Chapter 9

16.8K 177 9
                                    

Enjoy!

Pak Retno balik ke huniannya sesudah mengantarkanku hingga ke depan pintu hunianku. Sebelum itu, Pak Retno meminta nomor teleponku yahhh... yang pasti dengan cara rayuannya kepadaku. Lalu mau tak mau aku pun kasih nomor teleponku kepadanya.

Dan kini aku sedang membaringkan tubuhku di atas kasur. Aku telah mengganti semua pakaianku.

Sungguh mengapa ayah tak bilang apa - apa hingga hari ini. Apa sesibuk itu?. Setidaknya ayah mengabariku bahwa tidak bisa pulang hari ini.

Aku menatap lampu diatas. Tanpa sadar aku mengeluarkan kedua air mataku. Aku menangis. Aku masih bisa merasakan tangan - tangannya yang menggerayangi tubuhku. Walaupun aku tak mau munafik, sempat merasakan enaknya.

Sempat? Hahah itu sangatlah konyol!.

Membayangkannya membuat aku merapatkan kedua kakiku, lidahnya yang menghisap dada dan kemaluanku dengan sangat lihai. Hingga akhirnya membuatku merasakan apa itu 'orgasme'. Untungnya dia tidak mengambil keperawananku. Tapiii...aku tidak tau bagaimana kedepannya.

Perbuatannya sungguh sudah sangat di luar batas. Aku bingung apa yang akan aku lakukan. Aku malu. Malu dengan diriku sendiri.

Huffttt... Sudahlah...

Tinggg... (notifikasi ponsel)
Aku segera melihat pesan tersebut.

From. 081546xxxxxx :
(Send to photo)
"Kau sungguh sangat cantik Vankaa..."
"Tidur yang nyenyak sayang... "

Aku tau pengirimnya, Pak Retno. Dia mengirimkan ku foto yang tadi dipotretnya. Foto aku yang terbaring dengan kedua kaki ku terbuka lebar dan dengan wajahku yang sedang nafsu itu.

Emosiku mulai tak stabil saat melihat foto tersebut. Aku takut. Takut jikalau foto nakedku tersebar. Seperti berita - berita di luaran sana. Aku tak ingin mengecewakan ayah.

Aku melempar ponselku sembarang. Sungguh aku melihat diriku sendiri di ponselku dengan keadaan itu, sangat membuatku malu. Tapi kenapa Pak Retno selalu berucap cantik terus menerus.

Perlahan - lahan aku mulai tertidur dengan pikiranku yang sedang kacau itu.

***************************************

Hari sudah pagi, ketika aku membuka pintu kamarku aku melihat seseorang yang berada di dapur. Akupun mendekat ke arah dapur dan Ternyata ada ayah.

"Ayah, kapan ayah pulang? " Tanyaku.

"Eh, sudah bangun. Ayah pulang tengah malam tadi, maaf ayah tidak sempat mengabarimu. "
" Oh iya, Ayah melihat di lemari makanan, sepertinya kemarin kamu memasak ya? " Ucapnya penuh sesal.

"Hmmm... " Kataku sambil menganggukan kepala ku.

Ayah tersenyum.
"Baik, karena ayah hari ini diberikan libur oleh kantor ayah akan mengantar kamu ke sekolah" Ucap ayah.

Aku yang mendengar itu langsung bersiap - siap untuk berangkat sekolah.

Sekarang aku sedang berjalan menuju lift. Dan ketika pintu lift terbuka aku melihat ada Pak Retno didalam lift tersebut. Aku dan ayah pun langsung memasuki lift. Ku lihat Pak Retno tersenyum.

"Pagii... " Sapaannya Pak Retno.

"Eh, pagi Pak" Dan di jawab oleh ayah.

"Libur hari ini Pak? " Tanya Pak Retno, mencoba memulai topik.

"Iya ni Pak, akhirnya heheh "

"Ini anaknya ya pak? Cantik sekali " Kata pak Retno. Aku yang mendengar itu tak sadar membuat kerutan di dahiku. Dalam batinku 'apa yang sebenarnya ingin dia lakukan? '

"Iya Pak, anak saya satu - satunya. "

Aku berdiri di belakang kedua pria tersebut, hanya mendengarkan perbincangan pagi tanpa berkomentar apapun. Ketika lift sudah terbuka.
Ayah berjalan duluan dengan aku yang mengikutinya di belakang.

Dan ketika aku melewati pak Retno aku terkejut. Karena dia berani menepuk bokong ku dengan tangan nakalnya itu. Ketika aku menoleh untuk menatap Pak Retno, dia hanya tersenyum nakal sambil menggigit bibir bawahnya.

Dan selama perjalanan ke arah sekolah aku bertekad pada diriku sendiri bahwa aku harus menghindar dari Pak Retno. Harus. Entah bagaimana caranya.

***************************************
"Vankaaa.... " Teriak dara ketika melihatku sedang berjalan menuju kelas.

"Masih pagi dar, jangan teriak" Sahutku.

"Hehehe, " Jawabnya Cengegesan.

Dia berbisik kepadaku hingga aku menghentikan langkahku.

"Lo udh nonton videonya van? " Aku menatap dara.

"Lo ngomong apaan sih pagi - pagi. " Aku mempercepat langkahku menuju kelas.

"Ihhh.. Vankaaa... Tungguin gw" Sambil berlari menyusul.

***************************************

Aku dan Dara sekarang sedang menyantap makanan yang tadi kita beli.

"Ehh, seriusan gw mau nanya. Lo udh nonton video dari gw blum?" Mendengar penuturan dara aku memutar bola mataku jengah.

"Trus kalau misalkan udah mau ngapain si dar? " Jawabku greget.

"Hmmm... Lo nyentuh diri lo sendiri gk? "

"Gk, gw masih bisa nahan."
*author: Ck, kan kemarin udah dipuasin sama Pak Retno.*

"Wihhh... Hebat hebat hebat. "

"Sumpah lo cuman ngomong kayak gitu doang kali? " Tanyaku.

"Iya, cuman memastikan aja. "

"Berarti kalau lo termasuk gk bisa menahan diri sendiri? " Pancingku menanyakannya.

"Hm?... Mungkin. " Jawabnya

"Maksudnya lo masturbasi dar? " Nada suaraku sedikit meninggi.

"Any*nk, pelanin suara lo" Sambil tangannya menutup mulut ku. Aku yang mendengar itu mengangguk.

"Hufffttt... Gw gitu juga ada alasannya van. " Lanjutnya.

"Alasan? Lo nyadar gk si dar pertanyaan lo itu agak konyol" Tanyaku.

"Iya, gw bakal cerita. Tapi bukan disini tempatnya" Ucap dara.
"Nanti habis pulang sekolah ke taman yukk gw perlu refreshing kayaknya. " Lanjutnya

"Begayaan refreshing, yaudah ayo." Jawabku.

___________________________________________

Maaf baru update lagi,hehehe....
Dan Terima kasih yang masih setia menunggu update-an cerita ini.

Tapi kayaknya aku mau nanya deh atau kalau ada saran boleh langsung ketik di komen.

Soalnya jadwal update-an cerita ini masih random, entah kapan. Aku mau kasih kepastian nih, heheheh 🤭.

Lebih baik update cerita ini berapa kali seminggu?
A. 1 kali
B. 2 kali
C. Jangan 3 kali

Nah, untuk harinya kalian boleh kasih saran di komen.

Nanti next update bakal aku kasih tau final jadwal dari saran kalian yaaa....

Terima kasih...
From. Author.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang