Chapter 32

8.6K 201 4
                                    

Happy Reading
&
Enjoy!

🌸🌸🌸

"Bu, emang bener kata Sari kalau dia mau dijodohin ? " Tanya Vanka ke ibunya Sari penasaran.

Karena jika terus - menerus mengobrol dengan Sari akan menghabiskan tenaga dan juga emosi yang mudah terkuras akibat meladeni semua pembicaraan yang Sari buat.

makanya itu harus sabar - sabar dan topik terhenti begitu saja karena Vanka yang sudah merasa capek di malam hari.

"Sari yang bilang kayak gitu? " Tanyanya balik.

"Iya bu, semalam Sari ngomong kayak gitu"

"Jangan mau dikibulin sama Sari Van, emang kayak gitu anaknya. Heran ibu juga, kenapa dia bisa kayak gitu" Lelah sang ibu atas perilaku bobrok sang anak.

"Walaupun gitu Sari itu anak kandung ibu tau hahaha" Tawaku, ada aja emang tingkah Sari.

"Iya juga sih... "

Kini ibu dan Vanka sedang berada di dapur, sedang menyiapkan sarapan untuk disantap pagi hari.

Vanka hanya menemani ibu yang sedang memasak nasi goreng andalannya. Sungguh Vanka sangat kangen dengan Nasi goreng buatannya. Sangat enak.

Dengan sesekali membantu untuk memotong dan menunjukkan letak bahan dan bumbu berada.

Semalam Ayah, Sari beserta dengan kedua orangtuanya menginap dirumah. Itu pun di bujuk oleh Pak Retno agar mereka bermalam disini saja. Alhasil, jadilah mereka tidur di sini.

" Sebenarnya ibu heran Van, Sari kayaknya kebelet kawin deh"

"Kok gitu bu? "

"Dia selalu dekat - dekat ke juragan yang dikampung, udah tau duda punya anak 2 lagi. Apalagi umurnya jauh dari dia" Kesal sang ibu mengingat kelakuan Sari.

" Kok bisa bu? Ibu pernah nanya alasannya ke sari bu? " Penasaran Vanka.

"Pernah. dia cuman jawab pasti hidupnya bakal tercukupi dan gk bakal kekurangan. Dia juga bilang katanya gk mau sekolah tinggi - tinggi, udah malas alasannya"

Aku yang mengerti apa yang ibu ucapkan tadi hanya mengangguk paham.

"Oh iya nak, gk berasa ya kamu udah mau punya anak aja, dan ibu bakal jadi nenek heheh. padahal perasaan baru juga kemarin kamu digendong sama ibu" Harunya, walaupun bukan anak yang lahir dari rahimnya. Tapi dia sudah menganggap Vanka itu sebagai anak kandungnya.

"Iya ya bu, gk kerasa. Rasanya waktu cepet banget berlalu"

"Kamu kelihatan bahagia banget sama suami kamu. Langgeng - langgeng sampai akhir hayat nanti ya. Pesan ibu cuman satu, cobaan pasti aja ada nanti di suatu hubungan, cuman kalian yang bisa menyelesaikannya. Jangan pernah melibatkan orang lain" Nasihatnya yang sangat berarti untuk Vanka.

"Terima kasih ya bu. Vanka pasti selalu ingat apa kata - kata ibu" Sambil tersenyum tulus.

Acara sesi memasakpun berlanjut yang diisi beberapa macam obrolan dari mereka berdua.

***************************************

Vanka kini sedang menyajikan masakan yang telah siap disantap ke atas meja. Terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni satu per satu anak buah tangga.

Pandangan Vanka pun teralihkan ke sumber asal suara tersebut. Terlihat Pak Retno yang baru saja bangun dari tidur atau mungkin bahkan belum sempat cuci muka karena ingin menemui sang istri terlebih dahulu.

Sangat terlihat dari Rambut yang masih acak - acakan dan juga mata yang masih merem merem melek karena silau.

Pak Retno yang melihat Vanka yang sedang mempersiapkan alat makan di meja makan pun langsung berjalan menghampirinya.

Langsung memeluk sang istri dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Vanka.

"Pagi sayang... " Sapanya dengan suara serak khas paginya. Vanka pun langsung menghentikan aksinya yang sedang menaruh piring untuk sarapan. Mengusap lembut kepala Pak Retno.

"Pagi, cuci muka dulu by... " Kata Vanka.

"Hmmm... " Gumaman tak jelas yang diucapkan Pak Retno.

Tak berselang lama, Pak Retno menegakkan kepalanya.

Cup
" Iya sayang... " Kecupnya tepat di atas bibir Vanka. Lalu pergi ke kamar mandi untuk membilas mukanya.

"Ehem... Gitu ya kalau pasutri baru, sampai lupa ada orang disini"

"Eh ada ibu hehehhe" Sadar Vanka

***************************************

Jam sudah menunjukkan pukul 11.30. Keadaan dalam rumh pun sepi kembali. Ayah yang balik ke rumah susun dan juga sari beserta kedua orang tuanya yang pamit untuk melanjutkan perjalanannya. Karena mereka akan berkunjung ke rumah orang tuanya dari ayah sari.

"Akhirnya kita bisa berduaan lagi sayang" Kata Pak Retno, memeluk manja ke Vanka.

"Ishh, sesek hubby... " Berusaha mendorong tubuh besar Pak Retno agar menjauh.

"Gk mau. Coba sini mana mukanya... Cup.. Cup.. Cup.. " Pak Retno malah mencium seluruh wajah Vanka.

Astaga, padahal mereka cuman kedatangan tamu dan menginap hanya satu hari saja. Tapi Pak Retno sudah berlebihan seperti ini.

"Lebay, ihhh... " Ucap Vanka sambil menutupi wajah Pak Retno Dengan kedua tangannya agar berhenti menciumi seluruh wajahnya.

Pak Retno pun akhirnya mengalah. Menghentikan aksinya.

Eunghhh....
Ringis Vanka ketika Pak Retno mungkin sengaja menyenggol dadanya.

"Eh, maaf sayang gk sengaja" Langsung menangkup dada Vanka yang tadi disenggolnya, Pura-pura tak sengaja kepada sang istri.

Vanka langsung memukul tangan Pak Retno yang mendapati tangan nakalnya itu menangkup salah satu dadanya.

"Nakal, Ngilu tau by. Vanka ngerti yaa apa maksud hubby... Udah ah Vanka mau ke kamar aja" Vanka pun bangkit dari sofa lalu berjalan menuju ke kamar mereka.

Meninggalkan Pak Retno yang sedang di landa nafsunya karena semalampun dia tak bisa melakukan aktivitas 'enak' tersebut karena ada tamu di rumahnya.

Padahal bukankah dia yang pertama kali menawarkan agar tamu tersebut bermalaman di rumahnya.

TBC.
_____________________________________________

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang