Chapter 34

8.6K 216 9
                                    

Yuhuu... Double update guys
🤭🤭🤭

Udah lama gk double update hehehe 😅
Yaudah, langsung aja...

Happy Reading
&
Enjoy!

🌸🌸🌸

Beberapa minggu kemudian...

"Sakit, mules by..." ucap Vanka tak tahan dengan apa yang ia rasakan kini.

Pak Retno yang sedaritadi mendengar sang istri mengeluh dengan apa yang dia rasakan mencoba untuk tidak panik. Pandangannnya tetap harus fokus terhadap jalan yang sedang mereka lalui. Dengan salah satu tangannya yang mencoba mengelus perut istrinya berharap rasa sakitnya dapat berkurang.

Padahal dokter sudah bilang perkiraan Vanka akan melahirkan tinggal 3 hari lagi menuju hari H. Tapi sepertinya anaknya ini tak sabaran untuk keluar dari perut sang Ibu.

Tapi untungnya sudah jauh - jauh hari Vanka sudah menyiapkan barang - barangnya di dalam satu tas, buat jaga - jaga takut terjadi kondisi yang darurat.

Sesampainya di lobby rumah sakit Pak Retno langsung keluar dari mobil dan langsung memutari mobil untuk membukakan pintu Vanka.

Dengan sigap karyawan yang dirumah sakit langsung menghampiri Pak Retno untuk menolongnya dengan membawa kursi roda yang kini didorongnya.

"mari saya bantu pak.." ucapnya, lalu mengarahkan Pak Retno bersama dengan istrinya ini ke ruang dokter kepercayaannya yang sudah Pak Retno kabari saat sedang menuju rumah sakit tadi. Apapun dengan uang akan sangat mudah bukan ?.

"tahan ya sayang..." ucapnya ketika sedang menaiki lift. Menenangkan sang istri, sungguh dia pun sebenarnya sangat takut. Takut akan terjadi apa - apa oleh istri tercintanya.

Saat mau masuk ke ruangan Pak Retno langsung ditahan oleh perawat yang ada disitu.

"maaf Pak, mohon Bapak tunggu disini dulu" lalu kursi tersebut diambil alih oleh Perawat tersebut. Dan langsung memasuki ruangan, tak lupa untuk menutup pintu ruangannya.

Sial. Kenapa dirinya tak boleh masuk ?. Padahal dia suaminya.

Menunggu kurang lebih 25 menit-an akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Pak Retno tersentak langsung berdiri menuju sang dokter yang keluar dari ruangan itu.

"bagaimana dok ?" tanya Pak Retno.

"sepertinya Ibu Vanka akan melahirkan hari ini pak. Karena dilihat dari posisi kepala sang bayi yang sudah siap. Dan ibu Vanka sudah memasuki pembukaan ke-2. Kami akan memindahkan Ibu Vanka keruangannya. "

"tapi bagaimana dengan kondisi istri saya ? apa memungkinkan untuk lahiran secara Normal dok ?" tanyanya kepada dokter, karena Pak Retno sebenarnya kurang setuju dengan apa yang istrinya pikirkan.

Dia lebih suka jika Vanka akan melahirkan secara Caesar karena lebih mudah dan juga katanya lebih simple. Dan lagipula alat medis yang kini semakin modern. Dia akan mengeluarkan berapa pun biayanya agar istrinya ini baik - baik saja.

"saya mengerti apa yang bapak khawatirkan. Tapi tadi di dalam saat saya sedang melakukan pemeriksaan Ibu Vanka sendiri yang bilang, jika Ibu Vanka ingin melahirkan secara normal. Lebih baik nanti Bapak bicarakan lagi oleh istrinya pak sebelum penandatanganan. Kalau begitu saya permisi dulu pak" Pamitnya.

"hmm, terima kasih dok" jawab Pak Retno, dan bersamaan pula dengan vanka yang keluar dari ruangan darurat.

Pak Retno langsung berdiri di samping ranjang istrinya ini, meraih tangannya. Menggenggam erat. Yang sedang didorong oleh perawat menuju ruang Inap yang sudah dipesan jauh - jauh hari.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang