Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
i got a girl but i still feel alone, if you playing me that mean my home aint home, having nightmares of going through your phone *
Chaeyoung menolak semua rasa sakit yang mungkin sekarang hampir tenggelam dalam hatinya, pikirannya dan relung jiwanya. Chaeyoung berusaha untuk berfikir positif disaat kenyataan nyaris hancurin seluruh hidupnya. Chaeyoung tetap berusaha untuk mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang sekarang dihadapi.
Jennie; wanita itu— separuh jiwanya. Jennie pernah terlihat oleh teman-teman Chaeyoung sedang di pusat perbelanjaan Seoul dengan seseorang. Chaeyoung tahu itu siapa, wajahnya dan karakter musuhnya. Yang terjadi, Jennie tidak pernah mengatakan 'Iya' memiliki hubungan lain di belakang Chaeyoung— jika mengaku, penjara pasti penuh.
Dan Jennie kembali jadi sorotan media saat berada di Paris. Chaeyoung tidak bodoh, itu benar-benar wanitanya. Sekuat tenaga menyelesaikan semua jadwal hari ini, Chaeyoung akan terbang kembali ke Seoul dari Cannes— tidak perduli bagaimana hancur perasaannya saat ini. Sedangkan Jennie, berdiam di kamar; menunggu kabar dari Chaeyoung, kembali padanya— mendengarkan cerita seperti biasanya.
Chaeyoung tersenyum dengan banyak kamera yang menyoroti wajahnya saat ini; akan selalu begitu. Jennie tidak berharap banyak, jika Chaeyoung tahu— berarti memang sudah takdir mereka untuk menyelesaikan permasalahan yang berlarut-larut selama ini. Tidak tahu perasaan Jennie sekarang bagaimana, antara sedih, terluka dan juga senang. Campur sekali; Paris yang menyakiti.
"Shit!" umpat Jennie, setelah hal itu disebar oleh salah satu wartawan lokal.
Jennie berusaha buat hubungin Chaeyoung, nihil. Jennie masih menunggu kedatangan Chaeyoung, hingga pukul 2 pagi— wanita bertubuh mungil itu masih terjaga. Mendadak Manager dan Staff Chaeyoung tidak bisa di hubungi. Jennie berjalan ke kamar Manager dan Staff-nya, menyuruh mereka untuk menghubungi ponsel rekanan.