Chapter 27

9.9K 206 8
                                    

Happy Reading
&
Enjoy!

🌸🌸🌸


Sebenarnya kondisi dengan berbadan dua membuatku bingung antara tetap ingin melanjutkan kuliah atau fokus pada kehamilanku kini.

Pak Retno pun juga mewanti - wanti ku jika ingin tetap meneruskan untuk berkuliah. Terutama pada kondisi kesehatan ku.

Dan akhirnya aku tetap pada pendirianku, yaitu kuliah.

Sejak 5 hari yang lalu pun aku juga sudah memulai menjalankan hari ku sebagai mahasiswi dan seorang istri.

Sebagai Maba alias mahasiswa baru aku bertemu dengan beberapa orang dan mendapatkan teman baru di jurusanku. Dan juga aku pastinya tidak memberitahu statusku yang sudah menikah ke sembarang orang yang baru kukenal. Karena itu merupakan hal privasi menurutku.

Sekarang Vanka sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke kampus. Yang nanti akan diantar oleh Pak Retno.

Vanka tak di ijinkan oleh sang suami untuk berangkat dan juga pergi sendirian ke kampus. Makanya semenjak kemarin Pak Retno senantiasa mengantarkan sang istri ke mana saja.

Memakai pakaian yang oversize membuat orang tak mengetahui bahwa aku sedang hamil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memakai pakaian yang oversize membuat orang tak mengetahui bahwa aku sedang hamil. Dan juga ini sangat nyaman jika dipakai.

Dirasa Vanka sudah rapih semua. Diapun langsung keluar kamar lalu turun dari tangga dengan ceria, sedikit loncat - loncat kecil dia atas anak tangga.

"Sayang jangan loncat - loncat" Kata Pak Retno melihat Vanka yang sedang menuruni tangga.

Dia baru saja dari dapur menyiapkan beberapa keperluan sang istri, dia menyiapkan beberapa buah dan juga susu. Sangat perhatian bukan.

Walaupun di kampus mungkin dia tak akan selama itu, tapi katanya jaga - jaga jika Vanka lapar. Dia tak mau Vanka jajan sembarangan di kantin kampus.

Aku berjalan mendekatinya berlari kecil sambil cengengesan, karena melihat muka Pak Retno yang sudah menatapnya tajam.

"Heheheheh... " Lalu memeluk tubuh Pak Retno.

"Bandel banget kamu siihh... " Menjepit kedua muka Vanka dan memberi beberapa kecupan di seluruh muka sang istri.

Aku terkekeh geli menerima semua kecupan yang Pak Retno beri di seluruh wajahku.

"Yaudah ayo kita berangkat. Udah gk ada yang ketinggalan kan? " Tanya Pak Retno.

"Hmm... gk ada" Jawabku sambil memeriksa lagi barang - barang yang ku perlukan di kampus nanti.

***************************************

"Ingat ya, jangan terlalu dipaksa. Kalau capek, langsung telepon hubby" Itu yang sering diucapkan Pak Retno selama di perjalanan, setiap aku pergi ke kampus.

Ivanka And OldmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang