Park Chaeyoung - Kim Jisoo
*
*
Suasana hening dibalkon dorm Blackpink, terlihat dua wanita berbeda usia satu tahun saling melempar pandangan ke arah depan. Sungai Han membentang pandangan mereka saat ini, suasana seperti ini sudah terjadi hampir 5 menit. Belum ada diantara mereka berdua yang memulai suatu percakapan.
Chaeyoung lebih dahulu menghela nafas pelan, melirik Jennie sekilas lalu mengembalikan pandangan ke arah depan. Chaeyoung menyatukan kedua telapak tangan nya yang sedikit kedinginan diterpa angin sore.
"Kemarilah unni" ucap Chaeyoung, merentangan sebelah tangan nya agar Jennie lebih dekat dengannya.
Jennie masih diam ditempat, enggan menerima uluran tangan Chaeyoung. Lagi, dan lagi Chaeyoung menelan kekecewaan dengan sifat dingin yang diberikan salah satu unni-nya itu. Tidak mau berlama-lama dalam diam, Chaeyoung lebih dahulu untuk duduk disalah bangku sana.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu marah kemarin pagi pada Lalisa" kata Chaeyoung.
Mata Jennie terpejam sedikit, dia tidak bermaksud membentak Lalisa seperti kemarin. Jennie tahu sifat yang seperti itu tidak seharusnya diperlihatkan pada Lalisa yang sebenernya ingin menyadarkan bahwa Jisoo tidak akan memilihnya. Senyum tipis terlihat diwajah cantik Jennie saat ini, dia tahu bahwa itu salah tetapi dia tidak ingin meminta maaf pada Lalisa.
"Aku dengar itu bukan pertama kalinya kau membentakny. Kau bahkan pernah melemparkan gelas padanya, saat itu hanya keberuntungan yang berdekatan dengannya, unni. Jika gelas yang kau lempar mengenai kepalanya, jangankan maaf dariku melihatmu pun aku tidak akan mau, unni" ucap Chaeyoung sangat tenang.
Jennie mengangguk, dia sedikit menyesal jika mengingat itu.
"Aku tidak bermaksud" balas Jennie singkat.
"Bukankah Lalisa sesuatu yang berharga untuk kita bertiga, unni? Bisakah kau tidak memperlakukannya seperti kemarin? Kendalikan emosimu, dia adikmu, adik kita semua" Chaeyoung enggan untuk berhenti memang.
"Apakah sekarang kau berperan sebagai kakak yang baik untuknya?" tanya Jennie sedikit melirik Chaeyoung.
"Tentu, Lalisa berarti untukku, untuk Jisoo unni, mungkin dia tidak berarti untukmu, aku tidak tahu" jawab Chaeyoung.
"Lalisa berarti untukku, berhenti menjadi orang yang paling perduli saat ini"
Chaeyoung tertawa pelan, menganggap ucapan Jennie hanyalah omong kosong belaka. Pada nyatanya Jennie tidak pernah menganggapnya dan Lalisa ada di-dorm ini. Berbeda jika sudah berada diluar sana, didepan kamera, staff, atau sajangnim sekalipun. Jennie memang harusnya bersanding dengan Jisoo untuk hal akting.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SHOT
Fanfictionhanya terdiri dari -satu tittle dua chapter- tidak lebih. 📌 GxG | G!P | GENDER BENDER 📌 topsé - girl's 📌 baku | non baku | badwords 📌 disarankan tidak mampir untuk para pencaci🖤 [ BE KIND, IT'S FREE ] © insanedepressing, 2020-2024.