Chapter 22

14.1K 215 8
                                    

Happy reading
&
Enjoy!

"Bagaimana para saksi?, " Ucap seseorang.

"SAH!. " Sahut para saksi yang ada di ruangan tersebut.

Kini aku sudah berganti status sebagai istrinya Pak Retno. Setelah Pak Retno dengan lantangnya mengucap ijab kabul.

Melihat ke Pak Retno lalu mencium tangannya. Setelah itu tak lupa Pak Retno yang mencium kening ku.

Dirasa sudah menandatangani semua dokumen yang harus ditandatangani selesai. Setelah itu, ada sesi berfoto walaupun sederhana, tetapi memory tak boleh di lupakan.

Sepanjang itupun senyum Pak Retno yang terlihat di wajahnya tak pernah luntur.

Aku melihat sekarang Pak Retno sedang mengantarkan para saksi dan wali ke luar pintu.

Hanya tersisa aku dan ayah didalam ruangan rumah sakit. Aku memegang tangan ayah.

"maafkan ayah Vanka... " Ucapnya kepadaku. Aku tersenyum tulus mendengar ucapannya.

"Hmm.. Vanka tau maksud ayah, jangan marah pada diri sendiri. Ini sudah takdir Vanka. " Sambil mengusap pelan tangan ayah.

"Vanka juga ingin meminta maaf, karena belum bisa membahagiakan ayah. " Lanjut ucapanku. Lalu aku memeluk ayah yang sedang terbaring.

Saat aku dan ayah berpelukkan masuklah Pak Retno ke dalam ruangan. Berjalan menghampiriku. Aku pun melepaskan pelukanku kepada ayah.

Pak Retno memeluk pinggangku.
"Tolong jaga selalu Vanka dengan baik pak... " Kata ayah kepada Pak Retno.

"Pasti, saya akan menjaga dan merawat istriku ini." Sambil mengusap usap lembut pinggangku.

"Vankaa, kamu lebih baik pulang saja, daripada disini. Kasihan suamimu. Ayah tidak apa - apa disini sendiri. Ayah hanya ingin berpesan kamu harus selalu menghormati dan mendengarkan perkataan suamimu. " Entah mengapa mendengar kalimat yang keluar dari ayah membuatku sedih.

"Jangan menangis sayang, aku sudah memanggil seseorang untuk menemani ayahmu. " Aku yang mendengar Pak Retno langsung pamit kepada ayah.

"Vanka pulang dulu ya ayah, kalau ada apa - apa segera hubungi Vanka. " Dan ayah pun menganggukkan kepala mengerti perkataan putrinya tersebut.  Lalu aku dan Pak Retno pun pergi keluar dari rumah sakit.

***************************************

"Hhmm... Vanka harus manggil siapa om?." Tanyaku ketika sudah masuk di dalam mobil.

" Aku gk mau dipanggil 'mas'. Karena kamu juga panggil itu ke laki-laki lain, aku maunya panggilan khusus" Sadar dengan karena Pak Retno sudah mulai mengganti panggilan menjadi aku-kamu.

Walaupun terdengar aneh, tetapi aku mencoba untuk terbiasa. Aku menatapnya disamping.

"Hmm... " Kataku sambil berpikir.

"Panggil aku hubby aja sayang, kalau kepanjangan kan kamu bisa panggil by. Pakai aku-kamu juga gpp sayang..." Katanya. Sambil tangannya mengusap - usap di paha atasku.

"Hubby..." Mencoba mengatakannya pertama kali.

Cup...
Aku kaget karena Pak Retno mencium sebelah pipiku tiba-tiba, untung saja sekarang kita belum jalan.

"Gemes banget... Kamu sangat cantik memakai kebaya itu, sayang. Sungguh aku rasanya ingin mengurungmu. " Perkataan nakalnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang