6. hamil

1.9K 37 0
                                    

Sekarang giliran erlina yang muntah-muntah sedari tadi pagi, bahkan wajahnya sudah pucat, Erlangga yang kesal Erlina tidak mau kerumah sakit Padang wajahnya sudah lemas ia memutuskan untuk membopong tubuh erlina masuk kedalam mobil membawa erlina yang lemas tak berdaya.

"Ngeyel, kalau kenapa-kenapa gimana coba" kesal Erlangga. Memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, ia langsung membopong tubuh erlina yang lemas. Membawanya ke ruangan periksa.

"Saya cek dulu" ucap dokter mulai mengecek erlina yang hanya mengangguk pelan. Dokter tersenyum tipis "mbak erlina hamil" ucap dokter itu menatap erlina dan Erlangga yang menatapnya kaget.

DEG

Jantung mereka seakan berhenti detik itu juga, erlangga meremas tangan erlina, entah perasaan apa yang ia rasakan, senang sekaligus takut.

"H-hamil?" Cicit mereka kaget.

Dokter mengangguk "iya, sudah memasuki Minggu kedua, dijaga baik-baik jangan kecapekan, dan harus makan yang teratur" ucap dokter tersenyum tipis menatap pasangan yang sepertinya masih kaget. "Saya sudah resep kan obat penguat kandungan, bapak bisa langsung tebus" ucapnya sambil menyodorkan kertas.

"M-makasih dok" ucap Erlangga. Dokter mengangguk dan Langsung keluar, menyisakan dua pasangan yang bengong menatap satu sama lain.

Erlangga terduduk lemas di samping erlina ia mencengkram erat seprai rumah sakit, perasaan campur aduk menjadi satu. "K-kenpa k-kamu bisa h-hamil?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut seorang erlangga Alfian.

Erlina menatap menatap wajah erlangga dengan tatapan kaget, dan sulit diartikan "maksud kamu apa?, Aku hamil anak kamu, mas" sahut erlina.

Erlangga menggenggam tangan erlina "saya tau itu, dan saya percaya itu, tapi kenapa kamu bisa kebobolan hamil, maksudnya kenapa kamu lupa minum obat KB, yang aku berikan?" Lirih erlangga.

Erlina memejamkan matanya "ini sudah hendak tuhan" jawab erlina lirih.

"Lina, erlan" panik suti masuk ruang rawat erlin.

Mereka mengalihkan pandangannya menatap sara, danu, dan bima "mah, pah, kak" kaget erlina dan Erlangga.

"Kamu kenapa bisa masuk rumah sakit?, Mamah khawatir banget sama kamu" ucap suti menatap wajah erlina.

"Lina hamil" lirih erlangga lesu.

Danu, suti, dan bima mendongak kaget menatap erlangga dan erlina, tidak lama mereka tersenyum bahagia, suti langsung peluk erlina. "Selamat sayang, kamu akan menjadi seorang ibu" ucap sari terharu. Erlina hanya mengangguk perasaan aneh mulai terbesit di pikiran.

Danu ikut bahagia, tapi kebahagiaannya luntur saat melihat wajah erlangga yang tidak terlihat bahagia, atas kehamilan erlina "pasti mikirin yang enggak penting" batin Danu.

Menarik tangan erlangga keluar ruangan menatap Erlangga yang kaget "apa yang kamu pikirkan, erlan?" Tanya danu.

Erlangga duduk di kursi tunggu ia menatap lurus depan, bisa danu lihat wajah khawatir erlangga "erlan takut lina kenapa-kenapa, erlan takut dengan datangnya anak erlan dan lina
Membuat erlan jauh dari lina" lirihnya.

Danu duduk di samping erlan menatap erlan lekat "jelaskan sama papah, ketakutan apa?" Tanya danu.

Erlangga diam sebentar ia menatap wajah papahnya "erlan takut pas lina lahiran dia... enggak, lina harus sehat" ucapnya menepis pikiran kotor.

Danu paham ia menepuk pundak erlangga "kamu takut kehilangan lina?" Erlangga mengangguk "justru lebih bagus lina hamil anak kamu, supaya kamu bisa memilki lina lebih utuh lagi, maksudnya gini, kalau kalian marah besar dan rumah tangga kalian di ujung tanduk, pasti anak kalian akan menjadi penghalang kerusakan rumah tangga kalian berdua, jadi, kamu harus jaga dan rawat lina" ucap danu panjang lebar.

***

Erlangga bertambah posesif semenjak mengetahui kalau Erlina hamil, dari mulai makanan, pakaian, kebersihan rumah, dan masih banyak lagi, Erlina tentu frustasi. "Saya tidak mau rumah saya ada debu sedikitpun, saya juga tidak mengijinkan kalian pel rumah saat ada istri saya, jika kalian melakukan hal yang membahayakan keselamatan istri saya, maka kalian akan saya hukum" ucap Erlangga tegas.

Erlina menarik tangan Erlangga "udah stop!, Jangan berlebihan gini, aku enggak suka, mas" kesal Erlina.

Erlangga menatap datar erlina "udah deh nurut aja sama suami" kesal erlangga, berjalan meninggalkan Erlina

"Muak aku sama kamu" teriak erlina, teriakan erlina berhasil menghentikan langkah erlangga yang hendak naik kelantai atas.

Membalikkan badannya "ngomong apa tadi kamu?" Tanya Erlangga memastikan pendengarnya normal.

Erlina yang melihat tatapan suaminya yang tajam ia menggeleng pelan "e-enggk, aku..ahk" ringis erlina saat erlangga mencengkeram erat pinggangnya.

"Ulangi kamu ngomong apa? Tadi?" Marah erlangga.

"Aku enggak ngomong apa-apa, aku cuman ngomong iya gitu doang" bohongnya.

Erlangga menarik pinggang erlina "ulangi atau, hukuman? Hm" tanya Erlangga dengan senyuman sinisnya.

"Serem banget, mamah tolong" teriak erlina dalam hati.

Erlina mengalungkan tangannya ke leher Erlangga. "Aku enggak takut, mau hukuman apa?, Hm?" Tanya erlina santai. Tapi tidak dengan hatinya yang bergetar hebat. "Mau jenguk anak kita?" Tanya erlina.

Erlangga mengerutkan keningnya bingung, kenapa erlina tidak takut "kenapa kamu jadi kaya gini" tanya Erlangga bingung.

Erlina menggeleng pelan, mengelus pipi erlangga pelan "kamu ganteng" bisik erlina, yang berhasil membuat erlangga salah Tingkah, buru-buru Erlangga memalingkan wajahnya.

Erlina yang melihat wajah suaminya yang merah karena menahan malu ia semakin gencar menggoda Erlangga "lucu kalau lagi salting, jadi makin ganteng" ucapnya lagi.

Erlangga yang tau kalau istrinya ini sedang menggoda dirinya ia langsung mengangkat erlina "kau menggoda saya, hm?, Ternyata istri saya ini pintar dalam menggoda suami" ucap erlangga mengelus leher Erlina.

"Enak aja, aku cuman bercanda, minggir" kesal erlina.

Erlangga terkekeh geli "kenapa jadi kamu yang marah, dasar bumil" ledek erlangga.

Erlina semakin cemberut ia memukul-mukul lengan erlangga "nyebelin kamu, mas, dasar Erlangga Alfian, jelek, seperti badut" ledek erlina kesal.

"HAHAHAH"

"TIDUR DI LUAR MAMPUS" teriak erlina menaiki tangga.

Seketika tawa Erlangga berhenti ia menatap erlina yang sudah masuk kamar "ENGGAK MAU, LINA, AKU CUMAN BERCANDA" teriak erlangga menyusul istrinya.

***

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang