20. tanda baik

901 23 2
                                    

Erlangga tidak ambil pusing dengan permasalahan Erlina dan angga. Karena. Ia sudah menanyakan kepada orang yang menurutnya pintar dalam bidang ini. Jika menikah dengan seseorang yang amnesia maka dinyatakan tidak sah.

Sedangkan angga ngotot kalau pernikahannya tetap sah, berpuluh-puluh kali ia mendatangi rumah erlangga dan erlina, untuk sekedar memberikan bukti jika pernikahan itu tatap sah. Tapi sayangnya erlangga menolak mentah-mentah, bahkan di setiap sudut gerbang rumahnya ia jaga dengan seekor anjing. Supaya angga dan yang lain tidak bisa masuk, hanya keluarga terdekatnya saja.

Bukan itu saja, erlangga juga menambah tinggi gerbangnya supaya lebih aman. Dua hari setelah kejadian itu, angga nekat menaiki gerbang rumah erlangga, dan untungnya tidak sampai lolos, karena seekor anjing mengigit celana angga.

Sedangkan erlina tidak mau ambil pusing, atau masalah, ia menurut perintah suaminya. sikap posesif dan overprotektif erlangga semakin bertambah berkali-kali lipat.

Bahkan ia tidak masuk kantor beberapa hari ini, ia serahkan kantornya ke orang percayaan ia dan papahnya, bukan semata-mata ia lepas tanggung jawab begitu saja.

Seperti sekarang ini ia mengontrol kantornya Lewat cctv, sambil mengawasi erlina yang sedang bermain dengan Khanza, keponakannya.

"Bang, enggak mau pulang gitu?" Tanya erlangga melirik bima yang asyik menonton televisi.

Bima menoleh ia menatap adiknya kesal "lo usir gue, tega, ya, lo, gue sama anak bini gue, kesini mau nemenin istri lo, asal lo tau" kesal bima.

Erlina dan cita geleng-geleng kepala, mereka berdua memang sering adu mulut, tapi mereka saling menyayangi, dan menjaga satu sama lain.

Erlangga tidak menyahut, melihat tatapan istrinya yang membuat ia takut. "Enggak peka banget, padahal gue mau berduaan sama istri gue" cicit Erlangga kesal.

Karena bosen erlangga merebahkan tubuhnya di samping erlina, paha erlina ia jadikan bantalan. "Sayang, enggak mau tidur siang?" Tanya erlangga menatap erlina dari bawah.

Erina menggeleng kecil. "Aku mau main saja sama Khanza" jawab Erlina mengelus rambut khanza gemas. Ingatannya kembali diwaktu ia bermain dengan jingga "jadi kangen jingga, dia pagi apa, ya?" Batin erlina.

Mau bagaimanapun jingga tidak bersalah dalam hal ini, yang ia benci angga dan keluarga angga, yang jelas-jelas ia tidak mengingat siapa dirinya, dan dengan teganya mereka menikahkan ia dengan angga.

Erlina berterimakasih atas kebaikan angga yang mau menolongnya dan merawatnya di rumah sakit, sewaktu ia koma. Tapi. Bukan berarti ia harus menikah dengan angga.

Erlangga menatap erlina yang diam menatap kosong Khanza "kamu kenapa sayang?" Tanya erlangga mengangetkan Erlina.

Erlina menggeleng "E-enggak" jawab erlina tersenyum tipis.

Bima bangun menatap anak dan istrinya "Pulang yuk, males di sini hawanya panas" sindir bima melirik sinis erlangga.

Citra mengangguk, langsung berpamitan dengan sang pemilik rumah. "Kakak pulang dulu, jaga kesehatan, jangan capek-capek, kalau suami kamu nakal bilang sama kakak, biar kakak yang hajar dia, hehe" kekeh citra.

Erlina mengangguk, mengatakan mereka berdua keluar rumah, diikuti erlangga yang membuntutinya. Ia menatap mobil yang dikendarai bima sudah keluar, matanya tidak sengaja melihat anak kecil yang berusaha naik ke gerbang. "J-jingga" kaget erlina melihat jingga yang terjatuh.

Tanpa ba-bi-bu ia berlari menuju gerbang, bisa ia lihat jelas kalau anjing berlari menghampiri jingga, mata erlina melotot melihat banyak luka di wajah jingga "astaga! Jingga kenapa kamu ada di sini?" Tanya erlina menatap jingga.

Jingga mendongak matanya berkaca-kaca "mamah, hwaaa" tangis jingga memeluk leher erlina erat, menangis sejadi-jadinya. "Mamah, jingga rindu, hiks" isak jingga.

Erlangga yang sedang menjawab telpon dari papahnya, kaget tidak mendapati istrinya. Menatap gerbang yang terbuka "lina, dia lagi ngapain?" Tanya erlangga pada dirinya sendiri.

Erlangga menghampiri erlina yang sedang berpelukan dengan jingga "sayang, kam....dia siapa?" Tanya erlangga kaget melihat jingga.

Erlina mengendong jingga yang masih menangis "dia jingga, anaknya kak angga" cicit erlina takut.

Seketika raut wajah erlangga berubah menjadi dingin, menatap jingga dengan tatapan tajam, yang semakin membuat jingga ketakutan "mau ngapain kamu kerumah saya?" Tanya erlangga menatap jingga.

"M-mamah" jawab jingga memeluk erlina takut-takut.

Dari kejauhan sebuah mobil mewah menghampiri mereka, angga dan wiwin turun dari mobil dengan raut wajah khawatir, dan panik. "Astaga jingga! Kenapa kamu ada disini, sayang?" Kaget Wiwin menatap jingga, yang masih di pelukan erlina.

Mereka langsung menoleh, melihat ada angga Erlangga menarik Erlina semakin mendekat, tersenyum tipis menatap angga yang menatap erlina dengan tatapan rindu. "Murahan sekali kalian, menjadikan umpan anak kecil ini, supaya kami berdua mau keluar rumah" ucap Erlangga geleng-geleng kepala.

Angga mengerutkan keningnya "maksud anda apa, saya kesini mencari anak saya, yang hilang beberapa jam lalu, bukan menjadikan jingga umpan, bahkan saya tidak memiliki kepikiran sampai sana" kesal angga menatap tajam erlangga.

Erlangga menurunkan paksa jingga dari gendongan istrinya. "Kalau begitu bawa anak anda, dan pastikan anak anda tidak datang ke rumah saya, termaksud anda" ucap erlangga.

Wiwin menatap erlangga "kau sangat angkuh, wajar saja jingga menemui erlina, karena dia ibu sambungnya" marah wiwin.

Erlangga menatap wiwin mengejek "Ibu sambung, Anda bilang?, Jangan asal bicara, lina istri saya tidak memiliki anak, ah, lebih tepatnya belum memiliki anak" ralat nya.

"Saya juga suaminya erlina, asal anda tau" marah angga ia maju menatap erlangga tajam "kau jangan menyangkal, tuan erlangga" lanjut angga menatap erlina lembut "kamu, mengakui jingga anak kamu, kan?" Tanya angga.

Melihat istrinya di tatap pria lain, erlangga langsung menyembunyikan Erlina di belakang tubuhnya "jangan tatap istri saya, kau tidak memiliki hak itu" bentak erlangga.

Datang seseorang menghampiri mereka "kalian merebutkan wanita yang jelas-jelas, tidak mencintai kalian berdua" ucap seseorang tersenyum manis saat matanya menatap mata Erlina yang kaget.

"W-wisnu" cicit erlina kaget.

Wisnu mengangguk kecil, ia kembali menatap angga, dan erlangga. "Sadar, kalian itu tidak diharapkan erlina, dia cintanya sama saya" lanjutnya.

Erlina menggeleng "enggak, aku udah enggak cinta sama kamu, nu, dan sekarang aku cinta sama mas erlan" bantah erlina.

Wisnu menatap erlina "mau mengelak? Hmm, saya bisa melihat jelas kalau kamu masih mencintai saya" kekeuh wisnu.

Erlangga menatap tajam, angga dan wisnu. "Sudah jelas, kan?, Kalau Erlina tidak mencintai kalian, termasuk anda" erlangga menunjukan wisnu.

Wisnu terkekeh sinis "buktinya?, Saya memerlukan bukti" pinta wisnu.

Erlina mengangguk kecil, menarik erlangga agar menghadapnya, ia langsung mencium bibir erlangga, yang sontak membuat mereka kaget termasuk erlangga, tapi setelah beberapa detik erlangga tersenyum tipis, ia membalas ciuman erlina, memperdalam ciumannya, sambil mengusap rambut panjang erlina.

Tidak lama Erlina menyudahi dengan napas yang tidak teratur ia menatap Wisnu, dan angga. "Jelas?, Jangan ganggu rumah tangga aku lagi, aku udah bahagia sama mas erlan" bentak erlina menatap tajam wisnu "hati tidak bisa bohong, Nu, aku masih mencintaimu, tapi aku tidak mau semakin merasa bersalah" lanjut erlina dalam hati.

Erlangga tersenyum manis ia membopong tubuh mungil istrinya "sudah jelas, kan?, Kalau begitu saya dan istri saya masuk dulu, kita mau lanjutin" ucap erlangga, gerbang tertutup otomatis.

Mereka masih syok, termasuk wisnu. Setelah beberapa menit diam Wisnu langsung masuk rumahnya, ia yakin kalau erlina masih mencintainya.

***

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang