Chapter 30

9.1K 190 4
                                    

Happy Reading
&
Enjoy!

🌸🌸🌸


Tak terasa kini kandunganku sudah mulai membesar, memasuki usia kandungan 6 bulan.

"Janinnya sudah mulai kelihatan ya bu, perkiraan panjangnya 30 cm...."
" Dan ini jari - jari kecilnya Pak, bu..." Ucap dokter yang sedang memeriksa kandungan Vanka.

Vanka mendengar itu tersenyum tulus. Tak sabar dia menunggu kelahiran sang bayi yang akan lahir di dunia.

Sang dokter terus Memperlihatkan bagaimana isi dalam perut Vanka yang tergambar di dalam layar monitor.

" Dan di usia kandungan yang sudah memasuki 6 bulan ini, bayi akan lebih sering 'olahraga' dalam perut, seperti menggerakkan jari tangan. Jadi jangan kaget bila merasakan pergerakkan janin dari dalam perut ya bu..."

Dan setelah mereka memeriksa kandungan dan juga berkonsultasi dengan sang dokter. Vanka dan Pak Retno pun beranjak dari rumah sakit menuju rumah.

***************************************
Dan keesokan harinya. Kini Vanka sedang berada di dalam mobil. Pak Retno mengajakku untuk melihat kantor dan juga pabrik miliknya. Dengan pakaian yang menurutku cukup nyaman ku gunakan.

Ini pertama kalinya aku akan melihat tempat kerja Pak Retno dan juga bisnisnya itu.

"Amankan sayang?. " Tanyanya sambil mengusap perutku.

Jangan bosan jika pak Retno mengatakan hal seperti itu, Aku tau kalian sudah menemukan kata yang diucapkan oleh Pak Retno lebih dari satu kali bukan?. Seperti itulah dia, sangat memperhatikan kondisi dari Vanka.

"Amann... " Jawabku. Dan untungnya juga semenjak aku hamil aku tidak pernah mengidam terlalu aneh. Ngidamku masih dikategorikan wajar - wajar saja. Seperti menginginkan mie ayam, durian yang sebelumnya aku tak suka kini aku memakannya ketika mengandung dan mungkin ku lebih sering makan es semenjak hamil hehehe.

Kurasa kini aku dan Pak Retno sudah sampai di tempat tujuan. Menunggu Pak Retno untuk membukakan pintu di samping Vanka. Dan menggandengkan tangan sang istri.

Berjalan terlebih dahulu ke arah kantor. Ada seorang karyawan yang mendekat kearah kami berdua.

"Siang Pak, bu. " Sapanya ramah.

"Bagaimana perkembangannya?. " Tanya Pak Retno kepada pria itu.

"Lancar Pak, tidak ada yang terkendala. Bahkan ada beberapa perusahaan yang menginginkan produksi kita untuk ditambah Pak. Sudah saya taruh di atas meja bapak. "

"Baik, Terima kasih. Saya mau cek kondisi dlu bersama istri saya. Kamu boleh pergi. "

"Baik, kalau begitu Saya permisi dulu Pak bu. " Pamitnya.

"Ayo sayang, hubby liatin ke kamu gimana pabriknya. " Ucapnya, akupun merangkul tangan Pak Retno.

'Wahhh... ' batinku terkesima ketika melihat kondisi didalam pabrik. Banyak karyawan yang sedang bekerja di dalam pabrik ini. Entah berapa banyak orang didalam nya.

Selagi melihat - lihat aku kadang bertanya kepada Pak Retno, lalu dijawab olehnya. Dan juga terkadang kami disapa oleh karyawan yang sedang kami lewati.

***************************************
"Minum dlu sayang. " Kini Vanka sedang berada di dalam kantor Pak Retno. Mengambil air yang telah diambil oleh Pak Retno lalu meminumnya.

"Capek?. " Tanya Pak Retno.

"Sedikit, Kaki Vanka pegel by. " Pak Retno yang mendengar keluhan Vanka langsung memijat kedua kaki tersebut.

"Nanti hubbyvbeliin kursi roda ya, kalau kita jalan keluar biar kamu gk kecapean. " Khawatir Pak Retno.

"Gk usah, Vanka masih kuat kok." Aku menolak.

"Gk. pokoknya hubby beliin, kamu gk boleh nolak." Tegasnya.

"Terserah. " Jawabku, karena malas berdebat.

***************************************

Dan benar saja, kami langsung mampir ke mall untuk membeli kursi roda ibu hamil.

Bahkan di dalam mall pun Pak Retno meminjam kursi roda yang tersedia di fasilitas mall tersebut sebelum membeli kursi roda sendiri.

Vanka sedikit malu ketika bertatapan dengan beberapa pasang mata yang sengaja menatapnya terang - terangan.

Membuat dia berpikiran yang tidak - tidak. Padahal orang lain hanya memperhatikannya tanpa membatin.

"By, Vanka jalan aja ya" Dengan suara pelannya.

"Udah, duduk aja yang manis" Jawab Pak Retno yang masih setia mendorong kursi tersebut hingga menemukan toko yang dicarinya.

"Selamat datang, bisa saya bantu pak, bu?" Ramahnya sang karyawan yang menjaga toko tersebut.

"Saya sedang mencari kursi roda untuk ibu hamil. " Kata Pak Retno.

"Baik, silahkan ikut saya Pak, bu.... " Berjalan mengikuti karyawan tersebut menuju ke area khusus kursi roda.

"Nah, disini ada beberapa tipe kursi rodanya dan bahkan ada yang bisa dikontrol oleh kita sendiri Pak, bu. jadi gk usah repot - repot untuk ngedorong kursi tersebut... "
"Hanya sekali tekan saja heheh... " Katanya, mencoba teknik S3 marketing.

"Yaudah saya langsung ngambil yang paling bagusnya ya mbak" Ucap Pak Retno tanpa memikirkan harga yang akan dia keluarkan.

Vanka terkejut mendengar Pak Retno yang langsung membeli tanpa meminta pendapatnya, padahalkan dia yang akan memakai kursi tersebut.

Astaga suaminya ini.

TBC.
_____________________________________________

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang