Selamat Membaca
*
Hadiah 3x pukulan dari Lalisa untuk Chaeyoung membuat dia mundur beberapa langkah. Gak ada niatan buat ngebales juga dari pihak yang tersungkur itu.
"Gak ngotak, anjing!" Lalisa udah geram banget sama kelakuan Chaeyoung kali ini.
"Jangan mau enaknya doang! terus kalau gini jadi lari dari tanggung jawab!" cewek berponi ini ancang-ancang buat mukul Chaeyoung lebih keras, tapi ditahan Moonbyul dari belakang.
"Udah dong, apasih gampang banget main tangan" lerai Moonbyul, ngedorong tubuh Lalisa menjauh dari Chaeyoung.
Nafas Chaeyoung memburu, dia megang sudut bibirnya yang berdarah. Disitu ada Jisoo yang dari tadi nangis merhatiin ke tiga sahabatnya ini baku hantam. Ah bukan tiga, cuma Lalisa dan Chaeyoung.
"Urus tuh sahabat lo. Binatang aja gak pernah selaknat itu kecuali teman lo lebih dari binatang!" Lalisa masih geram, dia ninggalin ketiga orang itu disana.
"S-sorry .." lirih Chaeyoung. Dia coba bangkit tapi gak bisa, Moonbyul juga gak niat buat bantuin, jangan tanya Jisoo, cewek berparas bidadari ini udah ngilu duluan liat darah.
"Apa-apa itu pake otak dan perasaan, kecuali perasaan lo mati dan setega itu ke dia!" kata Lalisa keluar dari pintu apartment.
"B-bantu g..gue byul" Chaeyoung ngulurin tangan ke arah Moonbyul, bukan ngebantu yang ada Moonbyul cuma merhatiin tanpa ada niatan untuk membantu.
Dengan susah payah Chaeyoung berusaha buat bangkit dari lantai. Moonbyul bawa Jisoo ke kamar supaya lebih tenang, mereka berempat memang tinggal bersama di satu apartment. Sedangkan Lalisa sekarang gak tau kemana, yang pasti cewek itu mau nenangin dirinya dulu.
Sikap Chaeyoung kali ini udah kelewat batas, siapapun mungkin bakalan jadi Lalisa untuk kali ini. Hal ini baru sampai ditelinga mereka bertiga setelah pengakuan Chaeyoung tadi, belum sampai ke telinga Keluarga Park.
*
[Flashback]Jennie ngeliat dua garis ditestpect yang tadi dia beli, dia coba buat ngatur nafas supaya lebih tenang. Kali ini dia kebablasan, dia dan Chaeyoung lupa pake pengaman, walaupun mereka sering melakukan itu tapi masih ada penghalang, tapi udah beberapa kali ini enggak.
Dia coba buat ngomong sama Chaeyoung nanti setelah itu manusia sampai di apartment nya. Sekarang yang dia butuhin cuma ketenangan sebelum ngelihat reaksi Chaeyoung.
"Jen,.." tangan Chaeyoung gemetar megang alat yang baru dikasih Jennie, dia shock.
Suasana hening, Jennie tau kalau reaksi Chaeyoung bakalan seperti ini. Harusnya dia gak perlu berharap lebih, dia cuma selingan buat wanita ini. Chaeyoung punya pacar, dan akan melangsungkan pertunangan sebulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SHOT
Fanfictionhanya terdiri dari -satu tittle dua chapter- tidak lebih. 📌 GxG | G!P | GENDER BENDER 📌 topsé - girl's 📌 baku | non baku | badwords 📌 disarankan tidak mampir untuk para pencaci🖤 [ BE KIND, IT'S FREE ] © insanedepressing, 2020-2024.