Chapter 11

17K 177 2
                                    

Happy Reading and Enjoy!

Tak lama dari kepergian Dara, ponselku terdapat notifikasi sebuah pesan masuk.

From. Pak Retno :
"Sayang, kamu belum pulang sekolah? "

Akupun mengabaikan pesan tersebut, ketika ingin mematikan layar ponsel ada pesan lagi yang masuk.

From. Pak Retno :
"Balas setiap pesan dari saya cantik."
(Send to video)
"Kamu tau kan apa yang saya maksud. "

Aku merinding membaca pesan dari pak Retno dengan memanggil ku dengan embel-embel 'sayang', dia masih mengancamku dengan video yang terakhir kali kita lakukan. Aku pun membalas pesannya.

​To. Pak Retno :
"Vanka lagi mengerjakan tugas kelompok dengan teman. "

Tak lama dari itu
From. Pak Retno :
"Kapan pulangnya? "

To. Pak Retno :
"Sedikit lagi, Vanka bakal pulang."

Aku mengirimnya dan tak ada pertanda dari sebelah sana untuk membalas pesanku. Akupun melangkahkan kakiku untuk pulang.

***************************************

Aku bingung.... Mengapa ketika ingin naik lift selalu bertemu dengannya. Sepertinya aku harus menggunakan tangga untuk hari berikutnya.
Aku masuk lift dengan pak Retno di dalamnya.

Dia mendekat kepada ku, aku sedikit waspada.

"Om ada CCTV" Ucapku memperingatinya.

Tetapi dia tetap tak mendengarkan perkataanku. Dia berjalan mendekat hingga memojokkan ku ke sudut lift.

'ayolahhh lifttt, kenapa lama sekalii...' Batinku.

Hingga ku rasa tak ada ruang lagi di punggung ku. Aku menahan dadanya dengan kedua tangan. Dia mengambil kedua tangan ku mencoba untuk lebih intim lagi.

Dia berbisik kepada ku dengan sangat dekat menaruh bibirnya di samping telinga milikku. Dengan tangan yang sedang mengunci kedua tanganku.

"Mulai sekarang jawab semua pesan dan juga telepon dari saya. Jangan pernah mengabaikannya, saya tak suka diabaikan. " Aku tersentak ketika dia menjilat telinga ku.

Yang tadinya kedua tanganku dipegang olehnya, sekarang tangan itu berpindah ke pinggangku meremas lembut.

"Jawabb.. " Ucap tegas Pak Retno menatapku.

"Bbaaa... aaiikk.. Om" Pasrah. Aku tak bisa ngapa -ngapain lagi. Aku jadi terpikir oleh yang diceritakan Dara tadi.

Pak Retno tersenyum mendengar jawabanku. Kurasa salah satu tangannya masuk ke rok pendek ku.

"Om...jangann..." Kataku sambil mencoba mengeluarkan tangannya yang mulai nakal itu. Meraba - raba bokongku.

Aku merapatkan kakiku erat agar dia tak bisa meraba kemaluanku.

Kurasa mukaku mulai memerah karena menahan kesal. Pak Retno yang meliahat wajahku memerah langsung mengeluarkan tangannya itu.

Pak Retno meraih daguku agar kami bisa saling bertatap muka. Pak Retno tersenyum.

"Maaf sayang... Soalnya saya kangen banget sama kamu."

Cup...
Dia mengecup bibirku sekilas, kumisnya itu terasa saat tadi Pak Retno sedang mengecupku.

Aku benar - benar terkejut. Lalu Pak Retno menjauhkan badannya kepada ku.

Tinggg... (Pintu lift terbuka)
Aku langsung saja lari keluar dari lift, masih dengan rasa keterkejutanku itu.

Setelah aku masuk ke rumah, aku melepaskan kedua sepatuku dengan jantung yang masih berdetak kencang.

Lalu berjalan menuju kamar, sepertinya ayah sedang tidak ada dirumah.

Setelah berganti pakaian, aku berniat untuk mengisi perut kosongku. Aku melihat ada secarik kertas diatas meja. Akupun membuka kertas tersebut untuk membacanya.

"Vanka, maaf. Ayah harus pergi kekantor secara mendadak, karena ada beberapa masalah di kantor. Maaf tidak menghubungi mu. Ayah telah memasak beberapa makanan didalam lemari. Jangan menunggu ayah pulang." Itu tulisan yang berada di dalam kertas tersebut.

Setelah membaca surat tersebut, aku menaruhnya diatas meja dan berjalan untuk mengambil nasi serta lauk pauk untuk makan.

___________________________________________

Hello...
Double Update hari ini dan juga dua chapter untuk minggu ini.

Okay... Jadi hari ini author mau kasih tau jadwal update-an kapan author bakal update cerita ini.

Author bakal update cerita ini dua kali seminggu setiap hari selasa dan juga sabtu.

Doakan ya... Semoga gk ada halangan lagi ketika mau update cerita ini 😇.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang