Pagi-pagi sekali erlangga sudah berada di dapur, menyiapkan sarapan pagi untuk sang istri yang masih tidur pulas di kasur empuk, pagi ini ia membuat sarapan bubur ayam.
Walaupun erlangga seorang pria super sibuk, seorang pengusaha besar, tapi ia bisa menguasai berbagai masakan, makanan, ia bisa membuat makanan yang sangat lezat, hanya beberapa macam, tidak semuanya.
Dulu sewaktu ia masih kuliah ia tinggal di apartment yang sudah disiapkan papahnya, jadi ia masak dan makan sendiri, walaupun awalnya sangat susah untuk maska sendiri tapi, lama kelamaan ia jadi terbiasa dan dia menyukainya.
Ini yang ia inginkan, kehidupan yang hanya berdua dengan istri tercinta, tidak ada orang lain, termasuk orang-orang yang berusaha memisahkan ia dengan istrinya, orang-orang yang berusaha memisahkan mereka berdua, kenapa tidak tadi dulu saja ia tinggal di tengah-tengah hutan seperti ini.
Walaupun hutan ini sangat menyeramkan, banyak binatang buas yang berkeliaran, tapi sama sekali tidak ia takuti, menurutnya hewan buas yang berkeliaran itu seperti kucing, tidak ada apa-apa. Ia malah menyukai hewan seperti, harimau, serigala, dan hewan lain-lainnya.
Ia juga menjamin keselamatan istrinya, mana mungkin ia membawa istrinya tanpa memikirkan keselamatan istrinya, ia sudah menjamin keselamatan, dan ketenangan istrinya, ia tau hutan ini sangat jarang dikunjungi warga, bahwa tidak pernah, karena mereka tau kalau hutan ini mengerikan.
Erlangga masuk kedalam kamar, ia mendengar suara air dari kamar mandi. Sambil menunggu istrinya mandi ia membuka laptopnya, membuka email yang di kirim dari bawahannya.
Cklek.
Erlangga menutup laptopnya ia menatap istrinya yang keluar dari kamar mandi, dan hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. "Pagi sayang, hemm, harum banget" puji erlangga menghampiri istrinya.
"Hm" gumam erlina.
"Aku pilihkan baju buat kamu" Erlangga langsung membuka lemari, mengambil beberapa baju yang menurutnya cocok untuk dikenakan istrinya saat sedang bersamanya.
Erlina melotot syok, Lingerie seksi. Yang entah kapan erlangga membawanya. Kemarin erlangga tiba-tiba membawa dua koper pakaian miliknya, dan dan milik dirinya, yang entah siapa yang membawanya kesini. "Jangan ngaco, aku enggak mau pakai ginian" tolak erlina sewot.
Erlangga mendudukkan tubuh erlina ke kasur. "Sayang, ini cocok buat kamu, lagian lagi sama aku ini, cuman kita berdua disini"
Erlina kekeuh menggeleng. "Aku enggak mau, ish, mas, apaan sih lepas" tolak erlina berontak.
Erlangga memainkannya memaksa erlina membuat sang empu kesal, erlangga menatap erlina yang sudah mengenakan pakaian yang tadi ia pilih secara paksa. "Cantik, jangan di ganti, kalau diganti aku panggil serigala buat meraung-raung di hadapan kamu" ancam erlangga.
Erlina menatap kesal suaminya. "Terus aja ancam, makin kesal aku sama kamu" kesal erlina mendorong tubuh erlangga, ia mengambil kardigan memainkan kesal, setidaknya sebagian tubuhnya tertutup, walaupun depan dadanya terbuka sedikit.
"Marah mulu, aku udah siapin sarapan buat kamu, kita sarapan dulu" ajak erlangga menarik Erlina keluar dari kamar.
***
Erlangga sibuk dengan laptopnya, ah, lebih tepatnya sibuk mengelus pipi erlina lembut, jangan lupakan tangannya yang nakal, meraba-raba tubuh erlina. Menutup laptopnya menatap lekat erlina yang menatapnya kesal "Sayang, mending kita sen----"
"Enggak! Aku enggak mau" tolak erlina ia sangat paham maksud suaminya.
Erlina menahan tawa yang ingin meledak, ia mengelus rambut erlina. "Otak kamu mesum banget sih, aku mau ajak kamu keliling hut---"
"Enggak mau!, Aku masih sayang nyawa, enak aja keliling hutan dikira keliling taman" sewot erlina.
Erlangga tersenyum miring, ia mendorong erlina sampai jatuh ke sofa kamar mereka. "Kalau gitu kita bermain sebentar" ajak erlangga.
Erlina menggeleng ia mendorong tubuh erlangga. "Jangan mesum. Mending kamu kerja deh, daripada ganggu aku gini." Kesal erlina.
Erlangga merangkul erlina. "Ngomel mulu nanti makin cantik, terus aku makin jatuh hati sama kamu, tergila-gila deh aku sama kamu" ucap Erlangga.
Erlina memutar bola matanya malas. "Kita pulang ke rumah aja, yuk, aku jan---"
"Enggak, aku enggak mau" tolak erlangga mentah-mentah.
Erlina cemberut. "Disini aku enggak bisa apa-apa, aku cuman lihat kamu doang bosan lama-lama" cicit erlina.
Erlangga menarik erlina sampai duduk dipangkuan. "
Erlangga yang mendengar itu menatap datar erlina. "Kamu bosen lihat aku terus?, Tega, padahal aku suami kamu lho, mas---"
"Jangan dramatis gitu, mending kita pulang" kesal erlina menarik tangan erlangga agar berdiri.
Erlangga menatap erlina datar. "Aku enggak mau, aku mau disini aja" kesal erlangga menepis tangan erlina.
Erlina kesal sendiri ia menjambak rambut erlangga. "Kalau kamu tidak mau pulang, Yasudah aku sendiri yang akan pulang" kesalnya.
"Emangnya tau jalan sini?, Ketemu harimau yang ganas mau?" tanya erlangga tersenyum manis.
Erlina menatap datar erlangga. "Enggaklah, tapi aku tetap mau pulang, kamu disini saja" kesalnya ia langsung masuk kamar membereskan pakainya. "Dasar suami biadab, nyebelin banget, emangnya akau orang hutan, apa, tinggal di tengah-tengah hutan gini, mana banyak binatang buas lagi" dumel erlina.
"Aku dengar lho" ucap erlangga menghampiri istrinya.
Erlina tidak menyahut ia menatap sinis erlangga. "Aku mau pul---"
"Oke, kita pulang z dengan syarat kamu harus mematuhi ucapan aku" pasrah erlangga.
Erlina mengangguk cepat.
***
Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya mereka sampai di rumah mereka, rumah yang beberapa Minggu ini tidak ditempati mereka.
"Akhirnya sampai juga" lirih erlina.Erlangga duduk di samping istrinya. "Hm, aku lebih nyaman di hutan, lebih tenang" ucap erlangga sambil memejamkan matanya.
"Kamu orang hutan sih, jadinya kamu suka di hutan" cicit erlina yang masih terdengar jelas di telinga erlangga.
"Kalau aku orang hutan berarti kamu istri orang hutan, aku" sahut erlangga tak mau kalah.
Erlina menoleh ia menatap kesal suaminya. "Enggak gitu konsepnya, kamu orang hutan kalau aku orang--"
"Orang apa?, Orang-orang?" Potong erlangga tersenyum miring.
Puk
Puk
Puk
Puk
PukKelewat kesal, erlina memukul brutal tubuh erlangga. "Nyebelin banget sih kamu, mas, mendingan kamu di hutan saja sana, aku lebih nyaman sendiri di sini, tenang enggak ada kamu, sana pergi" teriak erlina kesal.
Erlangga menahan tangan erlina, bukan sakit dipukul erlina, ia takut tangan erlina sakit dan lecet. "Jangan, nanti tangan kamu luka, nanti orang hutan ini jadi sedih, dan merasa gagal menjaga istri hutannya" ucap erlangga.
Bukanya senang diperhatikan seperti itu, erlina malah semakin marah. "ERLANGGA, MALAM INI KAU TIDUR DILUAR, JANGAN PERNAH MASUK KAMAR SEBELUM AKU MENGIZINKAN KAU MASUK KAMAR" marah erlina ia langsung masuk kamar meninggalkan erlangga yang masih belum konek dengan ucapan istrinya.
Beberapa detik ia mencerna ucapan istrinya seketika ia menggeleng cepat. "HWAAAA ERLINA AKU ENGGAK MAU"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Novela Juvenil"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...