Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Park Chaeyoung - Lee Hye-Ri
*
*
Ditengah tour dunia yang dijalani oleh Blackpink, kekasih dari Rose itu masih saja merajuk karena merindukan pasangannya. Dia sekarang tengah duduk disatu kafe didepan Agensi kekasihnya, hanya sendiri dan bersyukur orang-orang memberinya privasi.
"Aku merindukan Chaeyoung" lirih Hyeri menatap walpaper dirinya dan Chaeyoung yang diambil tiga bulan lalu saat anniversary mereka yang ketiga tahun.
"Apa dia sudah makan? Apa dia tidak lupa meminum vitamin nya? Apakah dia baik-baik saja disana?" gumam Hyeri, dia benar-benar merindukan si blonde member Blackpink itu. "Lebih baik menelfon nya saja daripada harus mati karena merindukannya" lanjut Hyeri mendeal nomor Chaeyoung.
Nada pertama tidak diangkat.
Nada kedua, Hyeri masih menunggu.
Tepat di nada ketiga, Chaeyoung-nya mengangkat panggilan itu. "Apa kau lupa bagaimana cara mengangkat telfon?" kalimat pertama dari Hyeri, Chaeyoung tertawa pelan diujung sana.
"Aku baru selesai mandi unni, tepat di ketukan ketiga aku baru bisa mengangkat telfon darimu" jawab Chaeyoung, Hyeri mendengus kesal tetapi itu lucu menurut Chaeyoung.
Hyeri pasti sudah memajukan bibirnya karena cemberut dengan jawabannya, Chaeyoung paham itu. Apapun yang dikerjakan Hyeri sudah dapat dikenali oleh Chaeyoung, bagaimana kekasihnya itu mendengus sebal, memejamkan mata, dan emm,.... tidak perlu dilanjut.
"Apa kau tidak merindukanku Chaeyoung-ah?" tanya Hyeri begitu lirih terdengar. Chaeyoung menarik nafas pelan, bukan tidak merindukan hanya saja dia memang jarang menggunakan handphone selama tour ini berlangsung.
"Aku juga merindukanmu unni, bersabarlah sedikit lagi" jawab Chaeyoung cukup tenang, Hyeri sudah terisak disebrang sana. Meski didepan kamera Hyeri dikenal wanita yang ceria, tidak dihadapan Chaeyoung.
"Aku sangat merindukanmu" lirih Hyeri sekali lagi. Chaeyoung tidak tahu harus menjawab apa, karena sekeras apapun mereka saling merindukan, akan percuma terbentang jarak antara San Paolo dan Seoul.
"Maaf Chaengie, aku hanya terlalu merindukanmu" lanjut Hyeri. Wanita itu mengusap air matanya yang jatuh. "Jangan menangis unni, aku tidak ada disana untuk menghapus air matamu" kata Chaeyoung, Hyeri tertawa pelan.
"Apakah aku pacar yang buruk untukmu unni?" tanya Chaeyoung. Hyeri menggeleng lemah disebrang sana, Chaeyoung kekasih terbaiknya bagaimana mungkin wanita blonde itu menyebutnya kekasih yang buruk. "Tidak Chaeng-ah, kau terbaik untukku" lirih Hyeri.