Chapter 10

18.2K 175 4
                                    

Happy Reading and enjoy!

Kini aku dan dara sedang berjalan menuju taman, mobil dara sudah diparkirkan di parkiran terdekat taman.

"Duduk situ yuk vann" Sambil menarik tanganku menuju bangku yang kosong.

"Ahhhh, akhirnya ke taman juga bareng temen. " Aku bingung dengan penuturannya.

"Lo gk punya temen? " Tanyaku.

"Banyak, tapi ya gitu. Dateng pas lagi ada maunya. Biasalahh, " Aku mengangguk mengerti.

"Mulai sekarang kalau lo kenapa - napa cerita aja ke gw. " Ucapnya. Aku membalas dengan senyuman singkat.

"Lo ada masalah? " Tanyaku.

"Hm?, ahh gk" Jawabannya.

"Cerita aja dar. " Saranku tapi tak mau memaksa.

"Hmmm... Lo tau kenapa gw ngomong disekolah kayak gitu? " Akupun menggelengkan kepalaku.

"Pertama kali gw nonton video berbau dewasa sejak gw duduk dibangku kelas 6 SD. Itu berawal ketika liburan keluarga. Kita memiliki schedule untuk menginap di villa beberapa hari kedepan. Yang dimana semua keluarga besar gw ngumpul dan pastinya gk semuanya gw kenal. Pas itu gw lagi sendiri blum punya temen  biasalah masih malu - malu untuk mendekat...

Aku terkekeh mendengar ceritanya, lalu dia melanjutkannya.

...Gw ngeliat pria yang berumur sedang duduk menjauh sendirian di kursi dengan sebuah ponsel ditangannya. Gw sebenarnya ragu antara mau samperin atau ngebiarin aja. Tapi karena gw diposisi itu juga belum bisa berbaur jadinya memutuskan untuk menghampiri pria itu. "

*flashback on*
"Om lagi nonton apa? " Ucap dara.

"Ehh, kamu mau ikut om nonton juga? "
"Tapiii... Jangan deh, nanti pasti kamu bakal bilang ke mama papah kamu trus ke orang lain" Ucap pria itu licik mencoba membodohi dara.

"Ehh... Gk kok om aku gk bakal bilang siapa - siapa" Jawab dara.

"Janji yaa... "

"Iya janji"

"Eh tapi jangan disini, dikamar om aja ya. "

"Emang kenapa om? "Bertanya

"Inikan rahasia kita berdua. "
"Nanti kamu ke kamar om ya. Kamar om ada disana. " Pria itu menunjukkan kamarnya.

"Ooh iya om. Yaudah aku mau makan dulu. Bye bye om. " Darapun pergi menjauh meninggalkan sang pria yang memiliki rencana jahatnya tersebut.
*flashback off*

"Tapi gw heran deh, seberapa luas villanya sampai ortu lo, gk ngejagain lo. " Ucapku memotong.

"Lumayan luas van, ada 3 rumah yang dijadiin satu lingkungan, soalnya itu villa milik keluarga gw." Memberi jawaban.

"Dan lo pasti tau keterusannya ketika gw masuk kedalam kamarnya, gw diajarin yang memang belum pernah gw lihat bahkan rasain"

" Ttappiii... Lo udh itu dar... " Aku tidak melanjutkan ucapanku. Kuharap dara tak tersinggung.

"Gk perawan maksud lo? " Aku mengangguk menjelaskan.

Dara pun mengangguk mempertandakan bahwa ucapanku benar. Lalu mengatakan "Gw harap setelah gw ceritain ini ke lo. Lo gk bakal menjauh bahkan jijik sama gue. "

Aku meraih tangannya lalu mengusap pelan.
"Ututu... Iya gw gk bakal kemana - mana." Sambil mengacak - ngacak pelan rambutnya

"Ishh lo maah rese. " Sambil merapikan rambutnya.

"Hahahah.. " Tawaku
"Tapi lo punya pacar dar?. " Tanyaku lagi.

" Gk, gw punya nya sugar daddy "berucap sambil menaik turunkan alisnya ke aku.

" Haha... Lucu lo dar " Kataku sambil ketawa canggung. Aku yang melihat respon Dara langsung terdiam, sambil berucap kembali.

" Seriusan lo hah? " Tanyaku lagi.

"Iya, beneran. Gw ngerasa lebih disayang sama dia ketimbang keluarga gw yang sibuk kerja. Bahkan pulangpun dalam sebulan cuman hitungan jari. " Ucapnya sambil menaruh kepalanya ke pundakku.

"Tapi lo gk takut dar? Udah berapa lama ?" Semoga Dara gk berpikiran aneh tentang pertanyaan ku.

"Gk, ini kehidupan gw. Gw sama yang sekarang masih awet van. Udh jalan 3 tahun. "

"Gw lega dengernya kalau lo awet sama yang sekarang van. "

"Ciee... Ciee... Lo khawatirin gw ya? " Sambil menggodaku.

"Ck, apaansih lo... " Aku berdecak.

"Lo mau tau umur dia berapa ? Umurnya 39 tahun" Ucap si Dara.
"Tapi yang pasti karena dia sayang dan juga kaya makanya gw sama dia. "

"Tapi dia belum punya istri dar? "
Percakapan diantara aku dan Dara pun masih berlanjut.

"Udh, tapi istrinya udh meninggal dan juga dia sama istrinya yang udah almarhum itu belum dikaruniai anak. Makanya pas itu gw pengen udahan rasanya buat ngejalanin ini, tapi dianya gk mau van.... " Jedanya, sambil melihatku

"Yaiyalah, diumur yang segitu gimana caranya coba buat dapet perempuan muda, montok kayak gue. " Lanjutan perkataannya yang sangat pede.
Aku melihat ke arah dia dengan muka jelekku.

"Hahahahha... "Tawa Dara.

" Lo juga blum punya pacar Van? Gw liat - liat badan lo juga bagus kok, berisi semua."

"Belum." Jawabku singkat

"Mau gw cariin gk Van?, enak tau..." Menggodaku.
Akupun menjitak kepalanya.

"Adduuhhhh.... " Ringis Dara sambil memegang jidatnya.

"Jahat lo sama gw van.. " Ucap Dara.

Tinggg... (Notifikasi ponsel)
Itu bukan berasal dari ponselku. Itu berasal dari ponsel Dara.

Dara berdiri dari duduknya "Balik yuk, gw anterin lo pulang. Gw soalnya udh dicariin sama sugar daddy gw nih. " Sambil menunjukkan layar ponselnya kearah ku.

"Gk usah dar, gw pengan jalan kaki aja deh. Gk terlalu jauh kok sampai ke rumah. Gak papa lo pergi aja. " Ucapku mengusir Dara.

"Ihh.. Yang bener nih gw tinggal?. "

"Iyaa, udh sana hushh.. Hussh... " Sambil tangan ku mendorong punggungnya pelan. Dan Dara pun pergi menjauh.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang