.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang