Happy Reading
&
Enjoy!🌸🌸🌸
Pukul 15.30
"Van, mampir dulu ke cafe yuk. Nongki dulu"
"Sorry, gw kayaknya gk bisa. Gue udah janji pulang cepet soalnya. Next time ya" Tolak Vanka halus kepada temannya.
"Ooh, yaudah gpp Van. Gw ngerti kok. "
Tak lama terdengar suara panggilan masuk. Dan itu berasal dari handphone milik temannya.
"Sebentar ya Van, gw angkat telepon dulu" Vanka hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Langsung temennya itu mengangkat telepon tersebut, sedangkan Vanka menunggu dengan sesekali mengecek gadget yang sedang dia pegang.
"Hmm... Van, gw kayaknya gk bisa nganterin lo pulang, sorry ya. Tapi lo tenang aja, nanti ada temen gw yang nganterin lo"
"Eh, gk usah kalau gitu. Gw bisa pulang pakai taksi atau pesan ojek online"
"Udah tenang aja Van, mumpung ada tumpangan gratis. Dia juga katanya juga lagi disini"
"Sumpah gw gapap-"
"Eh, itu dia... DONI "
orang yang mendengar namanya dipanggil itu, langsung mencari sumber suara tersebut.
"Eh, hai" Ucap doni, lalu menghampiri kedua wanita tersebut.
"Nih kenalin dulu temen gw Van, Doni namanya. Dari fakultas hukum"
"Halo... Gw Doni" Tak lupa sambil menjulurkan tangan kanannya kepada Vanka.
"Vanka" Balasnya.
"Don, gw titip dulu ya temen gw. Awas kalau lo apa - apain Vanka" Jawabnya memperingati.
"Sip, tenang aja. Kalau sama gw pasti semua bakal beres" PD Doni.
"Van, gw tinggal dulu ya. Sekali lagi sorry ya.. Byee" Pamitnya.
"Iya gak papa, dadah~"
Tinggal sepasang manusia yang kini diam satu sama lain, karena tiba-tiba dipertemukan untuk pertama kalinya.
"Hemm... Kalau gitu ayok gw anterin" Lalu membalikkan badannya menuju parkiran kampus.
"Sebentar, Kalau misalkan lo lagi sibuk lo gk usah anterin gw, biar gw pulang naik ojek online"
Doni yang mendengar itu langsung menyahuti ucapan Vanka.
"Gw gk sibuk, lo tenang aja. Ayok gw anterin"
Vanka pun mengikuti Doni dari belakang dengan sesekali Doni melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya.
***************************************
Untung saja tadi Vanka meminta Doni untuk menurunkannya di depan gang rumahnya. Kalau misalkan suaminya tau atau bahkan melihatnya bisa - bisa suaminya yang posesif itu tidak akan mengijinkannya lagi untuk keluar dari rumah.
"Antengnya anak bunda... " Ucap Vanka kepada anaknya yang sedang tertidur di dalam boks bayi.
Katanya Pak Retno tadi Abizar sempat menangis saat dirinya tak ada, tapi untungnya suaminya itu dapat menenangkan sang anak dengan mudah.
"Anak papah juga bun. " Kata pak Retno ketika dia mendengar itu.
"Iya iya anak papah dan bunda. " Lalu aku berjalan menuju ke kasur untuk beristirahat.
"Sini sayang... " Kata Pak Retno. Lalu aku membaringkan tubuhku disampinganya dan Pak Retno memeluk tubuhku. Dia Mengusap - usap punggung ku pelan. Aku menaruh kepalaku di dada bidangnya.
"Tadi ada temen hubby yang main kesini, mampir sebentar. Dia ceritain tentang istrinya, trus karena dia cerita tentang istrinya. Hubby otomatis juga cerita tentang kamu ke dia... " Aku masih setia mendengar ucapan Pak Retno tanpa memotongnya sekalipun.
"Hubby bilang ke dia, kalau hubby juga udh punya istri trus pas hubby ceritain dia kayak kaget. Gimana gk kaget, papah bisa dapet istri cantik dan muda kayak kamu diusia yang sudah tua ini. Trus kata dia 'pasti betah di rumah ya Pak, jangan sampai lepas Pak. ' trus hubby jawab 'pastilah. Gk bakal hubby lepasin istri hubby sampai kapanpun. " Aku yang mendengar hal itu tersenyum lebar.
"Terima kasih ya sayang udah mau sama hubby. Nemenin papah. Papah sayang banget sama kamu. I love you. " Aku rasa pelukannya mengerat padaku lalu dia mengecup keningku. Aku membalas pelukannya.
"Love you too " Jawab Vanka.
"Jahitan kamu belum kering ya sayang. " Tiba - tiba Pak Retno.
"Hubby ish. Belum, sabar dlu ya... " Berusaha untuk tidak melanjutkan obrolan ke arah sana. Salah satu tangan Pak Retno tiba-tiba sudah ada di depan dadaku. Aku langsung melihat wajahnya.
"Papah boleh kan bun. Mumpung Abizar masih tidur. Ini kan punya papah. " Katanya kepadaku. Sungguh lucu sekali jika dilihat. Aku pun membenarkan posisi ku, dan Pak Retno yang melihat istrinya mulai membenarkan posisi bertanda mengijinkan, tersenyum senang.
"Sini sayang" Kata Pak Retno. Lalu Pak Retno langsung menenggelamkan kepalanya di dua buah dadaku. Anak dan bapak sama saja, sama - sama rakus.
"Enak sayang, pantesan Abizar betah nyusu ke kamu. " Ngilu rasanya karena Pak Retno sedikit agresif dengan dadaku. Tak berselang lama terdengar suara tangisan sang anak di dalam box bayi.
Pak Retno yang mendengar hal itu melepas kulumannya menatap kecewa ke arahku karena aku yang bangun untuk melihat sang bayi.
"Baru juga sebentar yang... "
"Berarti anaknya gk ngijinin by" Jawabku.
"Dada kamu malah jadi gede ya sayang kalau hubby lihat. " Ucap vulgarnya kepadaku.
"Ini semuakan gara - gara hubby. " Jawabku jengah.
"Oh iya lupa heheh... "
"OEEKK... OEKKK-HIKKSS" Suara tangisan Abizar yang semakin kencang.
"Udah ah, anaknya nangis tuh by" Menyingkirkan salah satu tangan Pak Retno yang sedang memeluk Vanka untuk bangkit dari tempat tidur.
"Tapi nanti gantian hubby yang nyusu ya yang! " Ucap Pak Retno tak rela.
TBC.
_____________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivanka And Oldman
Short StoryDESCRIPTION : Kehidupan Ivanka gadis berumur 18 tahun yang mengharuskan pindah dari desa ke kota untuk mengikuti sang ayah karena alasan naik jabatan. Berpindah ke rumah susun membuatnya selalu bertemu dengan pria tua yang bernama Pak Retno si pemi...